Pemudik Diprioritaskan
Pada H-7 Lebaran, tol dan jalan arteri terus dipadati kendaraan pribadi. Truk-truk juga masih beroperasi. Jika terjadi kemacetan, pemudik akan diprioritaskan.
JAKARTA, KOMPAS Pemerintah akan memprioritaskan perjalanan pemudik agar tidak terjebak kemacetan. Skenario memecah kepadatan lalu lintas disiapkan untuk memperlancar perjalanan pemudik yang menggunakan tol dan jalan arteri. Ini bakal dilakukan sebelum larangan truk melintas di tol berlaku pada 12-14 Juni.
Menteri Perhubungan Budi Karya Sumadi mengatakan, pemerintah mengantisipasi pergeseran puncak arus mudik setelah ada perpanjangan cuti bersama. Pada awalnya, puncak arus mudik diperkirakan pada H-3 dan H-2, tetapi direvisi menjadi H-7 dan H-6 Lebaran.
”Arus mudik tahun ini maju ke 8, 9, dan 10 Juni. Puncaknya diperkirakan terjadi pada 9 Juni atau H-6. Ini sudah kami antisipasi dan sampaikan kepada semua pihak,” kata Budi saat melepas Tim Mudik Gesit Kompas Gramedia, di Jakarta, Jumat (8/6/2018).
Turut hadir dalam acara pelepasan itu Kepala Korps Lalu Lintas Polri Inspektur Jenderal Royke Lumowa, CEO Kompas Gramedia Lilik Oetama, dan jajaran pimpinan Redaksi Kompas.
Budi mengatakan, pihaknya sudah mengimbau agar truk tiga sumbu tidak masuk jalur tol pada 8-9 Juni untuk mengurangi kepadatan di tol dan memberikan prioritas pada kendaraan pemudik. ”Ini memang hanya imbauan, tetapi kalau macet, truk-truk yang sudah telanjur masuk tol akan kami parkirkan atau alihkan ke jalan arteri,” katanya.
Pemudik juga diminta untuk mengikuti perkembangan lalu lintas terkini dari media komunikasi dan memperhatikan aplikasi penunjuk jalan daring dengan cermat. ”Kalau jalan tol di aplikasi itu tandanya sudah merah dan panjang, silakan menggunakan jalan lain,” ujarnya.
Menghentikan truk
Kepala Korps Lalu Lintas Polri Inspektur Jenderal Royke Lumowa mengatakan, aturan larangan jalan bagi mobil barang berlaku pada 12-14 Juni. Artinya, mobil barang masih tetap beroperasi pada masa lonjakan arus mudik.
Royke mengatakan, jika nanti terjadi kepadatan di tol, polisi akan menghentikan truk sejak keluar dari kawasan pelabuhan dan kawasan industri, misalnya di Sunter, Jakarta Utara, dan dari kawasan industri Cikarang. Jika sudah telanjur keluar, truk akan dialihkan masuk ke jalan arteri agar tidak menambah kemacetan di tol. ”Jika sudah ada indikasi kepadatan di tol, rekayasa lalu lintas dilakukan sejak di hulu,” ujar Royke.
Jika terjadi kepadatan di jalan arteri karena bercampurnya truk dan pemudik sepeda motor di satu jalur, pemudik sepeda motor akan didahulukan. Truk akan diberhentikan sementara di kantong parkir karena jika dibiarkan terlalu padat bisa mengancam keselamatan pemudik sepeda motor. Truk tidak akan dihentikan di bahu jalan karena akan menghambat jalur pemudik. ”Prioritas utama saat arus mudik adalah untuk kendaraan pemudik,” ujarnya.
Selain itu, lanjut Royke, ada 4.000 personel yang disiagakan di jalur mudik Pulau Jawa. Aparat akan membantu memecah kepadatan agar mudik tahun ini bisa lancar.
Berdasarkan pantauan Kompas di Tol Jakarta-Cikampek, Kamis hingga pukul 22.00, arus lalu lintas terpantau padat sejak Cikunir, Bekasi Barat, dan Bekasi Timur hingga Cikarang. Kecepatan kendaraan tidak lebih dari 10 kilometer per jam. Meski demikian, arus tetap mengalir tanpa ada kemacetan hingga kendaraan terhenti.
Jasa Marga mencatat, arus lalu lintas kendaraan yang masuk Gerbang Tol (GT) Cikarang Utama mengarah ke Cikampek pada H-7 Lebaran, Jumat, meningkat dibandingkan dengan arus lalu lintas sehari sebelumnya. Pada sif 1 pukul 06.00-14.00, terjadi peningkatan dari 28.185 kendaraan pada H-8 menjadi 30.373 kendaraan pada H-7.
”Pada H-7 sif 2, lalu lintas riil naik 18 persen dari lalu lintas normal, dari 23.796 kendaraan menjadi 27.998 kendaraan,” kata Irwansyah dari Bagian Humas Jasa Marga Cabang Jakarta-Cikampek.
Pada Jumat, lanjut Irwansyah, arus lalu lintas yang masuk GT Cikarang Utama semakin padat. Akhirnya, mulai pukul 21.00, dilakukan pengalihan arus lalu lintas yang masuk Tol Jakarta-Cikampek. Sebagian kendaraan diarahkan masuk melalui GT Cikarang Barat dan sebagian lagi diarahkan masuk melalui GT Cikarang Barat 1.
Di Semarang, Jawa Tengah, Kepala Seksi Prasarana Jalan Direktorat Lalu Lintas Kepolisian Daerah Jawa Tengah Komisaris Giyanto mengatakan, pihaknya akan berkonsentrasi pada pengaturan arus pemudik yang lewat jalur tol, jalur pantura, ataupun jalan-jalan alternatif.
”Titik paling rawan macet terutama di pintu Tol Pejagan (Brebes), kemudian ruas Tol Batang- Krapyak, di kawasan Gringsing di sekitar Jembatan Kalikuto, serta pintu Tol Krapyak (Semarang),” katanya.
Pemudik sepeda motor
Sementara itu, pemudik yang menggunakan sepeda motor mendominasi di delapan ruas jalan nasional pada H-7 Lebaran. Truk-truk yang dialihkan dari jalur tol ke jalan arteri nasional, salah satunya jalan pantai utara (pantura), berpotensi menimbulkan kepadatan dan membahayakan pemudik sepeda motor.
Berdasarkan data dari Road Transport & Traffic Management Center (RTTMC) Direktorat Jenderal Perhubungan Darat Kemenhub hingga Jumat pukul 20.00, terdapat 15.562 sepeda motor keluar dari Jakarta. Para pemudik pengguna sepeda motor itu terpantau bergerak menuju delapan ruas jalan nasional, yaitu Kendal, Merak, Pejagan, Prupuk, Rancaekek, Sadang, Tegal, dan Balonggandu.
”Sudah mulai ada pergerakan dan akan terus meningkat pada Sabtu pagi setelah sahur,” ujar Kepala Subdirektorat Analisis Dampak Lalu Lintas Handa Lesmana.
Komisi Perlindungan Anak Indonesia (KPAI) mengimbau kepada masyarakat yang akan mudik agar memberikan perhatian khusus terhadap keselamatan, kenyamanan, dan kesehatan anak saat perjalanan mudik berlangsung. ”Baik pemudik maupun penyedia layanan transportasi perlu memberikan perlindungan dan memperhatikan keselamatan anak-anak,” kata Ketua KPAI Susanto.