NANJING, KOMPAS — Eksportir Indonesia dan importir China telah menandatangani kontrak pembelian produk kelapa sawit dan turunannya senilai 726 juta dollar Amerika Serikat untuk setahun ke depan, Rabu (11/7/2018), di Nanjing, China.
”Indonesia sebagai produsen kelapa sawit terbesar dunia saat ini terus memberikan dampak yang signifikan bagi pertumbuhan ekonomi Indonesia,” kata Duta Besar Republik Indonesia untuk China Djauhari Oratmangun saat berbicara pada seminar The China-Indonesia Palm Oil Trade and Promotion di Nanjing.
”Kebutuhan dan permintaan kelapa sawit yang semakin meningkat dari China dapat dipenuhi Indonesia. Dengan demikian, pengusaha China dapat memercayai kemampuan akan kualitas dan kuantitas produk kelapa sawit Indonesia dan turunannya,” kata Djauhari.
Seminar tersebut diselenggarakan oleh China Chamber of Commerce of Import and Export of Foodstuffs, Native, Produce, and Animal by Products (CFNA) bekerja sama dengan Ministry of Commerce People’s Republic of China dan KBRI Beijing.
Menurut rilis KBRI Beijing yang diterima Kompas, Kamis (12/7/2018) pagi, seminar ini merupakan tindak lanjut dari pertemuan bilateral antara Presiden Joko Widodo dan Perdana Menteri Li Keqiang pada 7 Mei 2018 di Istana Bogor, Jawa Barat. Lebih khusus terkait dengan rencana pembelian minimal 500.000 ton kelapa sawit Indonesia oleh China.
President CFNA Bian Zhen Hu menyampaikan, promosi mengenai produk kelapa sawit harus tetap dipertahankan agar produk itu memiliki reputasi yang baik dan dikenal oleh seluruh lapisan masyarakat di China.
CFNA bersedia untuk menjembatani para pengusaha kedua belah pihak untuk meningkatkan hubungan perdagangan kelapa sawit.
Pada kesempatan lain, Director General of Department of Asian Affairs, Ministry of Commerce People’s Republic of China Peng Gang menjelaskan, perdagangan Indonesia dengan China terus mengalami peningkatan. China pun akan terus membuka pasar mereka selebar-lebarnya kepada Indonesia dan dunia, bukan menutup pasar mereka dari produk impor.
Permintaan kelapa sawit Indonesia di China terus meningkat. Impor kelapa sawit Indonesia oleh China pada 2017 mencapai 2,21 miliar dollar AS, sedangkan impor tahun 2016 adalah 1,67 miliar dollar. Fakta ini menempatkan Indonesia sebagai importir nomor satu bagi China.
Diyakini nilai tersebut berpeluang untuk terus meningkat mengingat kondisi permintaan industri dan masyarakat China akan kelapa sawit dan produk turunannya yang terus bertumbuh.
Pada akhir seminar, diadakan sesi penandatanganan kontrak pembelian kelapa sawit Indonesia oleh perusahaan China.
Djauhari dan Peng Gang mengumumkan hasil dari penandatanganan kontrak pembelian tersebut secara bersama-sama dalam bahasa Mandarin, Indonesia, dan Inggris. Total kontrak pembelian produk kelapa sawit dan turunannya yang ditandatangani adalah 1,21 juta ton atau setara dengan 726 juta dollar AS.
Kontrak pembelian ini dilakukan oleh beberapa perusahaan Indonesia dan China, seperti PT Wilmar Nabati Indonesia, Cofco China, serta Yihai and Kerry Investment Co Ltd. Sekitar 1 juta ton hasil dari kontrak pembelian kelapa sawit dan turunannya ini berasal dari perkebunan sawit di Sumatera.