Hugo Lloris Berpeluang Besar Rebut Sarung Tangan Emas
Oleh
ADRIAN FAJRIANSYAH
·4 menit baca
MOSKWA, MINGGU — Selain perebutan gelar sebagai juara Piala Dunia, final kejuaraan sepak bola terbesar di dunia itu pun akan menyajikan persaingan seru dalam perebutan sejumlah gelar individual. Salah satunya adalah gelar kiper terbaik atau Sarung Tangan Emas.
Melihat tren peraih penghargaan itu di tiga Piala Dunia sebelumnya, peraihnya selalu kiper yang bermain di final dan memiliki rekor tak kebobolan tertinggi. Dengan itu, kiper Perancis Hugo Lloris yang paling berpeluang besar menjadi penjaga gawang terbaik kali ini.
Penghargaan kiper terbaik di Piala Dunia mulai diberikan pada Piala Dunia Amerika Serikat 1994. Saat itu, penghargaan tersebut bernama Yashin Award, mengambil nama belakang kiper legendaris asal Uni Soviet yang pernah menggemparkan di Piala Dunia, Lev Yashin.
Ketika itu, kiper Belgia Michel Preud’homme menjadi kiper perdana yang meraih penghargaan prestisius insan kiper Piala Dunia tersebut. Penghargaan itu diberikan karena penampilan mengesankannya, walaupun timnya, Belgia, hanya sampai babak 16 besar.
Setelah itu, penghargaan selalu diberikan kepada kiper-kiper yang timnya sampai ke final Piala Dunia. Pada tiga gelaran Piala Dunia terakhir, penghargaan itu selalu jatuh di tangan kiper yang timnya menjadi juara.
Pada Piala Dunia Jerman 2006, kiper Italia Gianluigi Buffon dinobatkan sebagai peraih Yashin Award. Ketika itu, Buffon menjadi elemen penting yang turut mengantarkan Italia meraih gelar Piala Dunianya yang keempat.
Demikian dua Piala Dunia selanjutnya, penghargaan yang kemudian berganti nama menjadi "Golden Glove Award" itu pun selalu jatuh pada kiper tim juara dunia. Iker Casillas menjadi kiper terbaik setelah memastikan Spanyol juara Piala Dunia Afrika Selatan 2010. Adapun Manuel Neuer jadi yang terbaik setelah membawa Jerman juara Piala Dunia Brasil 2014.
Selain karena faktor membawa juara timnya, secara statistik, ketiga kiper itu memang terbukti menjadi yang terbaik di antara kiper lain yang berpartisipasi di Piala Dunia edisi terkait. Dua belas tahun lalu, Buffon mencatatkan diri sebagai kiper dengan rekor tak kebobolan terbanyak di turnamen, yakni lima kali tak kebobolan (ketika lawan Ghana, Republik Ceko, Australia, Ukraina, dan Jerman).
Pun demikian Casillas, berhasil mengamankan gawangnya tanpa kebobolan di lima laga (ketika lawan Honduras, Portugal, Paraguay, Jerman, dan Belanda). Itu juga rekor tanpa kebobolan terbanyak di Piala Dunia 2010.
Sedangkan Neur tak kebobolan di empat laga (ketika lawan Portugal, Amerika Serikat, Perancis, dan Argentina). Di Piala Dunia 2014 itu, Neur bersanding dengan kiper Belanda Jasper Cillessen dan kiper Argentina Sergio Romero sebagai kiper dengan rekor tak kebobolan terbanyak sepanjang kejuaraan.
Di Piala Dunia kali ini, Lloris adalah kiper dengan rekor tanpa kebobolan terbanyak yang masih bermain di final, yakni tiga kali tanpa kebobolan (ketika lawan Peru, Uruguay, dan Belgia). Sementara itu, empat kiper yang punya rekor sama sudah gugur lebih dahulu, yakni kiper Belgia Thibaut Courtois yang merebut peringkat ketiga, kiper Brasil Alisson Becker yang terhenti di perempat final, kiper Uruguay Fernando Muslera terhenti di perempat final, dan kiper Swedia Robin Olsen yang juga terhenti di perempat final.
Adapun kiper Kroasia Danijel Subasic hanya dua kali tanpa kebobolan. Ia melakukan itu ketika lawan Nigeria dan Argentina. Atas dasar itu, kuat dugaan penghargaan kiper tebaik kali ini akan jatuh di tangan Lloris.
Apalagi, dari penyisihan grup hingga semifinal Piala Dunia edisi ke-21 ini, Lloris selalu bermain dengan grafik stabil. Ia bermain di lima dari enam laga. Ia hanya sekali absen ketika laga terakhir penyisihan grup yang tak menentukan, yakni antara Perancis lawan Denmark.
“Ini sungguh sangat menenangkan memiliki pemain seperti dia (Lloris) di belakang kami (para bek). Kita semua tahu kualitasnya, dia punya kepercayaan diri dan konsistensi,” ujar bek Perancis Raphael Verane dikutip Soccerway pada Minggu (8/7/2018) pasca laga Perancis lawan Uruguay.
Dari lima kali penampilan tersebut sedikitnya ia membuat 11 kali penyelamatan dengan rata-rata rasio penyelamatan 73,3 persen. Tentu, bila kiper setinggi 188 sentimeter (cm) yang kini bermain di klub Inggris Tottenham Hotspur itu bisa tak kebobolan dan membawa timnya juara, ia tak akan terbendung menjadi yang terbaik di turnamen kali ini.
“Dia bermain sangat baik dan memiliki peran krusial di tim ini,” tegas pelatih Perancis Didier Deschamps.