BANGIL, KOMPAS — Mabes Polri dijadwalkan akan kembali melakukan olah tempat kejadian perkara atau TKP di rumah kontrakan Abdullah (50). Abdullah adalah perakit bom yang meledak pada Kamis (5/7/2018) di rumah kontrakannya di RT 001 RW 001 Kelurahan Pogar, Kecamatan Bangil, Kabupaten Pasuruan, Jawa Timur.
”Iya, dikabarkan tim Mabes Polri akan melakukan olah TKP lanjutan hari ini. Untuk sementara, kawasan masih kami sterilkan demi kepentingan olah TKP,” kata Wakil Kepala Kepolisian Sektor Bangil Ajun Komisari Polisi Salim, Jumat (6/7/2018).
Salim mengatakan, untuk sementara wilayah TKP sejauh 200 meter masih diberi garis polisi. Hal itu untuk mencegah masyarakat berkerumun dan mengganggu tim.
Pada Kamis (5/7/2018), bom meledak di rumah kontrakan Abdullah (50) yang memiliki tiga KTP (Aceh, Banten, dan Malang), di RT 001 RW 001 Kelurahan Pogar, Kecamatan Bangil, Kabupaten Pasuruan. Terjadi empat ledakan. Ledakan pertama terjadi di dalam rumah, melukai anaknya. Ledakan kedua masih terjadi di dalam rumah. Ledakan ketiga terjadi di luar rumah untuk memecah kerumunan massa. Ledakan keempat terjadi saat Abdullah berusaha menyerang polisi.
”Suaminya tidak bekerja. Yang bekerja istrinya, yaitu jualan baju muslim online. Beberapa kali terlihat memfoto baju-baju syar\'i,” kata Kusmiati (54), tetangga sebelah rumah kontrakan Abdullah.
Kusmiati mengisahkan bahwa ia sering mendengar pasangan suami istri itu cekcok. ”Sering cekcok. Suami sering meneriaki istri, sedangkan istri hanya sesekali menjawab,” katanya.
Menurut Kusmiati, rumah yang dikontrak Abdullah adalah milik sepupunya bernama Saprani. Abdullah mengontrak Rp 5,5 juta setahun. ”Kata sepupu saya itu, mereka menikah siri. Sudah dimintai KK oleh RT juga,” katanya.
Wilayah Kelurahan Pogar tersebut rata-rata dihuni oleh masyarakat dengan pekerjaan beragam. Ada yang bekerja sebagai petani, pedagang, atau tukang bordir. Bangil dikenal sebagai kota bordir. ”Memang di wilayah sini banyak rumah kos dan kontrakan,” kata Kusmiati.