Lelaki itu berdiri di tribune Stadion Saint Petersburg, Saint Petersburg, Rusia, Rabu (27/6/2018) dini hari WIB. Pria berusia 57 tahun itu kemudian membentangkan kain warna warni, bergambar dirinya saat masih muda mengenakan seragam tim nasional Argentina, dengan posisi tangan mengatup seolah ingin berdoa, ekspresi wajah memelas, dan latar seolah altar gereja.
Dialah legenda hidup La Albiceleste, julukan Argentina, bernama lengkap Diego Armando Maradona Franco. Dia menjadi pujaan ketika memenangi Piala Dunia 1986 di Meksiko sebagai kapten Argentina, tetapi berbesar hati kalah dari Jerman di final Piala Dunia 1990 di Italia. Maradona berada di Rusia untuk mendukung La Albiceleste pada laga ketiga penyisihan Grup D antara Argentina dan Nigeria pada Piala Dunia 2018.
Bagi penggemarnya, lebih tepatnya, pemujanya, Maradona adalah dewa sepak bola. Di Argentina, hanya ada satu sosok yang lebih besar darinya, secara subjektif, yakni Daniel Pasarella, yang memenangi Piala Dunia 1978 di Argentina dan Piala Dunia 1986.
Maradona hadir di Rusia untuk terus memberikan semangat kepada Argentina yang dalam kondisi genting. Meski memiliki "pemain dari dunia lain" Lionel Messi, langkah Argentina di Piala Dunia 2018 kurang mulus. Padahal, Argentina sedang berjuang mengakhiri rentetan kegagalan di final Piala Amerika 2015, final Piala Amerika Centenario 2016, dan final Piala Dunia 2014 di Brasil.
Di laga pertama penyisihan Grup D Piala Dunia 2018, Argentina ditahan 1-1 oleh debutan Eslandia. Di laga berikutnya, Argentina tak berkutik dibantai Kroasia 3-0. Laga terakhir melawan Nigeria merupakan pertempuran hidup mati bagi La Albiceleste. Di sanalah, Maradona hadir untuk memberikan sentuhan semangat "Tangan Tuhan" yang pernah membantunya memenangi gelar di Meksiko.
Argentina menang 2-1 atas Nigeria, dan di tribune Maradona larut dalam kegembiraan. Dia beranjak dari kursinya, dan berteriak melepaskan ketegangan di pengujung laga. Argentina lolos ke babak 16 besar sebagai posisi kedua Grup D. Messi dan kawan-kawan akan melawan Perancis, juara Grup C, pada perdelapan final di Kazan Arena, 30 Juni pukul 21.00 WIB.