JAKARTA, KOMPAS — Calo tiket kereta api masih ditemui di Stasiun Gambir, Jakarta Pusat. Mereka menawarkan jasa pemesanan tiket dengan harga tinggi kepada penumpang yang tidak mendapat tiket kereta api. Padahal, modus calo ini hanya memanfaatkan tiket yang tersedia karena banyak penumpang membatalkan pesanan tiketnya.
Calo ini biasa berkeliaran di sekitar mesin pembelian tiket. Letak mesin pembelian tiket itu berada di dekat pintu keluar mobil Stasiun Gambir.
Berbeda dengan ruang tunggu dan tempat pembatalan tiket yang ramai, mesin pemesanan tiket sepi. Tidak ada petugas keamanan yang menjaga. Saat itu, hanya ada dua orang yang memesan tiket di mesin pembelian tiket.
Sementara itu, empat calo berkeliaran di sekitar mesin pembelian tiket. Pada mulanya mereka menawarkan jasa travel ke Bandung dan Cianjur kepada orang yang berlalu lalang di sekitar mesin pembelian tiket.
Salah seorang calo yang sempat ditanya mengaku bisa mengusahakan tiket kereta api. Mereka menawarkan harga dua kali lipat dari tiket yang dijual resmi PT KAI.
Biasanya calo mensyaratkan KTP calon pembeli. Mereka akan berusaha meyakinkan calon pembeli bisa mengusahakan tiket kereta api yang sesuai dengan tujuan.
Pengamatan di mesin pembelian tiket Stasiun Gambir pada Sabtu (9/6/2018) sempat terlihat seorang calo mengeluarkan KTP milik seorang calon pembeli yang menggunakan jasanya.
Spekulasi
Menurut Kepala Humas PT KAI Daop I Jakarta Edy Kuswoyo mengatakan, calo tidak bisa bermain dengan sistem pembelian tiket kereta api saat ini. Ia mengatakan bahwa calo tersebut hanya berspekulasi bisa mendapatkan tiket.
”Kalau kasusnya begitu, sebenarnya calo hanya berspekulasi. Calo itu memesannya tetap di mesin pembelian tiket karena mereka tahu ada penumpang yang membatalkan tiket setiap hari,” kata Edy.
Edy mengatakan, PT KAI belum pernah mendapatkan laporan terkait calo dengan kasus di muka. Ia mengatakan akan melihat kondisi di lapangan. ”Kami akan ambil tindakan. Kalau terbukti seperti itu, akan kami tertibkan agar tidak berada di sekitar Stasiun Gambir,” ujar Edy.
Calon penumpang yang menggunakan jasa calo, menurut Edy, adalah penumpang yang tidak tahu dan putus asa karena tidak mendapatkan tiket dengan sistem pembelian daring. Dalam keadaan tersebut, ia mengimbau kepada calon penumpang agar tidak percaya dengan calo. ”Rugi kalau beli tiket di calo. Mereka sama saja, beli di sistem daring juga,” katanya.
Ia mengimbau kepada calon pemudik agar membeli tiket di loket resmi dan pihak-pihak yang sudah bekerja sama dengan PT KAI. Ia juga mengatakan bahwa pembatalan tiket kereta api masih terjadi sehingga tiket yang dibatalkan itu bisa dipesan oleh calon pemudik lain.
Pembatalan tiket
Calon pemudik yang membatalkan tiket di Stasiun Gambir masih terlihat hingga pukul 12.00. Tempat duduk di ruang tunggu pembatalan tiket penuh. Puluhan orang menunggu dan duduk di lantai. Beberapa di antara mereka berganti transportasi agar bisa pulang lebih awal.
Efri Candra (19), seorang mahasiswa, ingin membatalkan tiket kereta api karena sudah memesan tiket pesawat ke Yogyakarta. ”Saya ingin cepat sampai rumah, makanya beli tiket pesawat. Jadi, saya batalkan tiket keretanya,” kata Efri.
Sebelumnya Efri memesan tiket KA Jaka Tingkir ke Klaten. Ia mendapat tiket kereta pada Minggu (10/6/2018). Ia putuskan pulang lebih awal karena sudah memasuki hari libur kuliah.
Di Stasiun Pasar Senen, pukul 13.00, antrean pembatalan tiket sudah mencapai urutan ke-1.000. Di sekitar pintu masuk tercecer nomor urut antrean yang ditinggalkan oleh orang yang sudah terlalu lama menunggu.
Eman Sulaeman (46) mendapat nomor antrean ke-758. Namun, ia menemukan kartu antrean yang tercecer dengan urutan ke-519. ”Saya menunggu sejak pukul 10.00, sudah lima jam menunggu,” katanya.
Eman ingin membatalkan tiket yang dipesan oleh anaknya ke Solo dengan jadwal keberangkatan 15 Juni 2018. Karena terlalu lama, anaknya membeli tiket pesawat untuk H-6 Lebaran.
”Anak saya sudah berangkat naik pesawat. Ternyata liburnya lebih awal. Jadi dia langsung beli tiket pesawat,” katanya.