JAKARTA, KOMPAS - Penggunaan teknologi daring untuk melakukan pembayaran atau transfer uang tampak meningkat. Teknologi itu mempermudah pengguna karena bisa dilakukan di mana saja, kapan saja, dan dengan waktu yang lebih singkat.
Selama Ramadhan 2018, jumlah donasi yang diperoleh melalui layanan Go-Tix, salah satu fitur yang disediakan aplikasi gawai pintar Go-Jek untuk beli tiket bioskop atau acara, mencapai Rp 1,87 miliar atau meningkat hampir tujuh kali lipat dibanding Ramadhan 2017. Dalam program #CariPahala itu, pengguna Go-Jek dapat menyalurkan sedekah mulai dari Rp 5.000 hingga Rp 500.000 melalui fitur Go-Tix dalam aplikasi Go-Jek.
Dalam program #CariPahala tahun ini, Go-Jek kerja sama dengan Rumah Zakat, Unicef, Baznas, WeCare.id, dan Indonesia Mengajar. Donasi yang disalurkan kepada lembaga-lembaga itu dimanfaatkan untuk berbagai macam program bantuan sosial, seperti Paket Berbuka, Kado Lebaran Yatim, dan Perbaikan Gizi Anak Negeri.
Irvan Nugraha, Kepala Pemasaran dan Petugas Pendanaan Rumah Zakat, mengungkapkan, jumlah donasi yang ia peroleh melalui Go-Tix paling tinggi dibanding yang ia terima dari cara transfer uang lain yang konvensional, seperti transfer melalui anjungan tunai mandiri (ATM), pembayaran kartu kredit, atau secara langsung dengan mendatangi kantornya.
Selama bulan Ramadhan, donasi yang diterima Rumah Zakat meningkat hingga enam kali lipat dibanding bulan lain. Selama Ramadhan 2018 ini, Rumah Zakat telah menyalurkan seluruh donasi yang diperoleh kepada 168.252 penerima. Dari total jumlah penerima itu, sekitar 7.500 orang menerima donasi melalui layanan Go-Tix.
Pengalaman yang serupa juga diungkapkan oleh Pendiri WeCare.id, Gigih Septianto. Jumlah donasi yang ia peroleh selama bulan Ramadhan ini melalui layanan Go-Tix biasanya memerlukan waktu hingga enam bulan apabila menggunakan cara lain.
"Donasi melalui website tidak semudah Go-Tix, yang sangat mobile friendly. Masyarakat juga sudah sangat familiar dengan Go-Jek dan layanannya dan mereka lebih nyaman menggunakannya," tutur Gigih.
Bagi Haiva Muzdaliva, Direktur Pengatur Indonesia Mengajar, teknologi daring seperti yang digunakan Go-Tix mempermudah donatur untuk mengirim donasinya. Biasanya berdonasi memerlukan waktu karena harus mengumpulkan berbagai macam informasi. "Dengan Go-Tix, donasi dapat dilakukan sekitar 30 detik. Program Go-Jek ini menunjukkan bahwa donasi itu bisa dilakukan dengan cepat dan mudah," katanya.
Tahun ini, donasi dengan jumlah terbesar diperoleh Rumah Zakat sebesar Rp 606.195.000, kemudian Baznas Rp 200.025.000, Unicef Rp 166.046.000, WeCare.id Rp 98.980.000, dan Indonesia Mengajar Rp 15.950.000.
Wakil Direktur Komunikasi Go-Jek, Michael Say, mengatakan, "Peningkatan signifikan jumlah donasi yang kami terima tahun ini menunjukkan antusiasme masyarakat yang besar dalam berbagi. Melalui program ini, kami berharap dapat memberikan kemudahan kepada masyarakat dalam bersedekah dan berdonasi," ucapnya.
Kepercayaan dan sosialisasi
Irvan mengatakan, ada tiga faktor yang perlu diperhatikan untuk bisa menjembatani masyarakat yang membutuhkan dan mereka yang peduli dengan memberikan sedekah dan donasi. Faktor itu adalah kepercayaan kepada lembaga, edukasi atau sosialisasi mengenai program donasi, dan kemudahan platform atau proses mengirimkan donasi itu.
Kepercayaan kepada lembaga itu, ucap Irvan, diperoleh, melalui laporan keuangan hasil konsultan audit yang disampaikan kepada publik. Sosialisasi dilakukan melalui berbagai macam kegiatan.
Michael menambahkan, untuk menyosialisasikan program sedekah itu, Go-Jek telah melakukan sejumlah kegiatan kampanye, seperti acara pertunjukan keliling atau roadshow di 12 kota di Indonesia. ”Melalui acara itu, kami memperkenalkan masyarakat tentang program #CariPahala kami,” ujarnya.
Ketika program #CariPahala itu pertama kalinya digelar pada 2016, ungkap Michael, tingkat adaptasi masyarakat terhadap penggunaan platform daring untuk transfer uang masih rendah. ”Masyarakat memerlukan waktu untuk mengerti dan membiasakan diri,” ucapnya.