Pesanan Kamar Melonjak
JAKARTA, KOMPAS — Asian Games 2018 menggairahkan bisnis perhotelan sejalan dengan meningkatnya permintaan penyewaan kamar. Peningkatan pesanan ini memicu peningkatan tarif kamar per malam. Sebagian kalangan mengharapkan tren positif ini semakin menguatkan perekonomian nasional.
Pengelola Holiday Inn Jakarta Kemayoran di Sunter, Jakarta Utara, meyakini tingkat hunian sebelum dan selama penyelenggaraan Asian Games dapat menyentuh angka 100 persen.
”Tiga hari sebelum Asian Games sampai tanggal 3 September, kami perkirakan tingkat hunian 100 persen,” ujar Direktur Penjualan Holiday Inn Jakarta Kemayoran Fahmi Boer, Senin (9/7/2018), di Jakarta.
Saat ini, Fahmi bisa memastikan 80 persen kamar terisi pada 15 Agustus-3 September nanti karena sudah mendapat uang muka dari para penyewa. Pengelola tinggal memikat calon tamu guna mengisi 20 persen sisa kamar yang tersedia.
Menurut Fahmi, semua pemesan kamar hotelnya berasal dari luar negeri, seperti Arab Saudi, China, Jepang, dan Korea Selatan. Mereka terdiri dari anggota komite olahraga nasional setiap negara, sponsor kontingen luar negeri, dan media asing.
Holiday Inn berada di dekat area pertandingan di Arena Jakarta International Expo Kemayoran, Jakarta Pusat. Begitupun akses menuju kawasan Ancol yang menjadi tempat pertandingan cabang layar dan jetski, jaraknya 6 kilometer.
Demi kenyamanan tamunya, Fahmi menyediakan layanan antar-jemput gratis dengan dua minibus bagi mereka yang ingin ke arena Asian Games di JIExpo dan Ancol.
Berkah peningkatan pesanan kamar juga dirasakan Hotel Grand Mercure Jakarta Kemayoran, Jakarta Pusat. Manajer Pemasaran dan Komunikasi Grand Mercure Jakarta Kemayoran Aloysia Sekar memprediksi 90 persen kamar terisi oleh tamu selama awal Agustus hingga akhir Asian Games 2018 pada 2 September. Kebanyakan pemesan berasal dari China.
Fenomena serupa juga terjadi di Jakarta Pusat, terutama di kawasan sekitar Gelora Bung Karno, Senayan. Sebagian pengelola hotel mengaku sudah menerima pesanan hingga tingka hunian hotel mencapai 90 persen.
Direktur Komunikasi Pemasaran Hotel Fairmont Jakarta Felicia Setiawan mengakui ada peningkatan pengunjung untuk keperluan Asian Games. ”Sudah ada atlet dan tamu yang dititipkan oleh pihak panitia Asian Games hingga hari ini. Peningkatan pesanan terkait Asian Games sudah ada walaupun belum signifikan,” kata Felicia.
Felicia mengatakan, periode 15-22 Agustus menjadi waktu paling padat untuk Hotel Fairmont. Berdasarkan data hunian pihak hotel, pesanan kamar pada periode waktu itu diperkirakan akan mencapai 90-95 persen dari jumlah keseluruhan 488 kamar. ”Pesanan kamar sejauh ini didominasi tamu mancanegara, sementara sisanya tamu domestik,” kata Felicia.
Meski demikian, sepanjang pengamatan Kompas di beberapa hotel di sekitar Senayan masih minim publikasi atau informasi terbuka mengenai Asian Games Ke-18.
Palembang
Di Palembang, Sumatera Selatan, terjadi tren serupa. Peningkatan jumlah kamar dua tahun terakhir, dari 6.000 kamar menjadi 10.000 kamar, mendorong peningkatan Pendapatan Asli Daerah (PAD) Kota Palembang. ”Saat ini, sektor pariwisata menjadi penyumbang PAD terbesar di Palembang,” kata Herlan.
