Jurnalis Jadi Korban Kekerasan Pemain dan Ofisial Tim Sepak Bola
Oleh
Angger Putranto
·3 menit baca
BANYUWANGI, KOMPAS — Oryza Ardiansyah wartawan Beritajatim.com menjadi korban pengeroyokan pemain dan ofisial tim sepak bola Sindo Dharaka. Akibatnya, Oryza mengalami luka memar di beberapa bagian tubuh, di antaranya di kaki, rusuk, dan kepala.
Pengeroyokan tersebut terjadi di pengujung laga Persid melawan Sindo Dharaka yang berakhir dengan skor 1-1. Pertandingan yang masuk dalam jadwal pertandingan Liga 3 tersebut digelar di Jember Sport Garden, Jember, Jawa Timur, Rabu (4/7/2018).
Pengeroyokan terjadi lantaran Oryza mengabadikan aksi sejumlah pemain Sindo Dharaka yang mengejar dan memukul wasit. ”Saat itu, pertandingan sudah selesai. Saya melihat beberapa pemain Sindo Dharaka mengejar wasit dan melakukan pemukulan. Sebagai jurnalis, saya spontan mengabadikan peristiwa tersebut,” ujar Oryza.
Ketika sedang mengabadikan peristiwa tersebut menggunakan telepon seluler, ujar Oryza, seorang petugas keamanan merampas ponsel miliknya. Namun, petugas tersebut segera mengembalikan ponsel tersebut setelah melihat tanda pengenal wartawan yang dikenakan Oryza.
Namun, setelah itu justru sejumlah pemain dan ofisial Sindo Dharaka yang menghampiri Oryza dan mengeroyok. Oryza tidak ingat berapa jumlah pesepak bola yang menganiayanya.
Oryza mengingat, ada seseorang yang mengenakan kaus bertuliskan PSSI yang melerai dan menyelematkannya dari pengeroyokan. Setelah dilerai, sejumlah wartawan yang turut meliput segera membawa Oryza ke Puskesmas Jember Kidul, Kecamatan Kaliwates, untuk mendapatkan perawatan.
”Sekarang masih terasa ngilu dan nyeri di bagian rusuk. Saya tidak ingat berapa pemain yang menganiaya karena saya melindungi muka saat dipukuli. Beruntung ada yang menyelamatkan saya. Orangnya mengenakan kaus bertuliskan PSSI,” ujarnya.
Aksi kekerasan terhadap jurnalis mendapat reaksi keras dari sejumlah organisasi wartawan di Jember. Beberapa di antaranya ialah Persatuan Wartawan Indonesia (PWI) Jember, Aliansi Jurnalis Independen (AJI) Jember, dan Ikatan Jurnalis Televisi Indonesia (IJTI) Tapal Kuda.
Sekretaris PWI Jember Mohammad Salim mengatakan, pihaknya mengecam aksi kekerasan yang menimpa jurnalis di Jember. ”Kami akan mendampingi korban untuk melaporkan kejadian ini ke mapolres. Kami meminta polisi agar serius menangani kasus kekerasan terhadap jurnalis,” ujarnya.
Hal senada disampaikan Ketua AJI Jember Friska Kalia. Ia juga meminta panitia pelaksana pertandingan untuk mengevaluasi pengamanan pertandingan agar kejadian serupa tidak terulang lagi.
”Aliansi Jurnalis Independen Indonesia (AJI) Kota Jember mengecam tindakan kekerasan itu dan menambah panjang daftar tindak kekerasan terhadap jurnalis. Dalam video yang beredar terlihat Oryza mendapat kekerasan oleh sejumlah orang yang berada di pinggir lapangan, termasuk salah seorang berpakaian doreng hijau yang terlihat memukul dan menginjak Oryza,” ujarnya.
Sementara Ketua IJTI Tapal Kuda Syaiful Kusmandani mendesak Denpom TNI juga turun tangan menangangi kasus ini dan mengusut tuntas pelaku. ”Kami juga mendorong Dewan Pers dan Komnas HAM untuk mengusut tindakan yang mengancam keselamatan bagi jurnalis,” ujarnya.
Hingga tadi malam belum ada pernyataan dari tim Sindo Dharaka. Tim tersebut merupakan hasil merger antara klub Dharaka FC milik TNI dan klub Samudera Indonesia.