MOSKWA, KOMPAS — Puluhan ribu pendukung timnas Rusia di Moskwa larut dalam kegembiraan menyusul kemenangan tim mereka atas Mesir, 3-1, di penyisihan Grup A Piala Dunia, Selasa (19/6/2018) malam waktu setempat. Rusia kini di ambang sejarah baru, yaitu lolos ke babak 16 besar untuk pertama kali setelah runtuhnya Uni Soviet.
”Ro...ssi-ya (Rusia), Ro...ssi-ya (Rusia),” demikian bunyi teriakan para pendukung Rusia seusai meninggalkan area FIFA Fans Zone di kawasan Sparrow Hills, Moskwa. Teriakan itu terdengar hingga ke jalan-jalan, stasiun bawah tanah, dan bus-bus kota pada malam itu.
”Ini sungguh luar biasa. Kami semua nyaris tidak percaya (menang 3-1 atas Mesir). Anda tahu sendiri, Mesir punya (Mohamed) Salah, salah satu pemain terbaik di dunia saat ini. Namun, kami bisa mengatasi mereka. Ini terasa seperti mimpi, apalagi setelah kami menang besar di laga sebelumnya (5-0 atas Arab Saudi),” tutur Kate Ekaterina (23), pendukung Rusia yang hadir di FIFA Fans Zone.
Berkat kemenangan atas Mesir itu, Rusia kini di ambang ke babak 16 besar. Apabila Uruguay ditahan Saudi, Rabu, 20 Juni, Rusia pun dipastikan melenggang ke babak gugur. Terakhir kali ”Sbornaya”, julukan timnas Rusia, lolos ke putaran kedua adalah pada Piala Dunia 1986 di Meksiko. Saat itu, Rusia masih berupa negara Uni Soviet.
Rusia juga mencetak sejarah baru, yaitu sebagai negara pertama yang mengemas total delapan gol dan hanya sekali kebobolan di dua laga awal penyisihan grup. Rekor gemilang ini hanya bisa didekati Italia pada Piala Dunia 1934. Saat itu, sang juara dunia mengemas delapan gol dan dua kali kebobolan di dua laga pertama penyisihan grup.
Tidak hanya itu, Rusia juga menorehkan catatan mengilap lainnya. Jumlah delapan gol yang dikemas Rusia setara dengan jumlah total gol Spanyol di tujuh laga saat memenangi Piala Dunia Afrika Selatan 2010.
Padahal, sebelum Piala Dunia 2018 bergulir, tidak sedikit warga Rusia yang meragukan tim mereka bakal tampil mengilap. Rusia sebelumnya tidak pernah menang di tujuh laga beruntun dan menempati peringkat ke-70 FIFA atau yang terendah di antara 32 tim peserta Piala Dunia 2018.
”Kami semua (fans Rusia) sempat cemas. Namun, begitu (Piala Dunia 2018) bergulir, rasa cemas itu berganti euforia. Dua minggu lalu, kami tidak akan percaya bakal seperti ini,” ujar Alex (62), warga Rusia.