Jenazah Mahasiswa Al Azhar asal Kediri Dipulangkan ke Tanah Air
Oleh
MUSTHAFA ABD RAHMAN (DARI KAIRO, MESIR)
·3 menit baca
KAIRO, KOMPAS — Kedutaan Besar Republik Indonesia di Kairo, Rabu (4/7/2018), memulangkan jenazah Mohammad Ulin Nuha (35), mahasiswa S-2 Jurusan Takhassus Fiqh Syafi’i, Universitas Al Azhar, Mesir, ke Indonesia. Ulin meninggal di Rumah Sakit Al Bidayat Nadi Ahli, Nasr City, Kairo, akibat jatuh dari hunian bertingkat di Nasr City, Kairo, 30 Juni lalu.
Sebelum dibawa ke Terminal Kargo Bandar Udara Internasional Kairo, jenazah dishalatkan di Masjid Al Azhar Kairo. Jenazah Ulin diterbangkan dari Kairo menggunakan maskapai Turkish Airlines TK 056 pada Rabu pukul 08.45 waktu setempat. Dijadwalkan, jenazah tiba di Bandar Udara Soekarno-Hatta, Jakarta, pada Kamis (5/7/2018) pukul 18.00 WIB.
Selanjutnya, jenazah akan langsung diterbangkan ke Surabaya. Pihak keluarga Ulin akan membawa jenazah tersebut ke kampung halaman di Purwotengah, Papar, Kediri. Biaya pemulangan jenazah dari Kairo ke Jakarta sepenuhnya ditanggung pihak KBRI Kairo.
Seperti diketahui, Ulin jatuh dari lantai 5 gedung apartemennya. Ia sempat dilarikan ke rumah sakit setempat. Namun, akibat luka parah yang diderita Ulin, nyawa mahasiswa asal Jawa Timur tersebut tidak bisa tertolong. Ulin meninggalkan istri dan dua anak. Saat insiden terjadi, istri dan anak Ulin sedang mudik Lebaran ke kampung halaman.
Duta Besar RI untuk Mesir, Helmy Fauzi, mengatakan, pihaknya tengah menjajaki kerja sama dengan sejumlah rumah sakit lokal. Rumah sakit yang dijadikan target kerja sama adalah rumah sakit yang dekat dengan permukiman padat WNI di Mesir. Hal ini dilakukan guna memaksimalkan layanan kedaruratan bagi WNI di ”Negeri Seribu Menara’ tersebut.
”Kami hanya ingin memastikan negara selalu hadir memberikan perlindungan bagi WNI di mana pun berada. Dan ini adalah agenda pertama Nawacita pemerintahan Joko Widodo,” kata Helmy.
Jika kerja sama berhasil dibangun, kata Helmy, WNI yang mengalami masalah kedaruratan dapat langsung ditangani pihak rumah sakit. Sebab, KBRI akan menjadi pihak penjamin dari calon pasien yang datang ke instalasi gawat darurat. Selain itu, WNI juga dapat mengetahui rumah sakit apa saja yang menjadi rujukan apabila terjadi kasus darurat.
”Harapannya, rumah sakit dapat langsung menangani WNI tanpa perlu mempertanyakan siapa yang akan menanggung biaya,” kata Helmy.
Seperti dimaklumi, mayoritas mahasiswa Indonesia yang studi di Mesir tidak memiliki asuransi kesehatan. Ketiadaan jaminan ini kerap menjadi sandungan bagi WNI untuk mendapatkan pelayanan rumah sakit.
Oleh karena itu, Helmy berharap Kementerian Agama dapat membantu calon mahasiswa ke Mesir untuk memiliki asuransi kesehatan. Apalagi, dikabarkan jumlah mahasiswa baru asal Indonesia yang akan berangkat ke Mesir pada tahun 2018 ini lebih dari 1.500 orang.
”Pemberian fasilitas asuransi kepada mahasiswa setidaknya dapat meringankan mereka apabila mengalami problem kesehatan selama studi di Mesir,” ujar Helmy.
Pada 9 Juni lalu, seorang mahasiswi asal Sumatera Barat, Fatimah Darsan Abdul Malik, juga meninggal di Kairo karena mengalami kecelakaan di sekitar tempat penantian bus di kawasan H 7, Distrik Nasr City, Kairo. Fatimah tercatat sebagai mahasiswi Jurusan Syariah, Universitas Al Azhar.