ISTANBUL, KOMPAS -- Jalanan kota Istanbul, Turki, Jumat (22/6/2018), menyaksikan kian sengitnya pertarungan antar partai politik dan calon presiden, menjelang pelaksanaan pemungutan suara Minggu besok. Posko partai-partai sejak Kamis (21/6/2018) sore bermunculan di sepanjang Jalan Istiklal–Taksim. Pengelola posko berusaha menarik perhatian warga yang melintas di ruas jalan itu dengan memutar aneka musik.
Jalan Istiklal dekat lapangan Taksim dikenal sebagai pusat belanja dan kuliner. Bagi wisatawan mancanegara, kawasan itu merupakan daya tarik kota Istanbul.
Ada posko Partai Rakyat Demokratik (HDP) yang berbasis massa kaum Kurdi. Ada pula posko komunitas simpatisan Partai Rakyat Republik (CHP), dan hanya berjarak sekitar 700 meter, berdiri posko Partai Keadilan dan Pembangunan (AKP). Posko AKP bahkan membagi-bagikan air mineral dan jajanan gratis kepada warga yang melintas di depannya.
Di Istanbul, juga sering terlihat konvoi kendaraan kampanye dari beberapa partai, seperti AKP dan CHP. Kendaraan kampanye AKP berwarna biru muda dengan gambar wajah Recep Tayyip Erdogan, capres partai itu yang kini menjabat sebagai Presiden Turki. Adapun kendaraan kampanye CHP berwarna putih dengan garis merah, disertai gambar capres Muharrem Ince.
Sementara itu, polisi Turki, kemarin, seperti dilansir media setempat, menangkap 14 orang di Ankara. Mereka diduga adalah anggota kelompok Negara Islam di Irak dan Suriah (NIIS) yang hendak mengacaukan pemilu.
Terima kenyataan
Presiden Erdogan dan kubu AKP yang berkuasa menyatakan akan menerima apa pun hasil pemilu Minggu besok. Pernyataan ini disampaikan di tengah perkiraan bahwa perebutan suara akan berlangsung ketat.
Erdogan mengungkapkan, AKP akan berusaha membangun koalisi jika gagal mendapat mayoritas parlemen pada pemilu Minggu besok. “Jika mendapat kurang dari 300 kursi, kami akan membangun koalisi,” ucapnya.
Sesuai undang-undang (UU) baru pemilu, kursi parlemen Turki ditambah dari 550 menjadi 600 kursi.
Sebelumnya, Erdogan juga berjanji akan mencabut UU darurat setelah pelaksanaan pemungutan suara. UU ini diterapkan di Turki pasca kudeta gagal Juli 2016. Janji Erdogan itu dinilai bertujuan menarik simpati rakyat. Selama ini, penerapan UU darurat menjadi sasaran kritik kubu oposisi, warga Turki, dan komunitas internasional.
Erdogan dalam kunjungan ke bandara baru di Istanbul, Kamis lalu, berjanji pula, jika terpilih sebagai presiden, ia akan menyusutkan kabinet dari beranggotakan 26 menjadi 16 menteri saja. Langkah ini, menurut dia, akan menyederhanakan birokrasi sehingga bisa lebih cepat mengambil keputusan.
Jajak pendapat oleh lembaga independen menunjukkan, Erdogan sangat sulit memenangi satu putaran pilpres. Adapun AKP sulit mendapat suara mayoritas mutlak, seperti yang dicapai mereka pada pemilu parlemen November 2015.
Erdogan juga berjanji akan mencabut UU darurat setelah pelaksanaan pemungutan suara.
Namun, jajak pendapat oleh jaringan situs TVnet yang pro pemerintah menunjukkan, Erdogan bisa meraih 53 persen suara atau menang satu putaran.
Penyelenggaraan pemilu parlemen dan pilpres secara serentak merupakan yang pertama kalinya di Turki. Pelaksanaan pemilu serentak ini sesuai hasil referendum amandemen 2017 yang mengubah sistem pemerintahan Turki dari parlementer ke presidensial.
Selain Erdogan, ada lima capres lagi yang berlaga dalam pilres besok. Salah satunya ialah Selahattin Demirtas dari HDP, yang tengah berada di balik jeruji penjara. Ia meringkuk di sel sejak 2016 dengan tuduhan mendukung terorisme.
Ali Demirtas, anggota HDP, kepada Kompas di posko HDP di Jalan Istiklal–Taksim, menyatakan, kondisi Demirtas memperkuat perjuangan partai itu. “Saya yakin HDP bisa meraih 10 persen suara sesuai ambang batas parlemen. Maka, kami akan menyusutkan suara yang diraih AKP,” lanjutnya.
Saya yakin HDP bisa meraih 10 persen suara sesuai ambang batas parlemen.
Abdurrahman Cetin, yang mengaku simpatisan CHP , mengatakan, posko komunitas simpatisan CHP didirikan sebagai wujud perjuangan mengakhiri perilaku diktator Erdogan.
Adapun Capres dari CHP, Muharren Ince, berjanji mengembalikan Turki ke Barat jika terpilih sebagai presiden. “Pilihan kami adalah Eropa dan NATO, dan segera melawat ke Eropa jika kami terpilih,” ungkap Ince kepada sejumlah dubes Eropa untuk Turki.
Dalam upaya mencegah terjadinya kecurangan dalam pemilu hari Minggu besok, kubu oposisi bersatu membentuk panggung pemilu bebas, bersih dan rahasia. Panggung pemilu tersebut akan melakukan perhitungan suara sendiri melalui aplikasi ponsel cerdas.
Ketua Komite Tinggi Pemilu Turki Sadi Guven berjanji, akan menggelar pemilu bersih, jujur, bebas, dan rahasia. Komite Tinggi Pemilu mengizinkan tim monitor dari mancanegara dan lembaga internasional ikut mengawasi jalannya pemilu presiden dan parlemen hari Minggu besok.
Namun Ketua CHP Kemal Kilicdaroglu tidak percaya sepenuhnya kepada komite itu. CHP akan tetap melakukan perhitungan suara sendiri secara independen.
Kubu oposisi, khususnya CHP, selama ini mengeritik pemerintah yang terlalu mengontrol media sehingga kurang netral dalam pemberitaan menyangkut pemilu.