Edinson Cavani, Predator Pengoyak Mimpi Sang Jawara Eropa
Oleh
AMBROSIUS HARTO
·3 menit baca
Portugal datang ke Piala Dunia Rusia 2018 dengan ambisi mengangkat trofi turnamen tertinggi sepak bola itu. Gelar juara Piala Eropa 2016 yang disandangnya menjadi modal. Namun, mimpi itu kini sirna, habis dikoyak-koyak oleh Edinson Cavani (31).
Dua gol cantik dari striker kawakan Uruguay pada laga perdelapan final di Stadion Fisht, Sochi, Minggu (1/7/2018) dini hari WIB, itu mengubur harapan Portugal menggapai impiannya di Rusia. Uruguay menang dengan skor 2-1 dan melangkah ke perempat final untuk bertemu Perancis.
Kedua gol dicetak striker Paris Saint-Germain itu pada menit ke-7 dan ke-62. Portugal sempat membalas lewat gol Pepe pada menit ke-55. Namun, setelah mencetak kedua gol itu, pada menit ke-74, Cavani cedera. Ia dipapah oleh kapten Portugal, Cristiano Ronaldo. Cavani pun digantikan oleh penyerang Cristhian Stuani.
Bagaimana cedera Cavani? Dalam jumpa pers seusai laga, Pelatih Uruguay Oscar Tabarez belum bersedia memberikan informasi terkini.
Bagi Cavani, sumbangan dua gol untuk skuad berjuluk ”La Celeste” (biru langit) itu menambah pundi golnya menjadi 45 gol dalam 105 laga. Jumlah itu menempel top scorer sekaligus tandemnya di timnas, Luis Suarez, dengan koleksi 53 gol dalam 102 laga.
Sebelum mencetak dua gol untuk menyingkirkan Portugal, Cavani juga membuat satu gol pada laga ketiga Grup A saat Uruguay menang 3-0 atas tuan rumah Rusia. Kemenangan itu menggenapi keberhasilan mengatasi Mesir dan Arab Saudi di babak penyisihan grup.
Kembali ke laga kontra Portugal, dua gol Cavani pada partai itu menunjukkan ketajamannya dalam membaca peluang dan menuntaskannya menjadi gol, baik dengan kaki maupun kepala. Ia bak predator yang buas mengintai daerah pertahanan, siap menerkam saat lawan lengah.
Gol pertamanya dicetak saat ia dengan cerdik membaca umpan lambung Suarez dari sisi kanan pertahanan Portugal. Pergerakannya di kotak penalti lolos dari kawalan bek Raphael Guerreiro. Sundulan kerasnya ke arah gawang pun tak dapat dicegah kiper Portugal, Rui Patricio.
Gol keduanya bahkan lebih fantastis. Lagi-lagi, insting pembunuhnya berbicara. Selain tercipta dengan cantik, gol itu juga melambungkan kembali asa Uruguay setelah Portugal menyeimbangkan skor menjadi 1-1.
Bermula dari pergerakan Rodrigo Bentancur dengan bola mendekati kotak penalti Portugal. Cavani kemudian bergerak ke ruang kosong di sisi kanan pertahanan. Saat bola menghampirinya, tanpa mengontrol lagi, Cavani melepaskan tembakan melengkung terukur dengan kaki kanan dalamnya ke tiang jauh gawang. Patricio yang telah terbang pun tak dapat menggapai bola itu.
Cavani lahir pada 14 Februari 1987 di Salto, hampir 500 kilometer di barat laut Montevideo, ibu kota Uruguay. Dia mendapat nama Edinson Roberto Cavani Gomez. Dalam tulisannya sendiri pada laman Theplayerstribune.com bertanggal Jumat (29/6/2018) atau sehari sebelum laga kontra Portugal, Cavani menceritakan kehidupan keras masa kecilnya yang tak bisa lepas dari sepak bola.
Pada musim dingin, rumah mungil keluarga pas-pasan itu tiada penghangat kecuali selimut-selimut yang sudah lusuh. Dia tidak seperti anak-anak Montevideo yang bermain sepak bola memakai sepatu dan di lapangan rumput. ”Bermain dengan kaki telanjang di tanah,” tulis pemain yang dijuluki ”El Matador” itu.
Seperti anak-anak Amerika Selatan yang hidup di kampung dan berkembang dalam kultur sepak bola, naluri tajam Cavani lahir dari motivasi kuat. Mentalnya ditempa oleh kerasnya hidup, ketekunan berlatih, dan bermain sepak bola di jalanan, serta persaingan di klub-klub.
Pada 2000-2005, Cavani bermain di klub remaja Danubio. Dua musim berikutnya, Cavani mentas ke tim senior dan mencetak 9 gol dalam 45 laga. Klub Palermo (Italia) mengendus bakatnya dan membuatnya bermain jauh dari kampung halaman pada kurun waktu 2007-2010 dengan capaian 34 gol dalam 109 laga.
Dia segera menjadi salah satu buah bibir di Italia sehingga membuat Napoli merekrutnya. Kurun waktu 2010-2013, bersama Napoli, Cavani kian tajam dengan mencetak 78 gol dalam 108 laga. Klub tajir Paris Saint-Germain pun meminangnya. Di Paris, Cavani telah mengemas 116 gol dalam 165 laga. (AFP/REUTERS)