GRESIK, KOMPAS – Ribuan warga Bawean yang mudik, diperkirakan Kamis (21/6/2018) baru bisa kembali ke Gresik, saat cuaca normal dan tinggi gelombang tidak melampaui 2 meter.
Dua kapal reguler yang melayani rute Gresik-Bawean, Kapal Motor Express Bahari 8E dan Kapal Motor Natuna Express hanya mampu menembus tinggi gelombang maksimal 2 meter, namun sudah tidak bisa berlayar sejak Sabtu (16/6/2018) karena tinggi gelombang lebih dari 3 meter. Di sisi lain generator KM Natuna Express juga dalam perbaikan dan survei kelaikan.
Setelah terhenti beberapa hari, KM Express Bahari 8E pada Selasa (19/6/2018) pukul 13.06 diizinkan berlayar. Kapal cepat itu mengangkut 390 orang dari Pelabuhan Gresik menuju Pulau Bawean. Sementara, meskipun perbaikan geneatornya selesai, KM Natuna Express masih disurvei dan dicek Badan Klasifikasi Indonesia (BSI) apakah laik berlayar lagi.
Kepala Kantor Syahbandar dan Otoritas Pelabuhan (KSOP) Gresik, Agustinus Maun menyatakan pihaknya hanya mengizinkan Express Bahari berlayar. Alasannya sebab sesuai prakiraan Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika Maritim Perak Surabaya, pada 19 Juni 2018, mulai pukul 13.00 hingga pukul 19.00, tinggi gelombang sekitar 2 meter. “Semoga semua penumpang selamat tiba di Bawean,” tuturnya.
Maun menambahkan untuk KM Natuna Express belum bisa diizinkan belayar karena menungu menunggu persetujuan dan hasil rekomensasi BSI. Tim BSI juga sedang mensurvei kelaikan kapal. Berdasarkan hasil pengecekan, kondisi generator yang rusak pada 13 Juni lalu sudah diperbaiki dan pendingin ruangan serta lampu sudah berfungsi.
“Namun kapal belum bisa diizinkan berlayar. Kami menunggu rekomendasi resmi BSI. Kalaupun sudah diperbolehkan berlayar, kami belum mengizinkan,” katanya.
Alasannya, pada Rabu (20/6/2018) kondisi cuaca diprediksi memburuk lagi dan tinggi gelombang kembali mencapai 3 meter. Cuaca diperkirakan normal kembali Kamis (21/6/2018) dengan tinggi gelombang sekitar 1,8 meter, dan kapal itu akan diizinkan berlayar. “Kami meminta setidaknya, Natuna punya generator utama dan generator cadangan dengan kapasitas sama,” kata Agus.
Kepala Seksi Pelayaran Dinas Perhubungan Gresik Muhammad Amri menambahkan sebenarnya rute Gresik-Bawean dilayani tiga kapal yakni KM Express Bahari 8E dengan kapasitas 390 orang, KM Natuna Express berkapasitas 250 orang. Satu lagi, Kapal Gili Iyang yang bertolak dari Pelabuhan Angkutan Sungai Danau dan Penyeberangan (ASDP) Paciran, Lamongan.
Kapal Gili Iyang bisa mengangkut penumpang dan barang. Kapasitas penumpang Kapal Gili Iyang 219 orang, namun bisa didispensasi hingga 339 orang. “Kalau digunakan untuk mengangkut orang saja tanpa ada barang bisa dimaksimalkan hingga 628 orang,” kata Amri.
Menurut dia, kondisi cuaca sedang tidak menentu dan untuk menghindari penumpukan penumpang di Bawean, pihaknya berkomunikasi dengan perusahaan kapal PT Dharma Lautan Utama untuk mengirimkan kapal bantuan guna mengangkut warga Bawean. Permohonan itu belum mendapatkan balasan, DLU juga masih fokus melayani rute Surabaya-Kalimantan.
Pihaknya mengandalkan Gili Iyang yang bertolak ke Bawean pukul 22.00 paginya sudah tiba di Bawean, dan Rabu pagi bisa mengangkut warga Bawean, tiga jam setelah sandar. Itu bisa mengurangi penumpukan,” tutur Amri.
Ia menyebutkan warga Bawean yang mudik dan tertahan mencapai sekitar 7.000 orang. “Jika tidak terangkut bertahap dikhawatirkan terjadi penumpukan. “Kami berharap Natuna Express juga segera beroperasi kembali,” ucap Amri.
Warga Bawean M Amin Usman, menyayangkan problem cuaca buruk terus berulang,tapi tak ada solusi. Solusi selama ini hanya sementara, baik meminta kapal bantuan untuk mengangkut warga Bawean atau dengan menyediakan tempat penampungan.
Biasanya setiap cuaca buruk selalu minta bantuan kapal perang ke Pangkalan Armada Timur atau kapal penumpang ke PT Dharma Lautan Utama dengan kapal yang lebih tahan gelombang.
Kalau mau kapal cepat, waktu tempuh tiga jam, resikonya setiap gelombang lebih tiga meter tak bisa berlayar. Kalau pilih kapal tahan gelombang hingga 5 meter, waktu tempuh bisa 8-12 jam.
"Serba sulit. Padahal untuk mendongkrak wisata dan ekonomi masyarakat perlu kapal yang cepat juga tahan gelombang," katanya.