MARSEILLE, KOMPAS — Mobil bertenaga listrik diperkirakan mendominasi pasar otomotif dunia pada tahun 2040. Kondisi ini tak terlepas dari kebijakan sejumlah negara yang berencana melarang penjualan kendaraan berbahan bakar fosil.
Pandangan tersebut mengemuka saat uji kendara dan presentasi mobil listrik Mitsubishi PHEV di Marseille, Perancis, Sabtu (23/6/2018) hingga Senin (25/6/2018).
”Kebijakan pemerintah diperlukan untuk memotivasi warga menggunakan mobil yang berbahan bakar ramah lingkungan. Saat itulah, orang akan menyadari bahwa mobil listrik dibutuhkan,” ujar Vice Executive Officer ASEAN Division Mitsubishi Motors Corporation Toshinaga Kato di Marseille.
Merujuk pada data yang dilansir Bloomberg New Energy Finance, Kato menyebutkan, penjualan mobil bertenaga listrik, baik jenis battery electric vehicle (BEV) maupun plug-in hybrid electric vehicle (PHEV), akan mencapai 60 juta unit atau 55 persen dari seluruh penjualan mobil di dunia.
Padahal, jumlah penjualan mobil listrik di seluruh dunia pada 2017 mencapai 1,1 juta unit atau 2 persen dari total penjualan mobil. Jumlah ini diperkirakan meningkat menjadi 28 persen pada 2030 dan melesat menjadi 55 persen pada 2040.
Saat ini, penjualan mobil listrik terbanyak berada di China, Amerika Serikat, Jepang, dan beberapa negara di kawasan Eropa. Pada rentang waktu 2010-2017, terdapat 1,2 juta mobil listrik yang terjual di China, 760.000 unit di AS, 220.000 unit di Jepang, dan 820.000 unit untuk sejumlah negara di kawasan Eropa.
Kato menambahkan, sejumlah negara mulai berkomitmen terhadap penggunaan energi ramah lingkungan dengan membuat rencana kebijakan untuk melarang penggunaan bahan bakar fosil dalam beberapa tahun mendatang. Hal ini untuk mereduksi polusi udara akibat emisi kendaraan.
Sebagai gambaran, Norwegia berencana melarang penjualan mobil berbahan bakar fosil pada 2025. Swedia juga berencana melakukan hal serupa pada 2030, sedangkan Indonesia baru akan menerapkan pelarangan mobil berbahan bakar fosil pada 2040.
Kendati sudah mencanangkan kebijakan pelarangan penggunaan bahan bakar fosil, Indonesia belum memiliki strategi untuk mendorong penggunaan mobil listrik. Belum ada satu pun infrastruktur yang disiapkan untuk penggunaan mobil listrik di jalan dan regulasi yang berkaitan dengan pengoperasian mobil listrik.
Sebagai salah satu produsen mobil bertenaga listrik, Mitsubishi mendukung adanya upaya peralihan ke kendaraan ramah lingkungan. Awal 2018, Mitsubishi menghibahkan delapan mobil listrik Outlander PHEV kepada pemerintah yang kemudian disalurkan ke delapan instansi setara kementerian di Indonesia, yakni Kementerian Perindustrian; Kementerian Perhubungan; Kementerian Riset, Teknologi, dan Pendidikan Tinggi; Kementerian Keuangan; Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan; Sekretariat Negara; Badan Pengkajian dan Penerapan Teknologi; serta Polri.
”Mobil listrik itu dapat digunakan agar pemerintah dapat mengkaji terkait penggunaan mobil listrik di Indonesia ke depan,” ujar Bambang Kristiawan, Head of Public Relations & CSR Department Mitsubishi Motors Krama Yudha Sales Indonesia.