Bagi para pendukung “Tim Dinamit”, pemain depan Denmark Yussuf Yurary Poulsen boleh dianggap pahlawan pada pertandingan melawan Peru. Namun, sebenarnya terdapat pejuang senyap di garis belakang pada pertandingan di
Arena Mordova, Saransk, Rusia, Sabtu (16/6/2018) tersebut.
Pejuang itu adalah kiper Denmark Kasper Schmeichel yang mampu menahan serangan gencar “Los Incas”. Tercatat, Schmeichel melakukan enam kali penyelamatan yang jauh lebih banyak dibandingkan kiper Peru Pedro Gallese atau hanya dua kali.
Kegigihan Schmeichel melengkapi pencapaian Yurary yang mencetak gol tunggal pada menit ke-58 pertandingan tersebut. Gol itu juga telah mengantar Denmark menempati posisi kedua Grup C Piala Dunia 2018 sementara ini, dengan perolehan poin sama dengan Perancis di posisi teratas, yakni 3 poin. Perancis yang mengalahkan Australia, 2-1, kemarin.
Serangan Denmark dan Peru berlangsung gencar namun Schmeichel bisa mengatasi gempuran-gempuran “La Blanquirroja”. Pada menit ke-7 misalnya, gelandang Peru Yoshimar Yotun melancarkan tembakan namun bisa ditanggulangi kiper berusia 31 tahun itu dengan baik.
Pada babak kedua, giliran pemain depan Peru Jefferson Farfan berduel dengan Schmeichel pada menit ke-83. Serangan penyerang andalan Peru itu pun bisa diblokir Schmeichel. Kiper berusia 31 tahun tersebut mewarisi bakat mengawal gawang dari ayahnya.
Kasper adalah anak Peter Schmeichel, penjaga gawang legendaris klub Inggris, Manchester United yang juga sama-sama membela “Tim Dinamit”. Peter pernah dinobatkan Federasi Statistik dan Sejarah Sepak Bola Internasional sebagai kiper terbaik pada tahun 1992 dan 1993.
Selain itu, Peter dipercaya sebagai kapten Manchester United dan menjuarai Liga Champions pada tahun 1999, bahkan mendapatkan treble. Kasper yang juga kiper Leicester City itu tengah membuka jalan untuk mencapai prestasi yang dulu diidamkan ayahnya, menjadi juara Piala Dunia. (FIFA.com)