Kapal Tenggelam di Selat Makassar, 13 Orang Tewas dan 8 Dicari
Oleh
RENY SRI AYU DAN ELSA EMIRIA LEBA
·2 menit baca
MAKASSAR, KOMPAS — Sedikitnya 13 orang tewas dan 8 lainnya masih dicari setelah sebuah kapal mengalami kecelakaan di Selat Makassar, Rabu (13/6/2018) siang.Tim gabungan dari Basarnas, Polda Sulsel, dan TNI AL masih terus melakukan pencarian di sekitar perairan Selat Makassar. Kecelakaan terjadi sekitar pukul 13.00 Wita.
”Data sementara yang dikumpulkan Basarnas ada 13 korban meninggal dan 8 masih dicari. Korban selamat ada 22 orang dan sekarang dirawat di Rumah Sakit TNI AL dan sebagian dievakuasi ke Pulau Barrang Lompo. Sebagian korban meninggal juga dievakuasi ke pulau,” kata juru bicara kantor SAR Makassar, Hamsidar.
Kepala Bidang Humas Polda Sulsel Kombes Dicky Sondani mengatakan, kecelakaan terjadi saat kapal Kapal Motor Arista berlayar dalam perjalanan pulang dari Pelabuhan Paotere menuju Pulau Barrang Lompo. Lokasi kecelakaan tepatnya di perairan Gusung, Kecamatan Ujung Tanah, Makassar.
”Berdasarkan keterangan sementara, kapal membawa sekitar 35 penumpang. Namun, ini masih data sementara dan kami terus mengumpulkan data. Aparat juga masih melakukan pencarian terhadap korban hilang,” kata Dicky.
KM Arista dikemudikan Daeng Kila dengan penumpang semuanya warga Pulau Barrang Lompo. Dugaan sementara para penumpang usai berbelanja kebutuhan persiapan Lebaran di Makassar.
Raudah, salah seorang penumpang, mengatakan, saat meninggalkan Paotere, sekitar 5 mil dari Pelabuhan Paotere, kapal dihantam angin dan akhirnya terbalik.
Sepanjang Rabu siang, cuaca di Makasaar mendung dan berangin. Beberapa hari terakhir di Makassar juga sering terjadi hujan disertai angin walau tak sepanjang hari. Balai Besar BMKG Makassar memperingatkan tentang tinggi gelombang laut yang mencapai 1,25-2,5 meter di perairan Selat Makassar hingga Laut Flores.
Kepala Kantor Kesyahbandaran Utama Makassar, Victor Vikki Subroto, saat dihubungi dari Jakarta, pukul 19.30, menyatakan, pihak pelabuhan saat ini telah menghentikan pencarian korban lainnya akibat ombak yang besar.
“Pencarian korban akan dilanjutkan esok hari berdasarkan keterangan dari keluarga,” tuturnya. Ia menyatakan, tidak dapat memberikan jumlah potensi korban karena jumlah penumpang tidak diketahui secara pasti. Namun, ia menerima kabar bahwa jumlah penumpang sekitar 30 orang.
Ketidakjelasan informasi terkait jumlah penumpang terjadi akibat KM Arista merupakan kapal ikan, bukan kapal penumpang. Dengan demikian, penumpang tidak terdata, spesifikasi kapal tidak sesuai standar untuk memuat banyak penumpang, dan kapal tidak memiliki Surat Persetujuan Berlayar untuk penumpang.
“Masyarakat sudah kami imbau berulang kali untuk menggunakan kapal sesuai peruntukannya melalui sosialisasi pelayaran,” kata Victor. Namun, masih ada yang tidak menaati imbauan tersebut. Bahkan, setelah tenggelamnya KM Arista, ia masih menemukan masyarakat yang ingin menyeberang menggunakan kapal ikan di lapangan.