JAKARTA, KOMPAS – Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia menambah jumlah guru besarnya setelah Dadang Makmun dan Soedjatmiko dikukuhkan sebagai guru besar pada upacara pengukuhan di Aula Indonesian Medical Education and Research Institute FKUI, Jakarta, Sabtu (29/6/2018).
Dalam pengukuhannya, Dadang Makmun yang merupakan konsultan gastroenterohepatologi itu menyampaikan pidatonya yang berjudul Peranan Endoskopi Terapeutik dalam Meningkatkan Kualitas Hidup Pasien Kanker Gastrointestinal Stadium Lanjut. Sedangkan judul pidato pengukuhan Sudjatmiko yang merupakan konsultan anak itu ialah Upaya Meningkatkan Kualitas Tumbuh Kembang Anak Indonesia Sejak Pembuahan Sampai Remaja dengan Pemenuhan Hak Anak dan Pendekatan Pediatri Sosial untuk Membentuk Generasi Penerus yang Unggul.
Pimpinan sidang pengukuhan guru besar yang juga Ketua Dewan Guru Besar UI, Prof Haskristuti Harkrisnowo, menyampaikan, Dadang Makmun dan Sudjatmiko merupakan guru besar ke-3 dan ke-4 yang dikukuhkan tahun ini. Saat ini, jumlah guru besar tetap UI berjumlah 256 orang.
Dalam pidatonya, Makmun mengatakan, kanker gastrointestinal atau saluran ceran merupakan salah satu penyakit keganasan terbanyak di dunia. Kanker saluran cerna ini meliputi kanker esofagus, gastroduodenal, pankreas, dan kolorektal.
Di Asia, jumlah kasus baru kanker saluran cerna pada tahun 2002 sebanyak 3,5 juta dan diprediksi akan meningkat menjadi 8,1 juta tahun 2020. Data Rumah Sakit Cipto Mengunkusumo menunjukkan, di antara semua jenis kanker saluran cerna, kanker kolorektal merupakan kanker dengan keganasan terbanyak. Hampir 70 persen pasien kanker di Indonesia terdiagnosis dalam keadaan lanjut di mana kanker sudah bermetastasis (menyebar).
Untuk meningkatkan kualitas hidup pasien kanker stadium lanjut harus dilakukan perawatan paliatif dengan tujuan untuk mencegah serta menghilangkan rasa tidak nyaman pada pasien akibat penyakitnya.
Dewasa ini, terapi paliatif melalui tindakan endoskopi terapeutik merupakan pilihan yang efektif seperti halnya tindakan radiasi, kemoterapi, maupun pembedahan dalam menghilangkan gejala progresivitas kanker stadium lanjut.
Endoskopi saluran cerna tidak hanya berperan sebagai alat diagnostik tetapi bisa juga digunakan untuk tujuan terpeutik baik pada penyakit keganasan maupun penyakit bukan keganasan. Untuk tujuan pengobatan penyakit keganasan gastrointestinal endoskopi saluran cerna dapat berperan sebagai modalitas terapeutik baik yang bersifat terapi paliatif maupun terapi definitif.
Sementara itu, dalam pidatonya Sudjatmiko, memaparkan, kesehatan anak Indonesia setiap tahun semakin membaik yang ditandai dengan menurunnya angka kematian bayi dari 68 per 1.000 kelahiran hidup (tahun 1991) menjadi 22 per 1.000 kelahiran hidup (tahun 2015). Begitu juga dengan angka kematian balita yang turun dari 97 per 1.000 kelahiran hidup (tahun 1991) menjadi 26 per 1.000 kelahirna hidup (tahun 2015).
Akan tetapi, untuk meningkatkan kualitas tumbuh kembang anak menjadi generasi penerus bangsa yang unggul masih banyak masalah yakni pada pemenuhan hak anak sejak masa pembuahan sejak remaja. Hak tersebut meliputi hak kelangsungan hidup, tumbuh kembang, perlindungan, menyatakan pendapat yang harus dipenuhi dengan prinsip nondiskriminatif untuk kepentingan terbaik anak.
Upaya pemenuhan hak anak itu harus dilakukan secara bersama-sama oleh orang tua, para profesional, perguruan tinggi, istansi pemerintah, dan swasta sesuai dengan porsi dan kompetensinya. Pendekatan pediatri sosial tersebut harus juga bersinergi dengan ilmu pediatri klinis dan berbagai ilmu lainnya.