JAKARTA, KOMPAS - Dihadapkan pada dua momen besar, Kejuaraan Dunia Bulu Tangkis dan Asian Games, dalam waktu sekitar sebulan mendatang, atlet ganda putra, Marcus Fernaldi Gideon, harus membagi fokus. Berharap bisa menjuarai keduanya, Marcus akan memfokuskan pikiran dan tenaga pada Kejuaraan Dunia yang digelar lebih dulu.
Kejuaraan Dunia Bulu Tangkis 2018 akan digelar di Nanjing, China, 30 Juli-5 Agustus. Dua pekan kemudian, duet Kevin Sanjaya Sukamuljo/Marcus akan tampil di hadapan publik sendiri dalam Asian Games Jakarta-Palembang. Cabang bulu tangkis (nomor beregu dan individu) akan digelar di Jakarta, 19-28 Agustus.
Pelatih dan PBSI menargetkan juara dari dua kejuaraan itu, tetapi saya akan fokus pada Kejuaraan Dunia yang diselenggarakan lebih dulu
Dengan status sebagai ganda putra nomor satu dunia, Kevin/Marcus pun menjadi andalan untuk menjadi juara pada dua momen besar itu. Ini menjadi kesempatan pertama mereka untuk tampil di Asian Games dan yang kedua dalam Kejuaraan Dunia.
“Pelatih dan PBSI menargetkan juara dari dua kejuaraan itu, tetapi saya akan fokus pada Kejuaraan Dunia yang diselenggarakan lebih dulu,” ujar Marcus, usai berlatih di pelatnas Cipayung, Jakarta, Jumat (13/7/2018).
Pada Kejuaraan Dunia 2017 di Glasgow, Skotlandia, Kevin/Marcus yang difavoritkan juara setelah menjuarai tiga turnamen, termasuk All England, terhenti di perempat final. Mereka kalah dari Chai Biao/Hong Wei (China).
Tahun ini, Kevin/Marcus ditempatkan sebagai unggulan pertama. Mereka menjadi salah satu dari empat wakil Indonesia pada ganda putra, selain dari Fajar Alfian/Muhammad Rian Ardianto, Berry Angriawan/Hardianto, dan Wahyu Nayaka/Ade Yusuf.
Walau hanya berselisih dua pekan dengan Asian Games, Marcus mengatakan, tak ada perbedaan persiapan dibandingkan dengan turnamen lainnya, termasuk fisik. “Latihan fisik sudah rutin dilakukan saat latihan. Jadi, pas pertandingan sudah terbiasa meski waktunya berdekatan,” kata Marcus.
Meski demikian, dia dan Kevin harus menjaga diri agar tak cedera, termasuk saat latihan. Untuk menjaga kondisi tersebut, mereka tak tampil dalam turnamen apapun di antara Indonesia Terbuka dan Kejuaraan Dunia.
Ini berbeda dengan yang akan dilakukan ganda campuran, Tontowi Ahmad/Liliyana Natsir. Difokuskan untuk meraih medali emas Asian Games, mereka absen dalam Kejuaraan Dunia. Namun, Owi/Butet, panggilan mereka, akan tampil dalam Singapura Terbuka, 17-22 Juli.
Ini dilakukan agar Owi/Butet bisa memperoleh pengganti dari 12.000 poin yang akan hilang karena tak tampil untuk mempertahankan gelar juara dunia. Dengan tampil pada Singapura Terbuka, yang tak diikuti pada 2017, mereka memiliki peluang mendapat 9.200 poin jika juara.
Pindah ke Jaya Raya
Sementara, Marcus memastikan kepindahannya dari PB Tangkas Intiland ke PB Jaya Raya. “Saya resmi bergabung dengan Jaya Raya sejak selesai Malaysia Terbuka, sekitar dua pekan lalu. Saya memilih Jaya Raya karena sebelumnya punya keterikatan dengan mereka. Saya pernah dibantu waktu keluar dari pelatnas,” tutur Marcus.
Mulai bergabung dengan pelatnas pada 2010, dia keluar pada 2013 karena masalah pengiriman pemain ke turnamen internasional. Saat itulah, Marcus berpasangan dengan pemain Jaya Raya, Markis Kido, dan bermain dalam berbagai turnamen internasional. Mereka, bahkan, menjuarai Super Series Perancis Terbuka 2013.
Bergabungnya Marcus dinilai oleh PB Jaya Raya sebagai figur yang bisa menjadi contoh bagi pemain-pemain muda, seperti pemain senior lainnya, Hendra Setiawan.