Debat Pilgub Berpengaruh Besar terhadap Elektabilitas
Oleh
Rhama Purna Jati
·3 menit baca
PALEMBANG, KOMPAS — Debat Pilgub Sumatera Selatan yang akan digelar Komisi Pemilihan Umum Sumatera Selatan, Kamis (21/6/2018) malam, dinilai akan berpengaruh signifikan bagi elektabilitas pasangan calon. Debat tersebut dapat membantu pasangan calon untuk meyakinkan pemilih militan dan membantu untuk memperoleh suara dari pemilih mengambang.
Pengamat politik dari Universitas Sriwijaya, Joko Siswanto, di Palembang mengatakan, keberadaan debat pilgub yang digelar KPU Sumsel akan menjadi tolok ukur bagi pemilih untuk menilai setiap pasangan calon. ”Dari debat tersebut, akan diketahui tingkat intelektualitas, gaya kepemimpinan, dan emosional setiap pasangan calon,” ujarnya.
Gaya bertutur, kesantunan, pemilihan kosakata dalam menjawab pertanyaan dari panelis, dan emosi pasangan calon di atas panggung debat akan sangat diperhatikan oleh calon pemilih. ”Itulah sebabnya debat kali ini juga menjadi penentu untuk pemungutan suara 27 Juni nanti,” ucapnya.
Survei Pusat Kajian Kebijakan dan Pembangunan Strategis (Puskaptis) pada 6 Juni-12 Juni menyatakan, elektabilitas pasangan Dodi Reza Alex-Giri Ramanda merupakan yang tertinggi dibandingkan tiga pasangan calon lain dengan raihan 36,25 persen. Pesaing terdekatnya adalah Herman Deru-Mawardi Yahya yang memperoleh 30,06 persen. Sementara Ishak Mekki-Yudha Pratomo mendapatkan 15,25 persen, sedangkan Saifudin Aswari-Irwansyah berada di urutan terakhir dengan 5,20 persen.
Elektabilitas pasangan Dodi Reza Alex-Giri Ramanda merupakan yang tertinggi dibandingkan tiga pasangan calon lain dengan raihan 36,25 persen.
Joko menerangkan, apabila dilihat dari sejumlah survei, hasil yang didapatkan hampir sama. Ini membuktikan hasil pilkada nanti tidak akan jauh berbeda dari hasil survei. Namun, Joko mengingatkan, masih ada sekitar 13,24 persen pemilih mengambang yang belum menentukan pilihan.
”Pemilih mengambang inilah yang masih bisa diperebutkan suaranya,” kata Joko.
Menurut Joko, selain dari debat, keberadaan mesin partai juga harus diperkuat untuk meraih dukungan.
Partisipasi pemilih
Walau demikian, ungkap Joko, pihaknya mewanti-wanti KPU Sumsel untuk terus melakukan sosialisasi kepada masyarakat. Pasalnya, pemungutan suara tidak jauh dari perayaan Lebaran.
”Kemungkinan masih banyak warga Sumsel yang mudik atau belum kembali ke tempat asalnya. Apalagi, libur sekolah belum usai,” katanya.
Kemungkinan masih banyak warga Sumsel yang mudik atau belum kembali ke tempat asalnya. Apalagi, libur sekolah belum usai.
Seorang karyawan swasta, Rudi Yanto (42), mengatakan, ia belum merasakan gema dari Pilkada Sumsel. ”Saya kaget kalau pemungutan suara akan diadakan dalam waktu dekat,” katanya.
Menurut ayah dua anak ini, gema kampanye Pilgub Sumsel ataupun Pilkada Kota Palembang tidak semeriah pemilihan presiden.
Kenyataan tersebut berbeda dengan hasil survei Puskaptis yang menyatakan hampir 75 persen responden sudah mengetahui adanya Pilkada Sumatera Selatan. Bahkan, dari 1.200 responden yang diwawancarai, lebih dari 80 persen telah mengetahui kandidat yang akan bertarung pada pilgub.
Direktur Eksekutif Puskaptis Husin Yazid memperkirakan jumlah partisipasi akan tinggi. Hal ini tergambar dari tingkat keterkenalan calon gubernur di atas 80 persen. Walau sudah mengetahui figur yang akan bertarung, tetapi jumlah pemilih tetap saja berbeda.
Husin menerangkan, jika dibandingkan dengan hasil survei dari 10 Mei-16 Mei, elektabilitas tiga calon, yakni Dodi-Giri, Ishak-Yudha dan Herman-Mawardi, naik sekitar 1-3 persen. Adapun Saifudin Aswari-Irwansyah turun hingga 4 persen.
Untuk itu, keberadaan debat akan sangat ditunggu dan cukup menentukan siapa yang bisa meraih kursi Sumsel I dan Sumsel II.