Kemenhub Gunakan 15 Kapal Tol Laut untuk Mudik Gratis
Oleh
YOLA SASTRA
·3 menit baca
JAKARTA, KOMPAS — Untuk membantu armada mudik Lebaran, Kementerian Perhubungan mendayagunakan 15 kapal tol laut pada program mudik gratis dari Jakarta ke Semarang, Jawa Tengah, tahun ini. Satu lagi kapal yang digunakan untuk program ini adalah kapal roll on roll off (ro-ro) KM Dobonsolo milik PT Pelni.
”Kapal tol laut ini sebenarnya baru saja selesai dari galangan dan akan dikirim ke pangkalan masing-masing. Namun, sebelum itu, kita manfaatkan dulu untuk mudik gratis,” kata Direktur Jenderal (Dirjen) Perhubungan Laut (Hubla) R Agus H Purnomo saat memantau pelaksanaan hari kedua mudik gratis di Pelabuhan Tanjung Priok, Jakarta Utara, Minggu (10/6/2018).
Agus menuturkan, 15 kapal tol laut itu terdiri atas 10 kapal perintis dan 5 kapal ternak. Kapal perintis digunakan untuk mengangkut penumpang, sedangkan kapal ternak digunakan untuk sepeda motor. ”Jadi, kapal penumpang dan sepeda motor dipisah,” ujarnya.
Direktur Lalu Lintas dan Angkutan Laut Chandra Irawan mengatakan, animo masyarakat terhadap mudik gratis bagi pengendara motor ini meningkat dibandingkan dengan tahun lalu. Sejalan dengan hal itu, Kemenhub juga meningkatkan kuota sekitar 50 persen. Tahun lalu, kata Chandra, kuota mudik gratis 20.000 penumpang dan 10.000 sepeda motor.
”Tahun ini, kuotanya 30.400 penumpang dan 15.200 sepeda motor. Programnya berlangsung 10 hari. Lima hari untuk arus mudik dari Tanjung Priok ke Tanjung Emas, Semarang, dan lima hari untuk arah sebaliknya,” kata Chandra. Arus mudik, tambahnya, berlangsung pada 9-13 Juni 2018, sedangkan arus balik gratis tanggal 18-22 Juni 2018.
Program mudik gratis Kemenhub ini sudah memasuki hari kedua. Pada hari pertama, 1.228 penumpang dan 571 sepeda motor berangkat dengan KM Dobonsolo. Total hingga hari kedua sudah diberangkatkan 2.635 penumpang dan 1.199 sepeda motor. Pada hari ketiga, Senin, 1.993 penumpang dan 960 sepeda motor akan diberangkatkan dengan menggunakan KM Dobonsolo.
Dirjen Hubla mengatakan, pihaknya akan terus melakukan evaluasi terhadap mudik gratis ini. Ia juga mengharapkan para peserta mudik gratis bisa menyebarkan pengalaman-pengalaman positif selama di perjalanan. ”Silakan sebarkan impresi-impresi positif selama mengikuti mudik gratis. Kami adakan program ini sebaik-baiknya sehingga bermanfaat untuk masyarakat banyak,” ujar Agus.
Meskipun menghabiskan waktu tempuh yang lebih lama dibandingkan dengan sepeda motor, program mudik gratis dengan kapal laut ini mendapatkan respons positif dari masyarakat. Selain karena biaya, faktor keamanan dan kenyamanan menjadi pertimbangan.
Wahyudi (27), pemudik menuju Solo, Jawa Tengah, mengatakan, tahun ini merupakan kedua kalinya dirinya ikut mudik gratis. Berdasarkan pengalamannya, waktu tempuh yang dibutuhkan dari Pelabuhan Tanjung Priok ke Pelabuhan Tanjung Emas sekitar 17 jam, ditambah 3 jam menuju Solo dengan sepeda motor. Sementara itu, jika menggunakan sepeda motor, waktu tempuh yang dibutuhkan menuju Solo hanya sekitar 14 jam.
”Memang lebih lama, sih (dengan kapal), tapi kalau pakai motor capek di jalan. Belum lagi kalau ada macet. Kalau dengan kapal (mudik gratis), lebih hemat, nyaman, dan enggak capek. Kita juga dikasih tempat tidur dan makan selama di perjalanan,” ujar pegawai swasta ini, Sabtu lalu.
Hal senada juga diungkapkan Joko Santoso (32), pemudik menuju Semarang. Ia ikut mudik gratis karena faktor kenyamanan. Joko mudik bersama istri dan anak balitanya. ”Anak saya lagi aktif-aktifnya. Kalau naik motor, kereta, atau bus, dia sering bosan. Kalau naik kapal, kan, luas, jadi bisa jalan ke mana-mana. Fasilitasnya juga bagus,” katanya.
Berdasarkan pantauan Kompas pada Sabtu dan Minggu, di dalam kapal ro-ro dan perintis yang digunakan untuk mudik gratis, tersedia tempat istirahat bagi penumpang. Beberapa penumpang yang sudah naik beristirahat di atas matras. Suhu kabin kapal relatif sejuk karena ada penyejuk ruangan. (E04)