Terinspirasi Fatahillah, Wagub Ajak Bangkitkan Ekonomi
Oleh
J Galuh Bimantara
·3 menit baca
JAKARTA, KOMPAS -Tanggal 22 Juni dijadikan Hari Ulang Tahun DKI Jakarta setelah 491 tahun lalu, di tanggal yang sama, Fatahillah memimpin pasukan mengalahkan pasukan Portugis dan merebut Sunda Kelapa, cikal bakal Jakarta. Terinspirasi dari peristiwa tersebut, Wakil Gubernur DKI Sandiaga Uno mengajak masyarakat membangkitkan ekonomi Ibu Kota dan membuka lebih banyak lapangan kerja.
“Kita belajar dari Fatahillah menghimpun potensi, membangun daya saing, dan memenangkan ekonomi untuk membuka lapangan kerja seluas-luasnya di wilayah Jakarta,” tutur Sandiaga saat menghadiri perayaan HUT DKI dalam Jakarta Fair Kemayoran 2018 di arena JIExpo Kemayoran, Jakarta Pusat, Kamis (21/6/2018).
Ia mengatakan, pada 22 Juni 1527, Fatahillah memimpin pasukan gabungan dan berhasil mengusir penjajah Portugis dari Sunda Kelapa. Sejak saat itu, nama Sunda Kelapa diganti menjadi Jayakarta, dan kini menjadi Jakarta sebagai Ibu Kota RI.
Sandiaga mengatakan, berdasarkan laporan tingkat daya saing global tahun 2017-2018 World Economic Forum, Indonesia berada pada posisi ke-36, naik lima peringkat dibanding posisi pada periode sebelumnya. “Indonesia mengalahkan Portugal, yang dikalahkan Fatahillah 491 tahun lalu, yang ada di peringkat 42,” ujarnya.
Namun, Indonesia masih punya pekerjaan rumah karena masih kalah peringkat dari sesama negara Asia Tenggara, yaitu Thailand, Singapura, dan Malaysia.
Namun, terkait daya saing di kawasan Asia Tenggara, Sandiaga menilai Jakarta Fair Kemayoran (JFK) memiliki prestasi membanggakan di bidang MICE (meetings, incentives, conferences, and exhibitions) karena sudah menjadi ajang pameran terbesar dan terlama sekawasan. Tahun ini, JFK memasuki usia ke-51 tahun dan tidak pernah absen satu tahun pun memeriahkan HUT DKI sejak pertama kali dihelat.
Data penyelenggara, pengunjung pameran JFK 2018 hingga H+5 Lebaran sudah menembus angka 4,1 juta orang. Direktur Pemasaran Jakarta International Expo (JIExpo) Ralph Scheunemann mengatakan, jumlah kunjungan per hari selama libur Lebaran 1439 H ini bahkan mencapai lebih dari 150.000 orang. Itu lebih tinggi 10-12 persen dibanding prediksi awal. "Ini adalah pengunjung segmen baru, yaitu yang mudiknya kembali ke daerah Jabodetabek atau pengunjung dari luar kota," tutur dia.
Jumlah pengunjung JFK 2018 hingga akhir penyelenggaraan ditarget mencapai 6,8 juta orang dan total transaksi diharapkan menembus angka Rp 7 triliun. Di tahun lalu, jumlah pengunjung mencapai 6,1 juta orang dan total transaksinya Rp 6,8 triliun. Karena itu, JFK jadi salah satu andalan menggerakkan roda ekonomi Ibu Kota.
Menurut Ralph, kontribusi JFK pada ekonomi tidak hanya berasal dari aliran transaksi, tetapi juga pembukaan lapangan kerja selama setidaknya dua bulan, yaitu dari masa persiapan acara yang sekitar sebulan dan dari masa pelaksanaan tanggal 23 Mei-1 Juli 2018.
Ralph mengatakan, saat penyelenggaraan, sekitar 25.000 orang bekerja di area JFK, termasuk petugas kebersihan, petugas parkir, hingga tenaga pemasaran (SPG). Gaji mereka berkisar Rp 125.000-Rp 500.000 per hari. Jika gaji rata-rata Rp 200.000 per orang, maka setidaknya terdapat pembayaran gaji total Rp 5 miliar per hari, dan untuk 40 hari penyelenggaraan mencapai Rp 200 miliar. Jika waktu penyelenggaraan ditambah waktu persiapan dengan total waktu sekitar 60 hari, jumlah gaji yang dibayarkan Rp 300 miliar.
Ralph menekankan, angka-angka terkait lapangan kerja tersebut perlu dikaji lebih rinci lagi, tetapi yang jelas kontribusi tersebut tidaklah kecil. (JOG)