NUNUKAN, KOMPAS - Dua kapal cepat yang tidak menyalakan lampu bertabrakan di perairan Sei Nyamuk, Kabupaten Nunukan, Kalimantan Utara, Jumat (29/6/2018) malam. Hingga Sabtu kemarin, lima orang ditemukan meninggal, lima orang hilang, dan 13 orang selamat.
Kepala Kepolisian Resor Nunukan Ajun Komisaris Besar Jepri Yuniardi mengatakan, pihaknya masih mendalami kasus ini. Korban yang menumpang dari Tawau ke Sebatik (Nunukan) adalah tenaga kerja Indonesia.
Berdasarkan keterangan penumpang yang selamat, kapal cepat bertabrakan dengan kapal cepat lain, Jumat sekitar pukul 19.30 Wita. ”Speedboat yang dari Tawau dan berbahan fiber pecah, sedangkan speedboat satunya tidak pecah dan tancap gas masuk perairan Malaysia,” kata Jepri.
Perairan Sei Nyamuk di perbatasan kedua negara sering dijadikan jalur TKI ilegal. Untuk menghindari patroli, kapal cepat melintas malam hari dan tidak menyalakan alat penerangan.
”Dugaan kuat, speedboat tidak menyalakan lampu. Apakah mereka para TKI ilegal, akan kami pastikan lagi meski indikasinya begitu. Semua informasi akan kami telusuri, termasuk speedboat satunya. Sekarang evakuasi korban dulu,” ujar Jepri.
Kepala Seksi Operasi dan Siaga Kantor Pencarian dan Pertolongan Kelas A Balikpapan (Basarnas Balikpapan) Octavianto mengatakan, total ada 23 penumpang.
Jumlah korban hilang awalnya diperkirakan dua orang, yakni Olong (pengemudi/motoris kapal cepat) dan Bastian (6). Namun, pada Sabtu sore, demikian Octavianto, pihak keluarga melapor ke posko dan menginformasikan ada tiga orang lagi anggota keluarganya yang hilang.
Mereka adalah Solin Kelen (23), Yordimus Waton (9), dan Celin Waton (4). Yordimus dan Celin adalah anak Agustina Jawakelen (32), salah satu korban meninggal. Empat korban meninggal lain adalah Anis Platin (54), Barek Beguir (35), Viani Nuktin (13), dan satu lagi belum teridentifikasi.
Dekat daratan
Kapal cepat bermesin 200 PK diketahui berangkat dari dermaga di Jembatan Pakci Fauzi Batu 4 Tawau. Sekitar 15 menit berlayar, saat mendekati Pulau Sebatik, tiba-tiba dari arah berlawanan melaju kapal motor dengan kecepatan tinggi. Tabrakan tidak terhindarkan. Kapal cepat berpenumpang TKI yang berbahan fiber itu pecah. Sementara kapal cepat satunya yang berbahan plywood tidak pecah.
Penumpang tercebur ke laut, sebagian bisa menggapai jaket pelampung dan beberapa jeriken. Sekitar satu jam kemudian, melintas kapal cepat lain memberi pertolongan. ”Ini termasuk laka laut yang cepat diketahui dan terhitung cukup dekat dengan darat sehingga jumlah korban bisa diminimalisasi,” ujar Jepri.
Tim penyelam segera membantu pencarian korban hilang. Operasi pencarian dihentikan kemarin sore dan akan dilanjutkan Minggu pagi. ”Hasil masih nihil. Angin bertiup kencang, ombak laut tinggi,” kata Octavianto.
Data Basarnas, korban selamat adalah Marwah binti Marzuki (33), Suwarman bin Mustaqim (36), Aris bin Muh Rasid (16), Sultan bin Said (19), Asmar Ismail bin Muh Rasyid (21), Roslan bin Nabulutuang (33), Asmin bin Amir (24), Rikardus Uma (17), Rahul bin Kaimuddin (18), Paulus Yosep (25), Faizul bin Hasan (17), Muhammad Rasyid bin Husen (46), dan Muh Amran bin Muh Rasid (12). (PRA)