Tak ada Ivan Perisic, maka tak ada predikat juara grup terbaik bagi Kroasia. Kehadiran Perisic memberikan jaminan terciptanya gol di saat-saat penting. Tim ”Lidah Api” mencapai hasil sempurna dengan meraih tiga kemenangan di Grup D atau sembilan poin.
Kroasia yang masuk Grup D Piala Dunia 2018 mengalahkan Nigeria, Argentina, dan Eslandia. Kemenangan atas Nigeria dan Argentina sebenarnya sudah menjadi jaminan tiket menuju perdelapan final. Pada laga ketiga menghadapi Eslandia, skor masih imbang 1-1 menjelang pertandingan usai, Rabu (27/6/2018) dini hari WIB di Rostov Arena, Rostov-on-Don.
Untung ada Perisic. Pemain depan Kroasia itu menjebol gawang Eslandia yang dijaga Hannes Halldorsson. Kemenangan Kroasia pun cukup dramatis karena gol dicetak pada menit ke-90. Perisic sekonyong-konyong menembus kotak penalti Eslandia setelah menerima operan.
Pemain klub Italia, Inter Milan, itu menembak tanpa bisa dibendung Halldorsson. Perisic pun merayakan keberhasilannya menciptakan gol dengan berlari, melompat, dan mengepalkan tangan kanannya. Jika Perisic tidak mencetak gol, skor tentu tetap imbang dan jumlah kemenangan Kroasia di Grup D menjadi tak sempurna.
Berkat Perisic pula, Kroasia punya selisih enam gol atau yang terbesar bersama Inggris dan Belgia di Grup G sementara ini. Pencapaian itu lebih baik dibandingkan Uruguay, tim Grup A yang sama-sama meraih tiga kemenangan, tetapi memiliki selisih lima gol. Kroasia dan Uruguay menjadi juara di grup masing-masing.
”Saya senang karena mencetak gol. Namun, tak penting nama saya tercantum di papan skor. Paling penting, Kroasia menang dan lolos ke babak perdelapan final,” ujarnya. Kini, Perisic bersiap menghadapi pertandingan selanjutnya.
Kroasia akan menghadapi Denmark yang menempati peringkat kedua Grup C di Nizhny Novgorod, Rusia, pada 2 Juli dini hari WIB. ”Denmark adalah tim yang kuat. Kami harus bermain lebih baik jika ingin melanjutkan ke babak perempat final,” ujarnya.
Tak dapat dimungkiri, Perisic termasuk pemain Kroasia paling penting. Pada babak kualifikasi Piala Dunia 2018, Perisic bermain pada semua laga yang berjumlah 11 pertandingan tanpa diganti. Keunggulan Perisic adalah mampu tampil baik pada laga yang sulit dimenangkan.
Perisic juga punya karakter menonjol, yakni kerap mencetak gol pada saat genting. Gol itu, misalnya, dicetak ketika menghantam Yunani pada laga babak kualifikasi Piala Dunia 2018, menang atas Kamerun pada Piala Dunia 2014, dan mengalahkan Spanyol pada Piala Eropa 2016.
Pemain berusia 29 tahun itu dikenal karena gerakan-gerakannya yang sulit ditebak. Di luar lapangan, Perisic juga unik. Pada Piala Eropa 2016, misalnya, Perisic mencukur rambutnya seperti peta Kroasia. Perisic lalu mengecat rambutnya dengan warna-warna bendera negaranya. (REUTERS/FIFA.COM)