Enigma Salah nan Saleh di Rusia
Mencetak lima gol di lima laga kualifikasi dan turut meloloskan Mesir ke Piala Dunia 2018 menjadikan Mohamed Salah sebagai ”pahlawan” bagi negerinya. Namanya kian mendunia dan rakyat Mesir tergila-gila setelah penampilan gemilangnya di musim perdana bersama Liverpool dengan 44 gol di semua kompetisi.
Maret 2018, saat Salah masih menambah pundi-pundi gol bersama Liverpool di Liga Inggris dan Liga Champions, namanya ditulis pada surat suara pemilihan presiden Mesir. Nama Salah tertulis dengan pensil dan pena di kertas suara, di antara nama kandidat Moussa Mostafa dan Abdel Fatah el-Sisi.
Fatah el-Sisi memenangi pemilihan Presiden Mesir. Namun, urutan kedua dengan raihan lebih dari 1 juta suara adalah Salah, penyerang yang ditebus Liverpool dari AS Roma dengan nilai transfer 42 juta euro atau sekitar Rp 679 miliar.
Tentu, tulisan rakyat Mesir itu dinyatakan sebagai suara tidak sah oleh komisi pemilihan umum negeri yang dibelah oleh Nil, sungai terpanjang di dunia, itu. Jangan salahkan rakyat Mesir yang lebih memilih Salah daripada Mostafa yang mendapat hampir 657.000 suara.
Jutaan, mungkin miliaran, mata menunggu kiprahnya ketika Salah membela Liverpool di final Liga Champions untuk menghadapi Real Madrid. Namun, di sanalah petaka itu terjadi. Kapten Real Madrid, Sergio Ramos, menjatuhkan Salah sehingga cedera dislokasi bahu. Ramos segera menjadi musuh bersama rakyat Mesir, pendukung Liverpool, dan sebagian penduduk Bumi yang mengagumi Salah.
Apalagi, debut Piala Dunia di Rusia tersisa tiga pekan. Tim dokter Mesir menyatakan, Salah kemungkinan tak bisa diturunkan dalam laga perdana penyisihan Grup A menghadapi Uruguay. Publik mengernyitkan dahi karena Pelatih Hector Cuper tak menurunkan Salah saat Mesir menghadapi raksasa Amerika Selatan, Uruguay, Jumat (15/6/2018), di Ekaterinburg Arena. Hasilnya, Mesir kalah oleh gol teramung Jose Gimenez di menit ke-89.
Dari sorot kamera, Salah yang duduk di bangku cadangan terlihat kecewa. Namun, Cuper berdalih Salah tak fit. Cuper enggan mengambil risiko tinggi menurunkan Salah karena cedera pemain kunci Mesir itu bisa kembali parah. Jika itu terjadi, nasib Mesir kian gawat untuk melangkah ke laga kedua kontra Rusia yang tentu menentukan.
Demi menjaga peluang, Cuper menurunkan Salah di laga kedua kontra Rusia, Rabu, 20 Juni, di Stadion Saint Petersburg. Di laga perdana, tuan rumah menang 5-0 atas Arab Saudi. Mesir berambisi menghentikan pesta bahkan menyakiti tuan rumah Piala Dunia itu.
Namun, laga kedua tak berjalan seperti diharapkan. Rusia yang tak menjalani laga kualifikasi dan hancur lebur di persahabatan internasional jelang putaran final ternyata mengamuk di turnamen. Rusia menggilas Mesir dengan skor 3-1. Gol balasan Mesir datang dari titik penalti yang sukses dieksekusi oleh Salah pada menit ke-73.
Dua kekalahan itu hampir pasti menutup Mesir tak bisa melangkah ke fase gugur. Hanya keajaiban yang bisa mengantar Mesir melangkah lebih jauh di Rusia. Mesir masih akan menjalani laga ketiga kontra Arab Saudi pada Senin (25/6/2018) pukul 21.00 di Volgograd Arena. Laga itu, meski kemungkinan besar sudah tak akan membantu, bisa mengobati kekecewaan Mesir sebelum angkat kaki dari ”Negeri Beruang Merah”. Syaratnya, Mesir harus menang dan sebisa mungkin mencetak banyak gol, tentu dengan peran Salah di dalamnya.