Di tahun 2016, PAD dari sektor pariwisata mencapai Rp 140 miliar, di tahun 2017 meningkat menjadi Rp 150 miliar. Di tahun 2018, pemerintah menargetkan PAD hingga Rp 166 miliar. Herlan optimis target tesebut dapat tercapai karena pada triwulan I, jumlah PAD sudah tercapai hingga 33 persen.
Manajer Hotel Amaris Palembang Filipi Yerimia Sipasulta mengatakan, pihaknya belum merasakan peningkatan tingkat hunian secara signifikan dari Asian Games 2018. Namun, pengelola telah dihubungi beberapa tamu asal Jepang dan Korea Selatan yang ingin menginap di sana.
Filipi mengatakan, tingkat hunian rata-rata Amaris setiap harinya mencapai sekitar 90 persen. Filipi meyakini saat penyelenggaraan Asian Games, tingkat hunian bisa mencapai 100 persen.
Melihat fenomena ini, Gubernur Sumatera Selatan Alex Noerdin semakin yakin Asian Games dapat menggerakkan perekonomian tidak hanya di Palembang, tetapi juga di beberapa kota di Sumatera Selatan.
Karena menjadi tuan rumah Asian Games, ada Rp 68 triliun dana Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) yang digelontorkan untuk pembangunan infrastruktur di Palembang.
Meski dana infrastruktur telah dikucurkan dalam jumlah besar, pengerjaan di sektor ini belum semuanya rampung. Kepala Biro Komunikasi Publik Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat Endra S Atmawidjaja mengatakan, pengerjaan fisik di Kawasan Jakabaring, Palembang, sudah mencapai 98 persen.
Di Jawa Barat, pemerintah memastikan akan menyelesaikan pembangunan jalan akses ke arena paralayang di kawasan Puncak, Bogor, dalam dua hari ini. Sementara, untuk sarana dan prasarana pendukung, seperti gedung parkir, tempat ibadah, ditargetkan selesai akhir Juli.
Keluhan
Meski semua persiapan hampir selesai, sejumlah keluhan bermunculan. Salah satunya mengenai harga tiket pembukaan dan pertandingan cabang olahraga yang dinilai terlalu mahal. Keluhan ini disampaikan Angeline (25), salah satu pekerja swasta. Lantaran masalah tiket, perempuan ini mengurungkan niatnya melihat acara pembukaan Asian Games. ”Dengan gaji saya yang sekitar Rp 3,7 juta, bisa tidak makan nanti di akhir bulan,” ujar Angeline.
Pesta pembukaan Asian Games, menurut Angeline, harga tiket dibanderol Rp 750.000 hingga Rp 5 juta per orang, tiket bulu tangkis Rp 100.000-Rp 800.000 per hari, dan tiket renang Rp 150.000-Rp 300.000 per hari. ”Paling hanya menonton sekali. Itu pun mesti lihat lagi kondisi keuangan,” tuturnya.
Mengenai hal itu, Direktur Tiket Inasgoc Sarman Simanjorang menyatakan, penentuan harga tiket mempertimbangkan masukan dari Dewan Olimpiade Asia, agen penjualan tiket Kiostix, serta hasil riset tiket Asian Games Guangzhou 2010 dan Incheon 2014.”Dari situ kami menimbang harga yang pas untuk masyarakat Indonesia,” ujarnya.
Wakil Ketua Komisi X DPR Hetifah Sjaifudian memantau persoalan ini. Dia ingin melihat lebih dahulu reaksi masyarakat mengenai harga tiket ini. Bila masyarakat merasa harga tiket terlalu mahal, Komisi X akan memanggil dan meminta keterangan dari Inasgoc dan Kementerian Pemuda dan olahraga.
Komisi yang juga mengurus masalah olahraga itu akan meminta pertanggungjawaban terkait harga tiket Asian Games. ”Kami ingin mengetahui apa dasarnya, apakah ada afirmasi tiket bagi kelompok dan komunitas, subsidi silang, dan sebagainya,” ujarnya. (HLN/DRI/DEA/JOG/NAD/RAM/SPW/KEL/E20/E19)