Tewasnya Sopir Truk Belum Dipastikan Akibat Peluru Nyasar
Oleh
ADHI KUSUMAPUTRA
·2 menit baca
JAKARTA, KOMPAS --Kepala Bidang Humas Polda Metro Jaya, Komisaris Besar Polisi Argo Yuwono menegaskan, meninggalnya Marthen Lay Rago Melolo, warga Tapos, Depok, Jawa Barat belum dapat dipastikan akibat peluru nyasar.
“Belum dapat disimpulkan itu (akibat) peluru nyasar. Kami masih menunggu hasil laboratorium forensik dari Rumah Sakit Polri Kramat Jati,” ucapnya kepada wartawan, Selasa (10/7/2018) sore.
Argo Yuwono mengatakan, dari hasil pemeriksaan sementara, ditemukan benda yang bentuknya seperti logam di bagian kepala sebelah kanan korban. Kasus tersebut saat ini masih dalam tahap penyelidikan Polres Metro Jakarta Selatan.
Menurut Argo, Marthen Lay Rago Melolo mengalami luka pada bagian kiri kepala. Marthen adalah sopir truk Fuso bernomor polisi B 9849 U yang saat itu sedang membawa muatan bangku bioskop pada Senin 9 Juli 2018.
Dari keterangan yang diperoleh dari salah satu saksi yang saat itu bersama korban, kata Argo, diketahui korban berangkat dari kantor PT. Yureka, Jakarta Timur. Setelah itu, korban menjemput saksi di Jalan Baru Kampung Rambutan.
“Kemudian ketika tiba di lampu merah Pasar Rebo korban meminta saksi untuk bertukar posisi. Dari pengakuan saksi katanya dia mau minum kopi,” tuturnya.
Kombes Pol Argo Yuwono, menambahkan saksi yang bernama Azim, mendengar suara letusan kecil saat melintas di Jalan Tol Jakarta Outer Ring Road (JORR) arah ke Lebak Bulus Cilandak, Jakarta Selatan. Beberapa saat kemudian, korban terjatuh ke arah kanan dan kepala bagian kiri korban mengeluarkan darah.
Percikan besi
Secara terpisah, Kepala Satuan Reserse Kriminal Kepolian Resor Metro Jakarta Selatan Ajun Komisaris Besar Stefanus Tamuntuan mengatakan tewasnya Marthen bisa disebabkan oleh percikan besi karena di sekitar lokasi merupakan tempat terbuka. Ia menuturkan di tempat itu sementara ada pengerjaan proyek.
“Belum bisa kita pastikan. Tunggu saja hasil pemeriksaan forensik. Ada kemungkinan terkena serpihan besi, karena di situ ada proyek pembangunan,” jelasnya.
Berulang
Data Pusat Informasi Kompas menunjukkan kasus peluru nyasar yang menimpa warga sudah terjadi berulang kali. Misalnya, dalam pemberitaan Kompas (4/10/10) seorang remaja yang bernama Satria Indra Lesmana (14) terkena peluru nyasar di Jalan ponorogo, Clincing, Jakarta Utara. Namun dalam kejadian itu, Indra hanya menderita luka-luka.
Kasus terakhir di Jakarta terjadi pada 19 April 2014 di jembatan Kanal Timur, tak jauh dari stasiun Cakung Jakarta Timur. Korban dalam peristiwa itu, menimpa Roy Matroji (40). Roy saat itu sedang menikmati kopi di sebuah kedai di jembatan Kanal Timur (Kompas, 21/8/2014). (STEFANUS ATO)