JAKARTA, KOMPAS - Meski puncak arus mudik di Stasiun Pasar Senen dan Stasiun Gambir Jakarta diperkirakan pada 13 Juni 2018 atau H-2 Lebaran, kepadatan di kedua stasiun tersebut sudah terlihat sejak Jumat (8/6/2018). PT Kereta Api Indonesia mulai mengoperasikan seluruh kereta tambahan yang berjumlah 20.
Sebanyak 12 kereta api tambahan dan 32 kereta api reguler di Stasiun Gambir mengangkut 20.000 penumpang pada hari ini. Terjadi peningkatan penumpang sebanyak 2.655 dibanding hari sebelumnya yang mencapai 17.335 orang.
Di Stasiun Pasar Senen, delapan kereta tambahan dan 26 kereta api reguler beroperasi mengangkut pemudik. Menurut data di Stasiun Pasar Senen sampai pukul 13.00, sebanyak 24.973 penumpang sudah diberangkatkan, meningkat dibanding Kamis (7/6) yang memberangkatkan sebanyak 23.680 penumpang.
Kenaikan jumlah penumpang di H-7 ini juga disebabkan jadwal cuti bersama yang dimajukan menjadi 11-20 Juni 2018. Hal ini membuat para pemudik memilih mudik lebih awal.
Prabowo (40), seorang aparatur sipil negara di Kejaksaan Agung, mengatakan bahwa setelah mendapat informasi penambahan waktu cuti, ia langsung membeli tiket kereta tujuan Semarang. "Saya pesan tiket untuk hari ini karena hari terakhir kerja," katanya.
Pada mulanya Prabowo dan keluarganya berniat mudik pada 12 Juni 2018 karena ia memprediksi cuti bersama pada H-2 Lebaran. "Kebetulan bisa dapat tiket lebih awal, jadi bisa langsung mudik," ujarnya.
Siti Asiyah (37) yang juga mudik ke Semarang memilih mudik pada H-7 Lebaran karena sudah memasuki hari terakhir kerja sebagai aparatur sipil negara. "Beli tiket sudah sejak Maret. Biasanya saya ambil cuti H-4 Lebaran, makanya saya pesan tiket hari ini karena Sabtu dan Minggu sudah libur," kata Siti.
Dari pantauan sejak pukul 18.00, Stasiun Gambir dipadati calon pemudik. Mereka membawa koper, tas, dan kardus. Ada yang menunggu sambil bersantap di tempat makan di dalam stasiun. Beberapa di antara mereka duduk di lantai karena tempat duduk untuk menunggu kereta penuh.
Waktu yang tepat
Kepala Humas PT KAI Daop I Jakarta Edy Kuswoyo mengimbau kepada pemudik agar berangkat ke stasiun di waktu yang tepat agar tidak tertinggal kereta dan tidak menumpuk di stasiun. "Calon pemudik baiknya sampai di stasiun tidak terlalu awal agar tidak terjadi penumpukan. Jangan mepet juga, sehingga tidak tertinggal kereta," katanya.
Ia juga mengimbau kepada calon penumpang yang melakukan perjalanan antara H-7 sampai H+7 Lebaran agar berhati-hati. Karena kepadatan mulai terjadi, ia mengimbau agar membawa barang secukupnya sehingga tidak mengganggu penumpang lain selama di kereta.
"Maksimal 20 kilogram. Kalau lebih dari itu, ada biayanya. Di Stasiun Gambir, dikenai biaya Rp 10.000 per kilogram untuk kereta eksekutif," katanya.
Pembatalan tiket
Pembatalan tiket dan perubahan jadwal keberangkatan masih terjadi. Di Stasiun Senen, beberapa penumpang membatalkan tiket karena ingin mudik lebih awal dengan keluarga dengan mobil pribadi.
Prasetiyo Utomo (30), warga Kalideres, membatalkan tiket keberangkatan tanggal 10 Juni ke Kebumen. "Saudara yang punya mobil pribadi sudah libur, saya ikut saudara saja biar irit," katanya.
Yuliarti (49) membatalkan 2 tiket keberangkatan ke Solo. Ia memilih mudik dengan bus. "Keponakan ada yang ingin ikut mudik, tapi tiket kereta sudah habis. Yasudah, kami putuskan naik bus saja, tiket keretanya kami batalkan," katanya.
Kepala Stasiun Pasar Senen, Rokhmad Makin Zainul mengatakan, tiket kereta tidak diprediksi karena masih ada yang merubah jadwal keberangkatan dan kepulangan. "Sistemnya saat ini satu orang satu kursi, jadi ketika ada yang membatalkan tiket, kursi itu bisa dibeli oleh orang lain," kata Zainul.