PAREPARE, KOMPAS — Presiden Joko Widodo melakukan kunjungan kerja selama dua hari ke Sulawesi Selatan. Kali ini, Presiden mengunjungi Kota Parepare, Kabupaten Sidenreng Rappang, dan Kabupaten Wajo. Di Kabupaten Sidenreng Rappang, Presiden, menurut rencana, meresmikan pembangkit listrik tenaga bayu terbesar di Indonesia.
Presiden bertolak dari Pangkalan Udara Halim Perdana Kusuma, Jakarta, Senin (2/7/2018), pukul 07.30. Pesawat Kepresidenan Boeing 737-800 BBJ kemudian mendarat di Bandara Hasanuddin, Makassar, sebelum kemudian melanjutkan perjalanan menggunakan helikopter ke Parepare. Helikopter yang mengangkut Presiden dan rombongan tiba di Lapangan Stadion Gelora Mandiri, Parepare, pukul 11.55 waktu setempat.
Dalam kunjungan kerja ini, Presiden Jokowi didampingi Nyonya Iriana. Selain itu, Menteri Sekretaris Negara Pratikno serta Penjabat Gubernur Sulawesi Selatan Sumarsono juga mengiringi.
Di Parepare, Presiden akan membagikan sertifikat hak atas tanah kepada warga Parepare dan sekitarnya. Adapun di Sidenreng Rappang (Sidrap), Presiden, menurut rencana, meresmikan pembangkit listrik tenaga bayu (PLTB) yang akan menjadi sumber listrik bagi sekitar 70.000 rumah tangga pelanggan di Sulsel. PLTB di Sidrap ini berkapasitas 75 megawatt dan diklaim sebagai yang terbesar di Indonesia.
Sementara di Wajo, Presiden dijadwalkan juga bakal meresmikan proyek infrastruktur lainnya, yakni Bendungan Paselloreng. Bendungan Pasellorang disiapkan sebagai penyimpan cadangan air musim kemarau dan mengairi sawah irigasi.
Bendungan Paselloreng adalah bagian dari 49 bendungan baru yang dibangun pada masa Kabinet Kerja. Pembangunan bendungan dimulai 1 Juni 2015 dan rampung Juli 2019. Bendungan dikerjakan PT Wijaya Karya (Persero) Tbk bekerja sama dengan PT Bumi Karsa dengan nilai kontrak Rp 701 miliar.
Dengan daya tampung 138 juta meter kubik, bendungan ini akan mengairi lahan seluas 7.000 hektar dan menyediakan air baku 305 liter per detik. Bendungan sekaligus menjadi pengendali banjir di Kabupaten Wajo.
Di Wajo, Presiden juga direncanakan akan memantau program padat karya tunai sebelum kembali ke Jakarta.