Narkoba Cenderung Meningkat, Ada yang Dikendalikan dari Lapas
Oleh
Pascal S Bin Saju
·3 menit baca
JAKARTA, KOMPAS — Peredaran narkoba cenderung meningkat. Pada 2017, total narkoba yang dimusnahkan 1,14 ton dan pada 2018 hingga Juni, Badan Narkotika Nasional sudah memusnahkan 1,38 ton narkoba. Terungkap pula, masih ada jaringan yang dikendalikan dari dalam lembaga pemasyarakatan.
Kepala BNN Komisaris Jenderal (Pol) Heru Winarko menyampaikan hal itu dalam jumpa pers pada Kamis (5/7/2018) di Jakarta. Pada Mei 2018, BNN menyita 13,08 kilogram (kg) sabu dan 9.900 pil ekstasi dari dua sindikat di Pekanbaru dan Jakarta Utara.
Setelah disisihkan untuk keperluan laboratorium, pendidikan, serta ilmu pengetahuan dan teknologi, BNN memusnahkan 12,92 kg sabu dan 9.631 ekstasi dari hasil sitaan pada Mei tersebut, Kamis ini. Pemusnahan kali ini merupakan yang kedelapan dalam tahun 2018.
”Peredaran narkoba di Indonesia tahun ini cenderung meningkat. Mengingat wilayah Indonesia yang luas, kami akan berkoordinasi dengan menteri-menteri terkait yang membidangi wilayah pelabuhan dan bandara untuk mencegah narkoba masuk melalui jalur laut dan udara,” kata Heru.
Ia juga mengatakan, sampai saat ini pihaknya sudah berkoordinasi dengan Kementerian Hukum dan Hak Asasi Manusia untuk memperketat keamanan di lembaga pemasyarakatan (lapas) agar alat komunikasi tidak bisa lolos ke lapas.
Hal itu dilakukan agar tahanan yang terlibat kasus narkoba tidak bisa mengendalikan peredaran narkoba dari dalam lapas.
”Kita perbaiki sistem di lapas, terutama pencegahan, agar alat komunikasi tidak masuk ke sana. Kalau pihak lapas masih ada yang terlibat, akan kami tindak sama seperti yang lainnya,” kata Heru.
[playlist ids="109882150"]
Dua jaringan
Dari pengungkapan kasus di Pekanbaru dan Jakarta Utara, BNN berhasil mengamankan tujuh tersangka. Di Pekanbaru, Riau, BNN mengamankan empat tersangka. Penangkapan bermula pada penangkapan tersangka AY dan M yang sedang melakukan transaksi sabu seberat 6,28 kg pada Senin (14/5/2018).
Selanjutnya, petugas menggeledah rumah M di Perumahan Graha Hang Tuah Permai, Pekanbaru. Di sana, petugas menemukan 252,94 gram sabu dan 2.000 butir ekstasi.
Dari pengembangan terhadap kedua tersangka itu, BNN menangkap lagi seorang perempuan berinisial W serta mengamankan 1,39 kg sabu dan 7.900 ekstasi.
Setelah melakukan penyelidikan lanjutan, BNN berhasil mengendus otak jaringan itu, yakni I, narapidana di Lapas Tembilahan Pekanbaru. Dari jaringan yang dikendalikan I di Pekanbaru, total barang bukti yang diamankan adalah 7,93 kg sabu dan 9.900 butir ekstasi.
Dari penyidikan tersangka di Pekanbaru, tim Badan Narkotika Nasional Provinsi Riau mengetahui ada kiriman sabu ke Senen Raya, Jakarta Pusat. Di Apartemen Mitra Oasis, Senen Raya, BNN mengamankan AGK. Oleh para tersangka, AGK diminta sebagai penerima barang.
Setelah melakukan penyelidikan, BNN mengembangkan penyidikan hingga akhirnya mengamankan BAM di Penjaringan, Jakarta Utara. Di sana, BNN juga mengamankan EK dan AS. Setelah paket kiriman dari Pekanbaru dibuka, di dalamnya terdapat 5,14 kg sabu.
Incaran
Deputi Bidang Penindakan dan Pemberantasan BNN Inspektur Jenderal Arman Depari mengatakan, saat ini BNN sedang mengawasi lima lokasi peredaran narkoba di Jakarta Barat dan Jakarta Utara.
Sampai saat ini, pihaknya sedang berkoordinasi dengan pemerintah provinsi dan kota untuk menyelidiki lima lokasi tersebut. ”Kami tetap memantau, jika sudah ditemukan, prosedurnya sudah jelas,” kata Arman.
Ia mengatakan, ada laporan dari intelijen tentang adanya peredaran narkoba di wilayah itu. Dari data itu, BNN saat ini sedang memverifikasi untuk melakukan penyelidikan dan pengawasan.
Jika bukti-bukti di lapangan sudah dianggap cukup, BNN akan melakukan tindakan untuk mengamankan jaringan yang ada di lima lokasi tersebut.
”Informasi dan data yang kami terima itu sedang kami verifikasi di lapangan. Kalau upaya-upaya mengumpulkan barang bukti di lapangan sudah dianggap cukup, kami akan melakukan tindakan,” kata Arman. (E22)