Banyuwangi, Kompas – Erupsi Gunung Agung di Karangasem, Bali, berdampak pada penerbangan di Kabupaten Banyuwangi dan Jember, Jawa Timur. Sedikitnya 14 penerbangan di Banyuwangi dan Jember dibatalkan.
Di Banyuwangi, penerbangan yang terpaksa dibatalkan ialah penerbangan maskapai Garuda dari dan menuju Surabaya, dan sebaliknya serta Garuda dari dan ke Jakarta. Maskapai lain yang gagal terbang yakni dua penerbangan maskapai Citilink dari dan menuju Jakarta, serta maskapai Wings Air IW 1881 dan IW 1880 dari dan menuju Surabaya. Adapun Nam Air masih bisa mendarat dan terbang.
Sementara di Jember, Otoritas Bandara Notohadinegoro, Jember, menutup bandara akibat sebaran abu hasil letusan Gunung Agung. Akibatnya empat penerbangan dari dan menuju Jember dibatalkan.
“Sejak pukul 09.30 hingga pukul 17.00 bandara kami tutup karena dampak sebaran abu yang mulai mengganggu penerbangan. Keempat penerbangan yang terganggu akibat penutupan bandara ialah penerbangan Garuda dan Wings. Keduanya rute Surabaya-Jember untuk pergi-pulang,” ujar dia.
Sementara itu di Banyuwangi Asisten Manager Safety Risk and Quality Control Bandara Banyuwangi Edy Febriansyah mengatakan hingga kemarin sore, Bandara Banyuwangi tidak ditutup. Namun sejumlah maskapai penerbangan memilih membatalkan penerbangan atas alasan keselamatan.
“Pembatalan terjadi karena (Notice to Airmen) Notam yang diterima oleh maskapai. Akibatnya, ratusan penumpang di Bandara Banyuwangi harus mengalihkan perjalanannya via darat menuju Surabaya,” ujar Edy.
Abu hasil letusan Gunung Agung kemarin dilaporkan turun di Banyuwangi. Stasiun BMKG Banyuwangi melalui citra satelit Himawari mendeteksi adanya sebaran abu di wilayah udara Banyuwangi dan Jember.
Prakirawan Badan Meteorologi, Klimatologi dan Geofisika Stasiun Banyuwangi Ibnu Haryo menyebut, sejak Kamis (28/6/2018) sekitar pukul 21.00 abu sudah berada di wilayah udara Banyuwangi.
“Semalam abu terdeteksi ada di wilayah udara Banyuwangi di ketinggian sekitar 18.000 hingga 23.000 feet (setara 5.000 hingga 7.000 meter di atas permukaan laut). Jumat (29/6) sekitar pukul 08.00 citra satelit menunjukkan abu turun ke permukaan,” ujarnya.
Kuatnya angin membuat sebaran abu vulkanik Gunung Agung semakin luas. Ibnu mengatakan, kekuatan angin di ketinggian 5.000 hingga 7.000 berkisar antara 10 knots hingga 20 knots (setara dengan 18,52 km/jam hingga 55,56 km/jam).
"Berdasarkan pantauan citra satelit, sebaran abu mencapai Banyuwangi dan Jember. Kondisi ini diperkirakan akan berlangsung lama karena angin memang mengarah dari barat ke timur," ujarnya.
Ibnu menjelaskan saat ini angin yang bertiup di Indonesia merupakan angin muson timur yang bertiup dari barat ke timur. Bila Gunung Agung terus menerus mengeluarkan abu, abu tersebut akan cenderung tertiup ke Pulau Jawa terutama di bagian timur dan selatan.