SIMALUNGUN, KOMPAS — Masa pencarian Kapal Motor Sinar Bangun, yang tenggelam di perairan Danau Toba, Sumatera Utara, diperpanjang tiga hari. Itu karena Badan SAR Nasional masih berupaya mencari cara paling efektif dalam mengangkut jenazah dari dasar danau.
Direktur Operasi Basarnas Bambang Suryo Aji, Sabtu (30/6/2018), mengatakan, berdasarkan prosedur standar operasi (SOP), masa pencarian berlangsung tujuh hari (18-24 Juni). Dengan perkembangan yang ada, masa pencarian diperpanjang. Masa pencarian pertama 25-27 Juni dan sekarang 28-30 Juni.
”Dengan adanya titik-titik yang ditemukan dengan ROV, saya memperpanjang lagi operasi selama tiga hari (1-3 Juli). Nanti, setelah tiga hari dilewati, kami akan sampaikan lagi bagaimana perkembangannya,” kata Bambang di Pelabuhan Tigaras, Simalungun.
Sebelumnya, pada Kamis (28/6/2018) pukul 12.39, tim SAR gabungan yang dipimpin Basarnas mendeteksi obyek berupa jasad manusia, sepeda motor, dan bagian KM Sinar Bangun. Bambang memastikan, titik tersebut sekitar 2 mil arah barat daya Pelabuhan Tigaras.
Saat ini, kata Bambang, pihaknya masih mencoba mendatangkan alat penangkap visual (remotely operated vehicle/ROV) yang lebih besar dan dilengkapi lengan robotik sehingga bisa mengevakuasi jenazah. ”Bisa didatangkan dari Jakarta atau Surabaya,” katanya.
Menurut Bambang, penggunaan robot tersebut diharapkan lebih efektif ketimbang evakuasi menggunakan jaring pukat harimau. ”Ini yang kami pikirkan. Kalau menggunakan pukat dikhawatirkan kondisi jenazah tak utuh saat diangkat,” ucapnya.
Komandan Pangkalan Utama TNI Angkatan Laut I Belawan, Laksamana Pertama Ali Triswanto, menyatakan siap jika tim penyelam dibutuhkan saat evakuasi. ”Nanti kemungkinan akan menggunakan ROV yang lebih besar. Kami terus berkoordinasi,” ujarnya.
Adapun KM Sinar Bangun tenggelam di perairan Danau Toba dalam perjalanan dari Pelabuhan Simanindo, Kabupaten Samosir, ke Pelabuhan Tigaras, Kabupaten Simalungun, Senin (18/6/2018). Hingga kini, 164 orang dilaporkan masih hilang, 21 orang selamat, dan 3 orang tewas.