KUALA LUMPUR, JUMAT -- Kerabat dan kenalan Najib Razak akan menggugat Polis Diraja Malaysia. Gugatan itu bagian dari upaya mereka mengambil kembali berbagai barang dan uang yang disita penyidik pada pertengahan Mei 2018.
“Sebagian barang sitaan itu milik kerabat dan berbagai pihak ketiga. Mereka mulai proses hukum untuk mengambil kembali barang mereka dari polisi,” ujar Najib, mantan PM Malaysia, lewat pernyataan,Jumat (29/6/2018), di Kuala Lumpur, Malaysia.
Ia juga menyanggah jumlah dan taksiran nilai barang-barang itu seperti yang disampaikan penyidik Polis Diraja Malaysia (PDRM). “Taksiran apa pun berdasarkan harga pasaran saat ini adalah tidak masuk akal. Inflasi akan sangat mengubah nilai barang yang diterima sebagai hadiah dalam periode puluhan tahun,” ujar Najib.
Sebelumnya, Kepala PDRM Inspektur Jenderal Fuzi Harun mengatakan, taksiran dibuat pakar dari industri masing-masing barang. “Perkiraan tidak berdasar dugaan kami,” kata dia.
Penyidik PDRM mengumumkan hasil sitaan dari 12 tempat terkait Najib dan kerabatnya. Dalam penyitaan selama hampir tiga hari pada pertengahan Mei 2018 itu, polisi membawa 72 koper serta 284 kotak berisi uang, arloji, perhiasan, dan tas mewah.
Selanjutnya, 150 penyidik dan tenaga ahli dari luar PDRM harus bekerja hampir lima pekan untuk mendata dan menilai hampir seluruh sitaan itu. Hasilnya, penyidik memastikan nilai uang sitaan, yang berbentuk mata uang 26 negara, bernilai 116,7 juta ringgit.
PDRM juga menyita 12.000 perhiasan dengan nilai total hampir 880 juta ringgit. Sitaan itu berupa 2.200 cincin, 1.400 kalung, 2.800 anting-anting, 1.600 bros, dan 14 tiara. Perhiasan paling mahal berupa seuntai kalung yang ditaksir bernilai 6,4 juta ringgit.
Sitaan lain berupa 423 arloji bernilai 78 juta ringgit dan 234 kacamata bernilai 374.000 ringgit. Seluruh uang dan barang itu bernilai 1,07 miliar ringgit atau 275,3 juta dollar AS.
Nilai sitaan akan lebih besar jika taksiran terhadap 567 tas rampung. Harga satuan sebagian tas itu mencapai 51,3 juta ringgit atau 13,1 juta dollar AS. Dalam daftar sitaan, ada tas buatan House of Bijan. Produk-produk Bijan hanya dibuat berdasarkan pesanan dan House of Bijan disebut sebagai rumah mode termahal di dunia.
Jual sitaan
Sementara Menteri Keuangan Malaysia Lim Guan Eng mengatakan, akan berusaha menjual sebanyak mungkin barang-barang yang disita dari tempat terkait Najib dan kerabatnya. “Kami mencoba menguangkan apa pun yang kami bisa. Akan tetapi, tolong diingat, ini tidak ada apa-apanya dibanding yang dirampok dari negara,” kata dia.
Menurut dia, Malaysia dirugikan 50 miliar ringgit terkait 1MDB, lembaga investasi negara yang didirikan Najib pada 2009. Jumlah kerugian, dugaan yang yang dicuri, dan pinjaman yang digunakan untuk menyamarkan suap.
Ia tidak menyangkal amat terkejut dengan hasil penyitaan PDRM. “Saya pernah berkata, tidak ada yang begitu bodoh menaruh uang dalam rekening pribadi, khususnya bila berurusan dengan perdana menteri. Akan tetapi, kala kami mengetahui hal itu fakta, kami sangat terkejut,” ujarnya.
Ia menyebut Malaysia akan semakin terperosok seandainya Najib menang. “Bayangkan jika dia menang lagi, gelas akan kosong. Gelas separuh penuh memungkinkan kita memulihkan keuangan, menyembuhkan sehingga bisa menggerakkan lagi perekonomian,” tuturnya.
Lim juga menyebut, ada banyak skandal korupsi yang disebutnya 1MDB kecil. Skandal-skandal itu akan diungkap perlahan
Pembekuan
Sementara itu, satuan tugas penyelidikan kasus 1MDB membekukan rekening Partai UMNO yang pernah dipimpin Najib. UMNO diduga menerima dana yang dicuri dari 1MDB dan anak usahanya.
Pembekuan itu semakin menimbulkan tanda tanya atas nasib UMNO, yang pernah menjadi partai dari seluruh enam PM sejak Malaysia berdiri. Bahkan, Mahatir Mohamad kala berkuasa pada 1981 hingga 2003 berstatus sebagai pimpinan UMNO. Ia keluar dari UMNO lalu mendirikan Partai Pribumi Melayu Bersatu pada 2016.
Keputusan Satgas 1MDB dibuat hanya sehari sebelum pemilihan pimpinan baru pada Sabtu (30/6/2018). UMNO mencari pemimpin baru setelah Najib mundur pascakekalahan di pemilu 2018. (AP/REUTERS)