Tali Kemudi Putus, Kapal Nyaris Karam Lagi di Danau Toba
Oleh
Nikson Sinaga
·3 menit baca
SAMOSIR, KOMPAS – Kapal Motor Roma Parsaulian hampir tenggelam setelah putus kemudi di Danau Toba saat berlayar dari Pelabuhan Nainggolan, Kabupaten Samosir, menuju Pelabuhan Ajibata, Kabupaten Simalungun, Sumatera Utara, Selasa (10/7/2018). Beruntung, sebanyak 64 penumpang selamat setelah KM Roma ditarik kapal lain ke tepi danau terdekat sejauh tiga mil.
Koordinator Pos Siaga SAR Danau Toba Torang Hutahaean mengatakan, peristiwa putus kemudi tersebut sangat berbahaya karena membuat kapal tidak bisa dikendalikan dan terombang ambing di tengah danau. Peristiwa putus kemudi diduga menjadi penyebab KM Sinar Bangun yang membawa 188 penumpang tenggelam, 18 Juni lalu.
Torang menuturkan, KM Roma berangkat dari Pelabuhan Nainggolan yang berada di sisi selatan Pulau Samosir sekitar pukul 08.00. Kapal sudah berlayar lebih dari dua jam menuju Pelabuhan Ajibata yang berada di sisi timur Danau Toba di daratan Sumatera. Pelayaran Nainggolan – Ajibata biasanya ditempuh selama sekitar tiga jam.
Saat berada di perairan sekitar Kabupaten Toba Samosir, angin kencang dan ombak tinggi menghantam KM Roma yang merupakan kapal kayu dua dek tersebut. Angin kencang itu diduga membuat tali kemudi kapal putus. Meskipun mesinnya hidup, kapal tidak bisa dipacu karena nakhoda tidak bisa mengendalikan haluan kapal.
Torang mengatakan, sekitar pukul 11.00, mereka mendapat informasi dari warga yang melapor langsung ke Kantor Siaga SAR Danau Toba di Ajibata. Informasi awal yang mereka terima ada sekitar 100 orang penumpang di KM Roma. Petugas SAR pun langsung memacu Kapal SAR 412 ke lokasi kapal yang berada sekitar 6-8 mil dari Pos SAR Danau Toba. Mereka juga meminta kapal-kapal yang berada di sekitar Ajibata untuk ikut melakukan pertolongan.
Setelah berhasil mendekati KM Roma, mereka langsung mengikat kapal tersebut dan menariknya dengan kapal milik PT Aquafarm Nusantara ke tepi danau terdekat sekitar tiga mil yakni Pantai Horsik, di Kabupaten Toba Samosir. “Seluruh penumpang dan kru di dalam kapal selamat,” kata Torang.
Pengawasan belum maksimal
Bupati Samosir Rapidin Simbolon mengatakan, pemerintah sedang menata ulang pelayaran Danau Toba untuk memperbaiki aspek keselamatan dalam rangka mengevaluasi tragedi tenggelamnya KM Sinar Bangun, Juni lalu. Hingga kini, 164 penumpang masih hilang dalam tragedi KM Sinar Bangun, 21 selamat, dan tiga tewas. Rapidin menyatakan, peristiwa putus kemudi KM Roma itu juga akan menjadi bahan evaluasi mereka.
Menurut Rapidin, putus kemudi kapal tersebut diduga terjadi karena kapal dihantam gelombang tinggi dan angin kencang. “Saat berangkat dari Samosir, cuaca masih bagus sehingga kapal diizinkan berlayar,” katanya.
Rapidin mengatakan, hingga saat ini, pembagian tanggung jawab pengawasan antara pemerintah kabupaten, provinsi, dan pusat belum jelas. Ini membuat pengawasan di pelabuhan belum berjalan maksimal. Pemeriksaan kelaikan kapal baru dilakukan tim ad hoc Kementerian Perhubungan. “Pemerintah Provinsi (Sumut) belum melakukan tindakan konkrit memperbaiki manajemen pengawasan kapal di Danau Toba,” kata Rapidin.
Kepala Bidang Lalu-Lintas Dinas Perhubungan Pemerintah Provinsi Sumut Darwin Purba mengatakan, pihaknya bersama Kementerian Perhubungan telah memeriksa kelaikan kapal (ramp check) terhadap 60 persen kapal dari total sekitar 400 kapal yang beroperasi di Danau Toba. Namun, menurut Darwin, pemeriksaan tali kemudi yang pada umumnya terbuat dari rantai besi dilakukan hanya dengan pengamatan visual.
Darwin mengatakan, kendala pengawasan di pelabuhan hingga saat ini adalah terbatasnya personil dan anggaran. Kementerian Perhubungan pun masih menyusun pembagian tanggung jawab antara pusat, provinsi, dan kabupaten.