MOSKWA, KAMIS – Tim nasional Arab Saudi tak gentar melawan tuan rumah Rusia di laga pembukaan Piala Dunia 2018, di Stadion Luzhniki, Moskwa, Kamis (14/6/2018) pukul 22.00 WIB. Skuad "Falkon Hijau" akan bermain tanpa rasa takut untuk mempermalukan Rusia yang sudah pasti mendapat dukungan mayoritas penonton di arena berkapasitas 80.000 kursi itu.
“Kami tidak takut,” kata pelatih Arab Saudi Juan Antonio Pizzi, dalam jumpa pers di Moskwa, Rabu (13/6). Sebelum menangani “Falkon Hijau”, pelatih kelahiran Argentina berkewarganegaraan Spanyol itu mengantar Cile menjuarai Piala Amerika Centenario 2016.
Namun, Pizzi gagal mengantar Cile lolos ke Piala Dunia 2018 sehingga diberhentikan dan kemudian melatih Arab Saudi sejak 28 November 2017.
Rusia dan Arab Saudi berada di Grup A bersama Uruguay dan Mesir. Rusia, saat masih bernama Uni Soviet, adalah juara edisi pertama Piala Eropa tahun 1960. Sementara Mesir adalah juara tujuh kali Piala Afrika serta Arab Saudi juara tiga kali Piala Asia. Adapun Uruguay merupakan juara Piala Dunia pada 1930 dan 1950 dan 15 kali juara Piala Amerika.
Sebelum ditangani Pizzi, Arab Saudi lolos ke Piala Dunia 2018 ketika dilatih Bert van Marwijk asal Belanda. Marwijk kini menangani Australia, yang di Piala Dunia 2018 tergabung di Grup C bersama Perancis, Peru, dan Denmark.
Bersama Pizzi, Arab Saudi telah menjalani 9 laga persahabatan internasional dengan hasil 3 kali menang, 2 kali seri, dan 4 kali kalah. Tiga dari empat kekalahan itu ditelan pada laga terakhir, yakni 1-2 dari Italia, 0-3 dari Peru, dan 1-2 dari Jerman.
Menghadapi Rusia, Arab Saudi punya pengalaman berharga. Kedua tim pernah satu kali berhadapan di laga persahabatan internasional pada 6 Oktober 1993 di Stadion Prince Saud Bin Jalawi. Menurut 11v11, laga yang dihadiri oleh 20.000 penonton itu berakhir dengan skor 4-2 untuk kemenangan Arab Saudi.
Gol untuk tuan rumah dicetak oleh Khaled Messed (2 gol), Hamza Idriss Falatah, dan Fahad Al Mehallel. Gol balasan Rusia ketika itu dicetak oleh Alexandr Mostovoi (2 gol). Pertandingan itu berlangsung beberapa bulan sebelum Arab Saudi pertama kali menembus Piala Dunia, yakni pada edisi 1994 di AS.
Arab Saudi kemudian beruntun tampil pada edisi 1998 di Perancis, 2002 di Korea-Jepang, dan 2006 di Jerman. Namun, pada dua edisi berikutnya, yakni 2010 dan 2014, "Falkon Hijau" gagal tembus.
Pizzi mengakui kekalahan dalam tiga laga persahabatan internasional terakhir. Namun, kondisi serupa juga dialami Rusia, yang bahkan tidak pernah menang dalam delapan bulan terakhir.
Sejak Oktober 2017, skuad "Sbornaya" telah menjalani 7 laga persahabatan internasional dengan hasil 3 kali seri dan 4 kali kalah. “Tujuan kami adalah mengalahkan Rusia. Kami ingin mengukur diri melawan tim-tim terbaik di dunia,” kata Pizzi.
Kapten Arab Saudi Osama Hawsawi menambahkan, rentetan kekalahan di laga uji coba dianggap tak relevan dibandingkan ketika para pemain turun ke lapangan dan berjuang dalam pembukaan turnamen tertinggi sepak bola itu. Para pemain tidak fokus pada uji coba, tetapi pada putaran final yang sudah di depan mata.
“Yang penting adalah pertandingan Piala Dunia karena sangat spesial dan kami ingin memberikan yang terbaik dan kami akan melakukannya,” ujar bek Al-Hilal itu.
Hawsawi mengatakan, Arab Saudi akan mampu melangkah lebih jauh meski tidak diunggulkan di Grup A. Tim akan mencoba mengulang, atau bahkan melampaui, capaian lolos ke babak 16 Besar pada Piala Dunia 1994. "Kami harus melakukan yang terbaik. Maju ke tahap berikutnya bukan mustahil," katanya.
“Ada begitu banyak hal yang tak terduga di Piala Dunia. Kami fokus pada partai pembukaan yang akan memengaruhi pertandingan lainnya,” ujar Hawsawi. (AFP/REUTERS)