MOSKWA, KAMIS – Tim nasional Kroasia yang berjuluk "Lidah Api" membumihanguskan mimpi Inggris memulangkan trofi utama sepak bola ke kampung halaman dengan kemenangan 2-1 di semifinal Piala Dunia 2018, Kamis (12/7/2018) dini hari WIB. Stadion Luzhniki di Moskwa, Rusia, menjadi saksi sejarah bagi Kroasia yang untuk pertama kalinya akan menginjakkan kaki di partai final Piala Dunia.
Kroasia pun berpeluang mencetak sejarah yang lebih besar lagi jika di final pada 15 Juli malam pukul 22.00 WIB dapat menaklukkan Perancis. Jika itu terjadi, Kroasia akan menjadi juara baru Piala Dunia sekaligus negara ke-9 yang bisa merengkuh trofi tertinggi sepak bola tersebut.
Pada laga melawan Inggris, Kroasia terlebih dahulu tertinggal lewat tendangan bebas Kieran Trippier saat pertandingan baru berjalan lima menit. Namun, Kroasia bangkit dan mampu membalas lewat gol gelandang Ivan Perisic pada menit ke-68.
Skor 1-1 bertahan sampai laga melewati waktu normal 2 x 45 menit. Pertandingan pun harus berlanjut ke babak perpanjangan waktu 2 x 15 menit. Kemenangan Kroasia terwujud oleh gol penyerang Mario Mandzukic pada menit ke-109.
Kroasia adalah satu-satunya tim yang mencapai final di Piala Dunia 2018 yang harus menyelesaikan laga minimal dengan perpanjangan waktu. Di perdelapan final, Kroasia menang 3-2 (1-1) atas Denmark lewat adu penalti. Berikutnya, pada perempat final, Kroasia harus melewati sabung tendangan 12 pas untuk meraih kemenangan 4-3 (1-1) atas tuan rumah Rusia.
Pelatih Kroasia Zlatko Dalic mengatakan, kemenangan itu layak diraih oleh tim asuhannya. “Kami tidak pantang bermimpi. Kami akan lebih memberanikan diri untuk laga pamungkas,” katanya.
Pada laga itu, Dalic kembali memakai formasi 4-2-3-1 yang telah dipertahankannya sejak awal turnamen. Dengan formasi itu, Kroasia menghantam Nigeria 2-0, Argentina 3-0, dan Eslandia 2-1 di Grup D. Di fase gugur, Denmark, Rusia, dan Inggris sukses dilewati tanpa perubahan fondasi strategi.
Perisic menambahkan, kemenangan itu amat penting bagi negerinya yang kecil dan berpopulasi hanya 4 juta jiwa. Mereka memang terlambat di awal laga sehingga dipukul dengan gol cepat Inggris, tetapi Kroasia tetap berusaha dan tidak menyerah. “Itulah karakter kami, seperti di dua laga sebelumnya (melawan Rusia dan Denmark) di fase gugur,” katanya.
Dengan menghadapi Perancis di final, capaian di turnamen tahun ini sudah setingkat lebih baik daripada prestasi dua dekade silam saat menjadi debutan selepas merdeka dari Yugoslavia. Pada Piala Dunia 1998 di Perancis, Kroasia menjadi urutan ketiga. Di semifinal, mereka kalah 1-2 dari Perancis. Tuan rumah kemudian mengangkat trofi pertama dengan kemenangan 3-0 atas Brasil.
“Saat itu, saya masih amat kecil, sedang berada di Omis, kampung halaman. Saya menonton laga itu, memakai kostum Kroasia dan bermimpi suatu saat bisa bermain untuk negara ini. Hari ini saya mencetak satu gol penting untuk mengantar negara ini ke final,” kata Perisic dengan kebanggaan.
Jika memenangi gelar nanti, Kroasia menggenapi siklus 20 tahun munculnya juara baru Piala Dunia. Pada edisi 1958 di Swedia, Brasil menjadi juara untuk pertama kalinya. Di edisi 1978 di Argentina, tuan rumah menjadi juara baru. Terakhir, tentu saja, edisi 1998 kembali melahirkan Perancis sebagai juara baru.
Masalahnya, Perancis jelas tidak akan sudi jika tak memenangi Piala Dunia kali ini. Dua tahun lalu, mereka amat terluka karena kehilangan gelar Piala Eropa 2016. Kala itu, di partai final, tuan rumah Perancis dipecundangi Portugal.
Sementara itu, Pelatih Inggris Gareth Southgate mengatakan, lawan bermain lebih baik. “Kami kehilangan karakter setelah unggul,” katanya. Kroasia dinilai layak maju ke final dengan kemenangan segalanya atas Inggris.
Kroasia lebih dominan dalam menguasai bola, menciptakan peluang dan tendangan akurat, jumlah operan, hingga akurasi operan. Kroasia juga terlihat bermental baja dan berjuang tak kenal lelah.
“Mereka lebih layak maju (ke final),” tulis mantan penyerang Inggris Gary Lineker di akun Twitter dan dikutip laman FIFA. Hal senada diamini oleh mantan bek timnas Inggris, Jamie Carragher.
“Kemenangan yang luar biasa oleh Kroasia,” tulis mantan penyerang timnas Belanda Patrick Kluivert.
Sementara itu, aku resmi timnas Perancis menuliskan, “Lawan di final sudah ditentukan.” (AFP/REUTERS)