Kapan Penerbangan Haji di Kertajati?
Saat mengunjungi Bandara Internasional Jawa Barat Kertajati di Kabupaten Majalengka, pertengahan April 2018, Presiden Joko Widodo memastikan bandara tersebut tahun ini akan melayani penerbangan haji. Mungkinkah, penerbangan haji dapat berlangsung dari Kertajati?
“Nanti kami dalami lagi. Kalau memungkinkan, penerbangan haji dilakukan,” ucap Presiden, setelah mendarat pertama kali di Bandara Internasional Jabar (BIJB) Kertajati dengan pesawat kepresidenan Boeing 737-800.
Namun, pernyataan itu menunjukkan belum adanya kepastian penerbangan haji dari Kertajati.
Hingga saat ini, BIJB Kertajati baru melayani satu kali penerbangan setiap hari dengan rute Surabaya-Kertajati-Surabaya. Penerbangan itu dilayani oleh Citilink dengan penerbangan perdana pada 8 Juni lalu.
Pada masa mudik Lebaran ini, lebih dari 60 persen tiket penerbangan hingga 24 Juni telah dipesan untuk rute tersebut.
Bandara di atas lahan seluas 1.100 hektar tersebut memang dicanangkan melayani penerbangan haji. Luas total terminal yang mencapai 96.280 meter persegi telah termasuk lounge umrah eksklusif seluas 700 meter persegi serta 12 ruang shalat.
Namun, hingga pekan lalu, belum terdapat penyewa, termasuk restoran, di terminal bandara. Tempat anjungan transaksi mandiri juga belum tersedia.
Setiap tahun sekitar 17 persen dari 47 juta penduduk Jabar melakukan perjalanan haji dan umrah
PT Bandara Internasional Jabar (BIJB), badan usaha milik daerah Jabar yang turut mengelola bandara, kini sedang menjalin kemitraan dengan Bandara Internasional Amir Muhammad bin Abdul Azis (AMAA) Madinah.
Di dalam negeri, PT BIJB telah membuka komunikasi dengan sekitar 160 perusahaan perjalanan umrah di Jabar.
Potensi BIJB Kertajati untuk melayani penerbangan haji dan umrah tentu sangat besar. Setiap tahun sekitar 17 persen dari 47 juta penduduk Jabar melakukan perjalanan haji dan umrah. Penerbangan tersebut umumnya dilakukan dari Bandara Internasional Soekarno-Hatta, Tangerang, Banten.
Ini belum termasuk potensi pasar calon jemaah haji dari Brebes dan Tegal, Jawa Tengah, yang hanya berjarak tempuh sekitar 2 jam menuju Kertajati. Perjalanan ke Bandara Soekarno-Hatta tentu lebih lama apalagi jika harus menembus kemacetan di pusat kota Jakarta.
Rencananya, calon jemaah haji yang akan berangkat melalui Kertajati berasal dari Majalengka dan Sumedang. Namun, hal ini belum pasti padahal penerbangan haji ditargetkan beroperasi pada bulan Juli 2018.
Salah satu hambatan, tentu saja belum ada asrama haji di sekitar bandara. Selama ini, calon jemaah haji asal Jabar diberangkatkan dari asrama haji Bekasi menuju Bandara Internasional Soekarno-Hatta.
Bupati Majalengka Sutrisno pun sempat menawarkan opsi asrama haji di sebuah hotel bintang tiga di Majalengka. Bila tidak memadai, di Cirebon, kota yang hanya berjarak satu jam dari Kertajati, terdapat 107 hotel.
“Sekitar 1.000 anggota calon jemaah haji asal Majalengka siap berangkat melalui Kertajati,” ujar Sutrisno. Selain Majalengka, calon jemaah haji juga terdapat di Kota Cirebon, Kabupaten Cirebon, Kuningan dan Indramayu di Jabar bagian timur.
Namun, ketika menyambut kedatangan Presiden pada 24 Mei, Menteri Perhubungan Budi Karya Sumadi mengatakan, calon jemaah haji diberangkatkan dari asrama haji Jakarta. Budi tetap optimistis, pemberangkatan haji dilakukan dari Kertajati.
Keterbatasan landasan pacu
Tidak hanya asrama haji, penerbangan haji dari Kertajati juga terkendala landas pacu. Saat ini, BIJB Kertajati baru memiliki landas pacu sepanjang 2.500 meter dengan lebar 60 meter.
Padahal, dibutuhkan panjang landasan minimal 3.000 meter agar dapat didarati pesawat berbadan lebar seperti Boeing 777, yang biasanya digunakan untuk melayani penumpang haji dan umrah.
Padahal, dibutuhkan panjang landasan minimal 3.000 meter agar dapat didarati pesawat berbadan lebar seperti Boeing 777.
“Akhir tahun ini, landas pacu BIJB Kertajati bakal diperpanjang, dari 2.500 meter menjadi 3.000 meter. Artinya, (setelah runway selesai) penerbangan haji bisa dilakukan,” ujar Direktur Teknik dan Operasi PT AP (Angkasa Pura) II Djoko Murjatmodjo, saat ditemui dalam penerbangan komersial perdana 8 Juni. PT AP II bersama PT BIJB merupakan pengelola BIJB Kertajati.
Dengan beroperasinya BIJB Kertajati untuk penerbangan haji, kata Djoko, kepadatan di Bandara Soekarno-Hatta dapat berkurang. Saat ini, proses lepas landas di Soekarno-Hatta, pada jam-jam sibuk memang harus mengantre.
Lalu, apakah dengan perpanjangan landas pacu, BIJB Kertajati otomatis melayani penerbangan haji? ”Kami belum tahu maskapai apa yang akan digunakan. Kami juga bingung terkait akses menuju bandara,” ujar Cecep Rahmat, pengusaha tur dan travel umrah asal Kabupaten Tasikmalaya.
Jalan akses
Menurut dia, dibutuhkan waktu sekitar 6 jam dari Jabar selatan jika menggunakan jalur tol, antara lain Cileunyi menuju Cikampek sebelum masuk ke Jakarta untuk penerbangan haji di Bandara Soekarno-Hatta. ”Belum ada jalur tol dari Jabar selatan seperti Tasikmalaya langsung ke Kertajati. Kalau lewat tol, nanti masuk dari Cikampek. Padahal, itu sudah dekat Jakarta,” ujarnya.
Selain itu, penumpang calon jemaah haji dari Bandung juga masih terkendala akses jalan ke Kertajati. Hal ini dikarenakan Jalan Tol Cileunyi-Sumedang-Dawuan, sebagai akses tol dari Bandung ke Kertajati, masih dalam pengerjaan fisik yang baru mencapai 40-an persen.
Penumpang calon jemaah haji dari Bandung juga masih terkendala akses jalan ke Kertajati.
Sementara ini, untuk menuju Kertajati, pengunjung dapat melalui Jalan Tol Cikopo-Palimanan dan keluar di Gerbang Tol Kertajati.
Direktur Utama PT BIJB Virda Dimas Ekaputra mengatakan, kepastian penerbangan haji merupakan wewenang pemerintah pusat. “Rencana awalnya, BIJB Kertajati dijadikan embarkasi haji antara. Jadi, penerbangan haji dari Kertajati masih akan transit di Jakarta,” ujar Virda.
Lalu, kapan penerbangan haji dilakukan di BIJB Kertajati? Hanya pemerintah yang dapat menjawabnya. Yang jelas, masyarakat dan pelaku usaha membutuhkan kepastian tersebut, termasuk fasilitas penunjang yang memadai.
Ingat, pembangunan BIJB Kertajati sudah dicanangkan sejak 15 tahun lalu.