BULUKUMBA, KOMPAS — Penyeberangan dari Pelabuhan Bira, Kabupaten Bulukumba, menuju Pelabuhan Pamatata, Kabupaten Kepulauan Selayar, Sulawesi Selatan, terlambat hingga dua jam pada Kamis (5/7/2018). Penyebabnya, hanya ada satu kapal yang beroperasi setelah kecelakaan Kapal Motor Lestari Maju.
Hingga pukul 12.00, KM Bontoharu masih memanaskan mesin di Pelabuhan Bira. Sejumlah mobil dan truk masih mengantre untuk masuk ke dek bagian bawah kapal. Sementara penumpang telah memenuhi kursi di dek atas.
”Biasanya, kapal sudah berangkat ke Selayar pukul 10.00, tapi sekarang terlambat dua jam,” ujar Anti (28), warga Selayar yang telah menunggu di Pelabuhan Bira sejak pukul 09.00. Bersama Ikram (2), anaknya, ia berangkat dari Makassar, Sulsel, sejak pukul 04.30.
Kapal milik Angkutan Sungai dan Penyeberangan Cabang Selayar itu menjadi satu-satunya kapal yang melayani penyeberangan Bira-Selayar dan sebaliknya. Terdapat ratusan penumpang yang menggunakan fasilitas tersebut setiap hari pukul 09.00 dan pukul 16.00. Estimasi penyeberangan dari Bira ke Selayar berkisar dua jam.
Ini terjadi akibat KM Lestari Maju kandas di perairan Pulau Selayar, Selasa (3/7/2018) siang. Kapal yang mengangkut sekitar 200 penumpang serta 48 mobil, sepeda motor, dan truk itu kandas saat bertolak dari Bira ke Selayar. Hingga Kamis pagi, Pos Sar Bulukumba mencatat 34 korban meninggal dan 154 korban selamat.
Kapal lainnya, Tunu Pratama, masih dalam perbaikan. Hal ini membuat KM Bontoharu beroperasi sendiri. ”Semoga ada kapal lain sehingga penumpang bisa terangkut. Saat ini, warga masih trauma sehingga belum banyak ke Selayar,” ujar Anti.
Menurut dia, kapal menjadi moda transportasi utama bagi warga Selayar untuk ke Makassar atau kota dan kabupaten lain. Saat ini, tersedia pesawat ke Selayar, tetapi tempatnya terbatas, sementara warga kerap membawa aneka tas, kardus, bahkan karung berisi makanan dan pakaian.
Syahbandar Pelabuhan Bira Kuat Maryanto mengakui bahwa jumlah kapal yang beroperasi hanya satu, yakni KM Bontoharu. ”Idealnya, ada empat kapal dengan perjalanan dua kapal dari Bira,” ujarnya.
Jika KM Tunu Pratama beroperasi, hanya ada dua kapal yang melayani penyeberangan Bira-Selayar dan sebaliknya. Ini masih kurang untuk mengangkut penumpang dan kendaraannya. Meski demikian, lanjut Maryanto, kewenangan menambah jumlah kapal terletak pada Pemerintah Daerah Selayar.