Tidak ada yang bisa menyangkal betapa pentingnya Salah bagi tim, dan kami khawatir sejak dia cedera.
Sebelum menembus putaran final Piala Dunia 2018, Mesir terakhir kali berlaga di turnamen ini pada edisi 1990 di Italia. Saat itu, Mesir berada di Grup F bersama Inggris, Belanda, dan Irlandia. Mesir jadi juru kunci grup setelah seri 1-1 dengan Belanda, 0-0 dengan Irlandia, dan kalah 0-1 dari Inggris.
Di dua laga penyisihan Grup A Piala Dunia 2018, Salah memang baru sekali diturunkan. Salah mencetak satu gol, tetapi gagal membantu Mesir mengatasi Rusia. Namun, masih ada laga ketiga dan diharapkan Cuper kembali menurunkan Salah agar pemain ini tetap berarti sebelum angkat kaki dari Rusia.
”Ketika tidak menurunkan dia, tim merasakan kehampaan,” kata Cuper seusai kekalahan menyakitkan dari Rusia. Mungkin ini indikasi kuat Cuper akan menurunkan Salah di laga ketiga kontra Arab Saudi.
”Tidak ada yang bisa menyangkal betapa pentingnya Salah bagi tim, dan kami khawatir sejak dia cedera,” ujar Cuper tentang Salah yang tidak bisa maksimal di Piala Dunia 2018.
Lupakanlah langkah Mesir selanjutnya. Kenanglah Salah yang saleh. Sehabis mencetak gol ke gawang Rusia, selebrasinya adalah bersujud, memuliakan Allah. Dia tak bisa menari, apalagi merayakan kemenangan dengan minum-minum. Salah juga meyakini bahwa merajah tubuh menyalahi keyakinannya. Dalam perjalanan ke berbagai laga bersama klub yang dia bela, Salah lebih suka mendaras kitab suci Al Quran dan memanjatkan doa daripada mendengarkan musik populer. Salah adalah wajah agamanya yang sejuk, yang damai, yang dielu-elukan publik Liverpool dengan kata pujian khusus.
Ingatlah, pemain yang dijuluki ”Raja Mesir” itu mulai muncul ke panggung dunia saat membela FC Basel (Swiss) selama dua musim sejak 2012/2013. Dua musim selanjutnya, Salah membela Chelsea (Inggris), tetapi Pelatih Jose Mourinho waktu itu kurang memaksimalkan ”permata” ini. Salah kemudian dipinjamkan ke dua klub Italia selama dua musim. Semusim ia membela Fiorentina dan semusim bersama AS Roma.
Musim 2016/2017, AS Roma memermanenkan keberadaan Salah. Dua musim bersama AS Roma, Salah mencetak 34 gol dalam 83 laga. Pelatih Liverpool Juergen Klopp kepincut dan memboyongnya ke Anfield. Kejelian Klopp tidak meleset. Dalam semusim, 52 laga yang telah dijalani, Salah mencetak 44 gol sehingga turut disandingkan dengan dua pemain terbaik dunia, Cristiano Ronaldo (Real Madrid) dan Lionel Messi (Barcelona).
Masih ada satu laga lagi bagi Mesir di Piala Dunia. Mesir bisa dikatakan hampir pasti tersingkir. Namun, masih ada satu laga yang bisa dijalani Salah. Biarpun pemain ini belum bugar 100 persen, dia diharapkan bisa tampil pada laga ketiga. Di laga kontra Arab Saudi itu, Sang Raja Mesir bisa memberikan salam perpisahan dengan permainannya dan semoga dengan golnya. (AFP/FIFA)