SOCHI, KOMPAS — Perseteruan sengit berabad lamanya di antara dua negeri dari Semenanjung Iberia, yakni Spanyol dan Portugal, seolah hidup lagi pada partai Grup B Piala Dunia 2018, Sabtu (16/6/2018) dini hari WIB. Drama yang diwarnai enam gol itu berakhir imbang, 3-3.
Megabintang Cristiano Ronaldo (Real Madrid) memborong tiga gol untuk Portugal, yakni pada menit ke-4 (penalti), menit ke-44, dan gol penyelamat timnya dari kekalahan pada menit ke-88. Adapun tiga gol Spanyol dipersembahkan penyerang Diego Costa (Atletico Madrid) pada menit ke-24 dan ke-55 serta bek Nacho (Real Madrid) pada menit ke-58.
Laga yang disaksikan langsung oleh 43.866 penonton di Stadion Fisht, termasuk wartawan Kompas, Herpin Dewanto Putro, itu sesuai harapan pencinta sepak bola. Duel penuh gengsi bertabur bintang tersebut berjalan atraktif, panas, sekaligus mendebarkan.
https://youtu.be/822UbJavdRc
Mengutip fifa.com, dalam jumpa pers seusai laga, Pelatih Spanyol Fernando Hierro menyatakan bangga dengan penampilan tim asuhannya. Hasil seri harus diterima dan akan diperbaiki saat laga selanjutnya melawan Iran dan Maroko.
Ia pun optimistis Spanyol tetap dalam jalur untuk mencoba meraih juara Piala Dunia untuk kedua kali. ”Bersama tim ini, saya ingin selama dan sejauh mungkin bertahan di turnamen,” ujar Hierro.
Laga itu sempat diwarnai bumbu keraguan terhadap Hierro yang baru dua hari menangani skuad ”Matador” menggantikan Julen Lopetegui yang diberhentikan Federasi Sepak Bola Spanyol (RFEF).
Namun, Hierro boleh bernapas lega. Sebab, tanpa menempuh perombakan persiapan, timnya mampu mengimbangi perlawanan Portugal yang masih ditangani Fernando Santos, pelatih yang membawa negeri itu memenangi Piala Eropa 2016 di Perancis.
Sementara itu, Santos juga senang dan bangga dengan penampilan timnya. Pasalnya, Spanyol memang tim yang sulit dikalahkan. Hal itu terbukti dari catatan Portugal yang tak pernah menang atas Spanyol di pentas Piala Dunia.
Ia mengatakan, hasil seri patut disyukuri dan diharapkan mempertahankan semangat tim untuk berikutnya menghadapi Maroko dan Iran. ”Perjalanan masih panjang dan kami harus menikmati setiap laga dan berjuang keras seperti pengalaman di Perancis lalu,” kata Santos.
Formasi serupa
Dalam derbi Iberia edisi ke-36 itu, Hierro dan Santos memimpin ”pertempuran” dengan formasi serupa, yakni 4-2-3-1. Spanyol mengandalkan Costa dengan dukungan trio Andres Iniesta (Barcelona), Isco (Real Madrid), dan David Silva (Manchester City).
Adapun Portugal dimotori Ronaldo dengan dukungan trio Bernardo Silva (Manchester City), Goncalo Guedes (Valencia), dan Bruno Fernandes (Sporting).
Meski laga berakhir seri, Spanyol lebih mendominasi pertarungan dengan penguasaan bola 62 persen berbanding 38 persen untuk Portugal. Spanyol masih setia dengan pakem tiki-taka yang pada laga itu mencatatkan 704 operan dengan tingkat akurasi 92 persen. Sementara Portugal membuat 336 operan dengan akurasi 86 persen.
Skuad ”La Furia Roja” juga membuat 12 peluang, lima di antaranya akurat ke gawang. Sementara kubu ”Selecao das Aquinas” menghasilkan 8 peluang, tiga di antaranya akurat ke gawang.
Namun, dalam sepak bola, hasil laga ditentukan oleh jumlah gol yang dimasukkan. Spanyol yang unggul dalam penguasaan bola kedodoran oleh serangan balik Portugal.
Ronaldo beberapa kali mengganggu jantung pertahanan yang dikawal duet Sergio Ramos (Real Madrid) dan Gerard Pique (Barcelona). Dalam suatu skema serangan balik, Ronaldo berlari lebih cepat daripada antisipasi Ramos dan Pique. Portugal bermain mangkus dan sangkil dengan operan akurat saat serangan balik kilat.
Mengutip fifa.com, di semua ajang, Portugal telah 30 kali melawan Spanyol dengan hasil 6 kali menang, 13 kali seri, dan 17 kali kalah. Di Piala Dunia, Spanyol telah enam kali menghadapi Portugal dengan hasil 4 kali menang dan 2 kali seri.