BANYUWANGI, KOMPAS – Jalur alternatif Banyuwangi-Jember tepatnya di Desa Alasmalang, yang sempat tertimbun lumpur akibat limpasan banjir bandang dari Sungai Badeng sudah rampung dibersihkan. Kendati demikian, kendaraan pribadi belum bisa melintasi jalan provinsi tersebut.
Warga di empat dusun di Desa Alasmalang, Kecamatan Singojuruh, Banyuwangi hingga Rabu (27/6/2018) masih disibukkan dengan proses pembersihan sisa-sia lumpur yang masuk hingga ke rumah-rumah. Sejumlah warga juga dilaporkan terserang penyakit kulit akibat banyak beraktifita di lumpur.
Kepala Dinas Pekerjaan Umum Bina Marga, Cipta Karya dan Tata Ruang Kabupaten Banyuwangi Mudjiono mengatakan, pembersihan jalur alternatif Banyuwangi-Jember yang sempat tertimbun lumpur rampung Selasa lalu. Namun hingga Rabu siang belum ada kendaraan pribadi yang diperbolehkan melintas jalan tersebut.
“Kami belum bisa membuka jalanan seperti sedia kala karena, akses jalan ini masih digunakan untuk mobilitas alat-alat berat. Kami masih harus membersihkan sisa-sisa lumpur yang ada di halaman rumah warga,” ujarnya.
Jalan yang tertimbun lumpur dan pasir sisa banjir ialah jalan provinsi yang berada di Desa Alasmalang. Jalan sepanjang kurang lebih 2 km tersebut sempat tertimbun lumpur hingga ketebalan 50 sentimeter sejak Jumat lalu.
Akibat timbunan lumpur di jalan tersebut, perjalanan lintas Banyuwangi-Jember melalui Rogojampi-Genteng lumpuh. Pengendara harus memutar melewati Kecamatan Gambiran yang lebih jauh 10 km.
Mudji mengakui pihaknya sempat kewalahan saat berupaya membersihkan jalanan yang tertimbun lumpur. Pasalnya bila jalanan tersebut tidak segera dibersihkan, akses warga yang melintas antar dua kabupaten di Jember dan Banyuwangi terganggu.
“Semula kami ditarget pembersihan jalan rampung pada hari Minggu. Namun hal itu sulit tercapai. Kami bisa saja membersihkan jalan sesuai target, namun lumpur justru akan masuk ke rumah-rumah warga,” kata Mudji.
Proses pembersihan jalan provinsi tersebut juga tidak mudah karena warga di dalam gang membuang lumpur ke jalanan. Akhirnya proses pembersihan lumpur di jalan alternatif Banyuwangi-Jember tersebut dilakukan bertahap. Lumpur yang dibuang warga di jalan, dikeruk dan diangkut menggunakan truk untuk dibawa ke sejumlah titik. Lumpur dan pasir tersebut dijadikan timbunan untuk meratakan bahu jalan.
Data BPBD Banyuwangi mencatat ada 415 rumah yang terdampak banjir bandang Jumat lalu. Hingga kemarin sore sebagian besar rumah yang terdampak banjir bandang di Desa Alasmalang telah dapat ditempati kembali.
“Di Dusun Bangunrejo dari 156 rumah terdampak, sudah ada 106 rumah yang sudah dapat ditempati. Di Dusun Garit dari 111 rumah terdampak, sudah 107 rumah yang sudah dapat ditempati. Adapun di Dusun Wonorekso dari 36 rumah terdampak, 32 rumah sudah dapat ditempati. Sedangkan di Dusun Karanganyar dari 125 rumah terdampak, 110 rumah sudah dapat ditempati,” ujar Kepala Badan Penanggulangan Bencana Daerah Banyuwangi Fajar Swasana.
Hampir seminggu sejak terjangan banjir bandang di Desa Alasmalang sejumlah warga terdampak mengalami gatal-gatal. Penyakit tersebut banyak menyerang bayi dan anak-anak. Beruntung sejumlah posko kesehatan masih disiagakan di sekitar lokasi banjir bandang.
Soedirman salah satu warga terdampak kemarin tampak membawa kedua orang cucunya untuk berobat di posko kesehatan milik Puskesmas Singojuruh. Ia mengaku, cucunya mengalami gatal-gatal karena banyak beraktifitas di tengah lumpur.
Kepala Puskesmas Singojuruh Supriyadi Bintoro, membenarkan ada beberapa warga yang mengeluhkan gatal-gatal. Selain itu beberapa warga juga mengeluhkan luka di bagian telapak kaki karena tertusuk paku. Sebagai langkah antisipasi, Posko Kesehatan Puskesmas Singojuruh siap memberikan pelayanan selama 24 jam penuh.
“Kami siap memberikan pelayanan hingga tanggap darurat dicabut dan aktifitas masyarakat kembali normal seperti semula. Dalam memberikan pelayanan, bayi, balita dan ibu hamil akan mendapat prioritas pelayan,” ujarnya.
Puskesmas Songojuruh juga membuka layanan Pos Pelayanan Terpadu (Posyandu) bagi bayi dan balita. Di fasilitas tersebut bayi dan balita mendapatkan layanan timbang berat badan, pengukuran tinggi badan dan lingkar kepala, imunisasi, serta pemberian vitamin A bagi bayi usia enam bulan sampai lima tahun. Supriyadi mengatakan, pemberian vitamin A penting bagi peningkatan daya tahan tubuh bayi dan balita.