Bek Swedia Ludwig Augustinsson (24) membuka mimpi negerinya menuju pencapaian seperti Piala Dunia 1994. Sudah hampir seperempat abad tim nasional Swedia memendam kerinduan untuk lepas dari babak penyisihan grup. Augustinsson mewujudkan impian itu pada Piala Dunia 2018.
Swedia membantai Meksiko dengan skor 3-0 pada laga grup F di Ekaterinburg Arena, Ekaterinburg, Rusia, Rabu (27/6/2018) malam WIB. Pencetak gol perdana sekaligus penyingkap tabir untuk lolos ke babak perdelapan final itu adalah Augustinssson pada menit ke-50.
Operan dari gelandang Swedia Sebastian Larsson mengawali bobolnya pertahanan Meksiko. Dia melancarkan umpan ke arah kotak penalti “El Tri”. Bola lantas disambar gelandang Viktor Claesson, yang tak bisa mengontrol bola dengan sempurna. Beruntung, bola liar melambung menuju Augustinsson.
Pemain klub Jerman, Werder Bremen, yang tak dijaga sama sekali itu tanpa ampun menendang ke gawang yang dijaga kiper Meksiko Guillermo Ochoa. Bola terlalu kencang, bahkan untuk sekadar ditepak Ochoa yang sudah merentangkan tangan kirinya ke arah yang tepat.
Gol Augustinsson itu memacu semangat kawan-kawannya. Selanjutnya, giliran bek Andreas Granqvist memanfaatkan penalti lantaran bek Meksiko Hector Moreno melanggar pemain depan Swedia Marcus Berg. Granqvist sukses mengonversi penalti menjadi gol pada menit ke-62.
Berikutnya, Meskiko melakukan blunder yang menambah pundi-pundi gol Swedia karena keteledoran bek Edson Alvarez yang melakukan gol bunuh diri pada menit ke-74.
Kemenangan itu pun mendongkrak Swedia menjadi juara grup disusul Meksiko untuk lolos ke 16 besar. Juara bertahan sekaligus juara dunia empat kali, Jerman, pun tersingkir bersama Korsel.
Swedia pun menembus babak perdelapan final yang belum pernah mereka capai sejak Piala Dunia 1994 di Amerika Serikat. Tak heran jika Augustinsson kemudian dinobatkan menjadi pemain terbaik pada laga itu berdasarkan pilihan fans di situs FIFA.
Swedia kini menatap fase gugur dengan harapan lebih jauh. Pencapaian terbaik tim “Biru-Kuning” yakni meraih gelar runner-up pada Piala Dunia 1954 saat menjadi tuan rumah. “Kami tahu apa yang harus diperbuat. Tak ada yang mustahil jika kami bekerja keras,” ujar Augustinsson. (AP/fifa.com)