Wajah Baru Lapangan Banteng
Lapangan Banteng yang berlokasi di Sawah Besar, Jakarta Pusat, telah berubah. Dahulu terlihat tak terawat, kini berubah menjadi taman yang indah dan nyaman untuk berolahraga.
Pada uji coba yang dilaksanakan hari Rabu (11/7/2018), sebuah air mancur menari dengan iringan musik lagu budaya dan nasional dari Indonesia tampak menghibur pengunjung. Tata cahaya yang gemerlap dengan perpaduan visual efek hologram menambah semarak keindahan air mancur menari tersebut.
Revitalisasi kompleks Lapangan Banteng terbagi menjadi tiga zona, yaitu utama, olahraga, dan taman. Kepala Seksi Perencanaan Pertamanan Dinas Kehutanan DKI Jakarta Hendrianto menjelaskan, fokus revitalisasi tertuju pada zona utama yang terdapat Monumen Pembebasan Irian Barat. Zona ini diperkuat dengan bangunan berbentuk setengah lingkaran yang berfungsi sebagai amfiteater.
”Air mancur menari diletakkan di antara amfiteater dan monumen agar masyarakat dapat menikmati hiburan sambil mengenang perjuangan pembebasan Irian Barat,” ujar Hendrianto saat ditemui secara terpisah.
Ia menambahkan, area sekitar kolam air mancur menari tersebut juga akan difungsikan untuk berbagai kegiatan kesenian dan kebudayaan.
Di belakang monumen terdapat Bangunan Bendera sebagai penunjang linear yang mempertegas keberadaan monumen. Selain untuk meletakkan bendera pada acara kenegaraan, juga terdapat hiasan teks inspiratif dari tokoh-tokoh nasional dan relief perjuangan kemerdekaan Indonesia.
Di area ini terdapat toilet dan kamar mandi sehingga pengunjung yang ingin berolahraga tidak akan kebingungan mencari tempat ganti baju. Selain itu, ada mushala dan kawasan untuk makan.
Zona olahraga dan taman dibangun di sekitar zona utama. Kedua zona tersebut akan terbuka selama 24 jam bagi pengunjung. Pengunjung dapat berlari di lintasan lari yang dibuat mengelilingi taman. Di salah satu sudut taman juga terdapat area bermain untuk anak-anak.
Kepala Bidang Pertamanan Dinas Kehutanan DKI Jakarta Nuraida Lievayanti mengatakan, revitalisasi kompleks Lapangan Banteng menghabiskan dana sekitar Rp 80 miliar. Biaya tersebut berasal dari dana tanggung jawab sosial perusahaan serta dana kompensasi koefisien lantai bangunan pihak swasta.
Revitalisasi ini diarsiteki oleh Yori Antar sesuai dengan konsep yang diusung arsitek pertama Lapangan Banteng, yaitu Frederich Silaban. Melalui berbagai proses sidang yang diketuai Tim Sidang Pemugaran Pemerintah Provinsi DKI Jakarta, mereka memperkuat kedua sumbu timur barat dan utara selatan ditambah dengan keberadaan delapan titik bukaan.
Revitalisasi ketiga zona ini telah memasuki tahap akhir dan akan diresmikan pada 25 Juli 2018. Penentuan tanggal ini menuai protes dari penyewa Pameran Flora dan Fauna 2018 karena berdekatan dengan persiapan acara yang akan diselenggarakan pada 10 Agustus 2018 tersebut. Pameran Flora dan Fauna 2018 akan menjadi acara pertama yang menggunakan seluruh area kompleks Lapangan Banteng pascarevitalisasi.
Kenyamanan pengunjung
Sejumlah pengunjung tampak antusias dengan revitalisasi kompleks Lapangan Banteng, khususnya penggemar olahraga lari. Mereka menikmati lintasan lari yang berbahan baku semen sehingga tidak mudah membuat sepatu rusak. Pada malam hari, lintasan tersebut terlihat lebih artistik dengan hiasan pancaran sinar lampu tembak yang dipasang di antara pepohonan.
Rizky (32) dan Reska (22), pengunjung, menuturkan, kompleks Lapangan Banteng dapat menjadi alternatif tempat baru olahraga lari pada malam hari selain di Gelora Bung Karno, Senayan, Jakarta Pusat, dan Gelanggang Mahasiswa Soemantri Brodjonegoro, Kuningan, Jakarta Selatan. ”Di sini lebih sejuk karena banyak tanaman dan hiburan kolam air mancur menari,” ucap Reska.
Antusiasme juga ditunjukkan oleh anak-anak. Mereka berlari-lari di sekitar taman dan kolam air mancur. Ruang terbuka hijau (RTH) yang luas membuat mereka dapat leluasa bermain dengan teman-temannya. Beberapa anak-anak memanfaatkan fasilitas permainan yang disediakan, seperti perosotan dan ayunan.
Salah satu anak, Putra Alam (8), terlihat bersemangat. Dengan didampingi ayahnya, Purwanto (42), warga Pademangan, Jakarta Utara, Putra berlari-lari di sekitar taman. Ia pun antusias melihat pertunjukan air mancur menari. Putra juga tertarik melihat relief perjuangan kemerdekaan Indonesia yang terdapat di tembok Bangunan Bendera.
Purwanto menuturkan, adanya RTH di Jakarta dapat membuat anak semakin aktif. Mereka dapat bermain dengan leluasa dan bersosialisasi dengan teman-temannya.
Bagi penggemar fotografi, kompleks Lapangan Banteng dapat menjadi salah satu obyek foto yang menarik untuk dieksplorasi. Salah satu penggemar fotografi aerial, Rahman (34), menuturkan, terdapat perubahan yang sangat signifikan di kompleks Lapangan Banteng. ”Dulu jelek dan terkesan tidak terawat, sekarang lebih tertata dan menarik untuk difoto dari udara,” katanya.
Masukan
Beberapa pengunjung masih mengeluhkan pencahayaan yang kurang di beberapa sudut taman. Hal tersebut dapat menimbulkan kekhawatiran untuk beraktivitas di sekitar lokasi tersebut, khususnya di area bermain anak-anak.
Mereka juga mengeluhkan kurangnya lahan parkir. Pengunjung masih memarkir kendaraan di pinggir jalan sehingga dapat mengganggu lalu lintas.
Untuk dapat memperindah zona utama, Rahman mengusulkan agar diberikan tambahan cahaya lampu warna-warni sehingga dapat menambah daya tarik pengunjung. Sementara itu, salah satu penggemar foto pemandangan, Rahma (28), mengusulkan agar air mancur menari dapat dinyalakan pada sore hari jelang matahari terbenam sehingga latar belakang langitnya lebih menarik.
Perawatan
Revitalisasi kompleks Lapangan Banteng dapat menjadi salah satu contoh perbaikan RTH di Jakarta. Oleh karena itu, perawatan dan usaha bersama-sama menjaga kelestarian lingkungan dibutuhkan.
Salah satu bahaya yang mengancam kerusakan RTH ialah vandalisme dan perusakan lingkungan. Nuraida berharap, pengunjung dapat menjaga kebersihan dan kelestarian lingkungan di Lapangan Banteng.
Beberapa papan peringatan larangan perusakan akan dipasang di beberapa sudut taman. Meskipun demikian, kesadaran rasa memiliki dari pengunjung sangat dibutuhkan untuk menjaga kelestarian kompleks Lapangan Banteng yang memiliki nilai sejarah dan menjadi RTH bagi warga DKI Jakarta.