PALEMBANG,KOMPAS - Sebanyak 10 dari 13 stasiun kereta ringan (Light Rail Transit/LRT) di Palembang bisa digunakan saat perhelatan Asian Games, Agustus 2018. Adapun pembangunan tiga stasiun lainnya belum selesai, karena terkendala lahan dan utilitas di bawah tanah.
Kepala Proyek LRT Palembang dari PT Waskita Karya, Masudi Jauhari, Jumat (8/6/2018) menerangkan, kemajuan pembangunan konstruksi LRT mencapai 93, 6 persen atau sudah hampir rampung, termasuk pembangunan stasiun. Melihat perkembangan pembangunan, dia optimistis 10 dari 13 stasiun dapat digunakan saat Asian Games.
Masudi mengatakan, penggunaan 10 stasiun itu bisa dipastikan setelah akses menuju ke stasiun sudah selesai, walau belum optimal. “Ada beberapa stasiun yang masih menggunakan satu ramp (jalan menuju stasiun). Namun, akan tetap dibuka sembari menunggu bebasnya lahan,” ungkapnya.
Pembukaan stasiun dilakukan bertahap. Saat pembukaan operasional LRT pada Juli, enam stasiun akan dibuka, yaitu Stasiun Bandara Sultan Mahmud Badaruddin (SMB) II Palembang, Stasiun Jakabaring, Stasiun Asrama Haji, Stasiun Ampera, Stasiun OPI, dan Stasiun Palembang Icon. Pada Agustus, diperkirakan empat stasiun lagi dibuka, yakni Stasiun Telkom, Stasiun Bastari, Stasiun Dinas Perhubungan, dan Stasiun Pasar Cinde.
Terkait tiga stasiun sisanya, lanjut Masudi, masih akan dikoordinasikan dengan instansi terkait untuk penyelesaian sejumlah kendala seperti belum rampungnya pembebasan lahan dan permasalahan utilitas. Stasiun tersebut adalah Stasiun Polda, Stasiun Demang Lebar Daun, dan Stasiun RSUD Sumsel.
Pejabat Pembuat Komitmen LRT Palembang dari Kementerian Perhubungan Suranto mengatakan, walau belum semua stasiun dioperasikan, namun operator PT KAI menempatkan petugas di seluruh stasiun. Tujuannya, jika terjadi sesuatu dengan kereta, langkah antisipasi bisa segera diterapkan.
Di Semarang, bencana banjir dan limpasan air laut (rob) mengancam jalur KA di pantai utara Jawa Tengah, terutama antara Stasiun Alastua dan Stasiun Semarang Tawang. Solusi jangka panjang mendesak diwujudkan, agar rob tak lagi mengganggu perjalanan KA. Salah satunya rencana desain ulang jalur KA.
Direktur Utama PT KAI Edi Sukmoro mengatakan, sejauh ini di wilayah Daerah Operasi IV (Daop IV) ada lima titik rawan banjir dan longsor. Selama ini solusi jangka pendeknya, dengan penguatan konstruksi serta peninggian jalur KA di daerah yang rawan banjir dan rob, seperti Semarang dan sekitarnya.
“Kami masih mengkaji solusi lain bersifat permanen untuk daerah rawan banjir dan rob ini termasuk rencana redesain jalur KA,” kata Edi saat meninjau Stasiun Semarang Tawang, Kota Semarang, Jumat (8/6/2018).
Edi mengatakan, redesain dapat berupa pengubahan dan peninggian konstruksi jalur KA secara permanen. Pengubahan konstruksi ini akan mengubah trase jalur. Solusi jangka panjang lain, membuat pengamanan atau perlindungan pantai (protect shore) di kawasan pesisir. Proses kajian masih berlangsung karena setiap titik rawan banjir dan rob memiliki karakteristik berbeda.
Mengutip Data Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG), bencana rob yang menerjang sejumlah daerah di pantura Jateng adalah siklus tahunan tiap April-Juni. Ketinggan rob di sejumlah daerah, seperti Tegal, Pekalongan, Demak, dan Kota Semarang, diperkirakan berkisar 60-117 sentimeter (cm) hingga bulan Juni 2018. (RAM/KRN)