Lokasi Kritis Jaringan Telekomunikasi Bergeser ke Titik Baru
Oleh
Caecilia Mediana
·3 menit baca
JAKARTA, KOMPAS — Jaringan telekomunikasi sesuai hasil pengujian lapangan dinilai siap menyambut lonjakan pengguna saat mudik dan balik Lebaran. Namun, ada tiga lokasi kritis yang diperkirakan menjadi titik kepadatan baru tahun ini.
Tiga lokasi kritis yang dinilai perlu dukungan adalah di wilayah jembatan Kali Kuto dan sekitarnya di ruas Tol Batang-Semarang, jalur perpindahan dari tol operasional ke tol fungsional di wilayah Pemalang, serta area percabangan di Tol Cikampek menuju Cirebon dan Bandung.
Komisioner Badan Regulasi Telekomunikasi Indonesia (BRTI) I Ketut Prihadi saat dikonfirmasi di Jakarta, Kamis (7/6/2018), menyatakan, setiap tahun, titik konsentrasi kemacetan atau gangguan jaringan yang mungkin timbul berbeda. ”Kami berusaha mengantisipasinya dengan menggali data di lapangan,” ujarnya.
Semua operator seluler, yaitu Telkomsel, Indosat, XL Axiata, Hutchison 3 Indonesia (Tri), Smartfren, Smart Telecom, dan Sampoerna Telekomunikasi Indonesia (NetOne), telah menguji kinerja jaringan selama April-Mei 2018. BRTI juga berharap operator memperhatikan kualitas jaringan di kota-kota tujuan mudik.
Menurut Vice President Technology Relations and Special Project PT Smartfren Telecom Tbk (Smartfren) Munir Syahda Prabowo, ada dua perbedaan penanganan jaringan telekomunikasi untuk mudik kali ini. Pertama, ada rute tol baru sehingga operator harus menambah jangkauan akses dan kapasitas jaringan. Kedua, ada perubahan titik-titik konsentrasi kemacetan lalu lintas.
Tahun lalu, titik kemacetan lalu lintas terjadi di sepanjang jalur pantai utara Jawa, yaitu di Tegal. Tahun ini, titik konsentrasi diprediksi bergeser ke Pekalongan karena pintu akhir tol di Pemalang.
Menurut Munir, Smartfren telah melakukan perencanaan dukungan di seluruh rute mudik atau wisata sejak awal Mei. Seluruh kantor pemantauan jaringan dan tenaga operasi lapangan siaga seminggu sebelum dan sesudah Lebaran untuk memudahkan penanganan gangguan jaringan kapan pun.
Direktur Network PT Telekomunikasi Selular (Telkomsel) Bob Apriawan menceritakan, untuk jalur mudik di Jawa, Telkomsel memperluas jangkauan jaringan dengan menggelar 453 pemancar 4G tambahan dan menambah kapasitas jaringan di 332 pemancar. Sementara untuk jalur mudik Sumatera, Telkomsel memperluas jangkauan jaringan dengan menggelar 178 pemancar 4G tambahan dan menambah kapasitas jaringan di 117 pemancar.
Jalan tol yang merupakan jalur utama yang selalu padat saat mudik juga jadi fokus pengamanan jaringan Telkomsel. Contohnya, 16 ruas tol utama di Sumatera dan Jawa, termasuk 12 ruas tol baru, sudah terpasang 2.226 pemancar. Sekitar 666 pemancar di antaranya berteknologi 4G.
Bob mengatakan, Telkomsel telah menggelar uji kesiapan jaringan dalam kondisi bergerak di jalur mudik dan lokasi wisata.
Pengujian dilakukan di sejumlah titik dengan kepadatan lalu lintas komunikasi tertinggi dengan total jarak tempuh lebih dari 10.000 kilometer. Parameter yang digunakan adalah kekuatan daya pancar dan daya terima perangkat, tingkat kesuksesan akses jaringan, tingkat kontinuitas panggilan, lamanya waktu pembangunan panggilan, kualitas suara, dan kecepatan akses data.
”Secara umum hasil pengujian adalah baik,” ujar Bob.
Direktur Teknologi PT XL Axiata Tbk (XL) Yessie D Yosetya dalam keterangan pers mengklaim jaringan 4G LTE XL di Jawa telah menjangkau lebih dari 96 persen jalur jalan raya. Selain itu, lebih dari 90 persen jaringan XL dapat diakses di sepanjang jalur kereta api Jakarta-Surabaya.
Jaringan 4G LTE XL juga menjangkau masyarakat di 94 persen area di sepanjang jalur mudik utama Sumatera dan 66 persen area jalur mudik di Kalimantan. Situasi infrastruktur yang telah ada ini diharapkan memudahkan konsumen berkomunikasi selama mudik ataupun merayakan Lebaran 2018.
Demi mengantisipasi lonjakan permintaan layanan, Yessie menyebutkan, pihaknya telah membangun 8.500 pemancar baru sebelum Lebaran 2018. Perusahaan pun meningkatkan kapasitas radio transmisi dan menempatkan sedikitnya 49 pemancar bergerak.
”Area rawan terjadi lonjakan permintaan layanan yaitu tempat-tempat pemberangkatan transportasi massal, seperti bandara, terminal bus, pelabuhan laut, serta penyeberangan antarpulau,” kata Yessie.