JAKARTA, KOMPAS -- Ribuan pemudik mulai kembali ke Jakarta dengan moda transportasi kereta api. Di Stasiun Senen misalnya, jumlah penumpang yang tiba meningkat pada Senin (18/6/2018). Meski demikian, jumlah penumpang yang tiba masih lebih rendah dibandingkan dengan jumlah penumpang yang berangkat dari stasiun ini.
Jumlah penumpang yang tiba hari Senin tercatat lebih banyak 775 penumpang dibandingkan sehari sebelumnya. Hingga Senin pukul 17.00, jumlah penumpang yang tiba di Stasiun Senen tercatat 21.834 orang, sementara penumpang yang berangkat saat masa mudik tercatat 25.168 penumpang.
Angka di wilayah Daop I
Jika melihat data wilayah Daerah Operasi (Daop) 1 Jakarta, jumlah penumpang yang tiba di Jakarta sudah mulai meningkat. Pada Sabtu (16/6/2018), penumpang yang tiba sebanyak 39.039 orang. Jumlah ini meningkat pada Minggu (17/6/2018) menjadi 47.315 orang.
Peningkatan jumlah penumpang yang tiba dikarenakan pengumuman perubahan jadwal cuti bersama yang mendadak. Para pemudik sudah banyak yang membeli tiket pulang pada hari Senin. Namun, masih cukup banyak yang memilih untuk mudik awal pekan ini mengingat libur anak sekolah sampai pertengahan Juli mendatang.
Jalur antrean dan ruang tunggu keberangkatan masih dipadati oleh penumpang. Sementara itu, di peron kedatangan, penumpang yang turun tidak terlalu ramai.
Berdasarkan catatan Kompas, tanggal 18 Juni 2018 adalah tanggal kedua yang diminati penumpang untuk kembali ke Jakarta. Hal ini telah dikatakan sebelumnya oleh Manajer Senior Hubungan Masyarakat PT Kereta Api Indonesia Daerah Operasi 1 Jakarta, Edy Kuswoyo Minggu (17/6/2018).
Seorang penumpang yang baru tiba dengan Kereta Sawunggalih dari Kutoarjo, Prima (27), mengatakan dia pulang Senin karena jadwal cuti bersama yang berubah. Sebenarnya ia ingin pulang esok hari.
"Waktu itu info tentang cuti bersamanya kan dadakan, saya udah keburu beli tiket pulang. Jadi ya pulang hari ini, kalau diganti jadwal kan belum tentu dapet juga tiketnya," kata Prima.
Penumpang lain mengalami hal yang sama. Penumpang Kereta Fajar Utama dari Yogyakarta, Islah (26) dan Neva (22), mengatakan sudah terlanjur membeli tiket pulang. Pegawai negeri sipil ini sudah membeli tiket sebelum tahu informasi perpanjangan cuti bersama.
Meski demikian, jumlah pemudik masih relatif tinggi. Seorang pemudik, Yenni (49), akan mudik bersama suami dan keempat anaknya ke Sleman, Yogyakarta.
Alasan mereka baru mudik adalah karena baru mendapat tiket hari Senin meski telah memesan sejak tiga bulan lalu. Untuk tiket pulang, mereka mendapat tiket tanggal 29 Juni 2018.
"Sebenarnya kan cukup di sana tiga atau empat hari untuk bertemu sesepuh. Tapi ini karena lagi-lagi tak dapat tiket. Jadi di sana nanti sepuluh hari," kata Yenni.
Penumpang menumpuk
Jalur antrean untuk masuk ruang tunggu sejak pukul 10.00 sudah ramai oleh penumpang yang akan berangkat. Selain itu, ada juga penumpang yang duduk di lantai sekitar jalur antrean.
Jalanan pun tertutup oleh para penumpang dan barang-barang bawaannya. Kesemrawutan yang tercipta ini ditambah dengan cuaca yang semakin panas, hingga mencapai 33 derajat Celcius.
Para penumpang mengeluhkan keadaan ini. Dua pemudik, Didit (58) dan Suryati (52), sudah sampai di Stasiun Senen sejak pukul 10.00. Namun, keberangkatannya masih sekitar enam jam lagi.
"Kami kan dari Batam, tadi setelah sampai bandara langsung ke sini. Sebenarnya lebih enak di Stasiun Gambir karena lebih nyaman dan lebih luas. Tapi udah tak dapat tiket dari sana. Kalau di sini semrawut banget, panas juga," kata Didit.
Hal senada dikatakan Widia (28). Ia akan mudik ke Madiun bersama suaminya. Mereka telah berada di stasiun sejak pukul 13.00 sedangkan keberangkatannya pukul 17.00.
"Saya tadi dari Bekasi, takut macet jadi berangkat lebih awal. Eh ternyata setengah jam udah sampe," kata Widia.
Saat dihampiri, Widia sedang duduk di lantai depan jalur antrean. Ia membawa dua tas travel dan satu koper. Kepada Kompas ia mengatakan bahwa sebelumnya sudah ke musala dan ruang tunggu tapi semuanya penuh.
Edy Kuswoyo mengimbau agar penumpang datang dua atau maksimal tiga jam sebelum keberangkatan. Hal ini untuk mencegah adanya penumpukan penumpang.
"Ruang tunggu di dalam itu kapasitasnya 3.000 orang. Tapi yang bisa masuk hanya penumpang yang keberangkatannya dua atau tiga jam sebelum kereta datang," kata Edy.
Edy menambahkan, jika semua penumpang diizinkan masuk, akan terjadi kepadatan di peron. Tidak hanya itu, penumpang bisa salah naik gerbong. (SHARON PATRICIA)