Energy China dan Siemens Garap Proyek di Indonesia
Oleh
ROBERT ADHI KUSUMAPUTRA DARI BEIJING
·3 menit baca
BEIJING, KOMPAS — Perusahaan besar Energy China melalui Energy China Gezhouba International Co Ltd menjalin kerja sama dengan Siemens membangun proyek turbin gas dan pembangkit listrik mulut tambang (mine-mouth power station project) di Indonesia.
Secretary to the Board China Energy Engineering Corporation Limited-Energy China Duan Qiurong mengungkapkan hal ini kepada sejumlah wartawan media dari Indonesia, Vietnam, Thailand, Filipina, Singapura, dan Afrika Selatan yang berkunjung ke gedung Energy China di Beijing, Kamis (7/6/2018) sore.
Menurut Duan Qiurong, Pemerintah Indonesia sudah memasukkan proyek-proyek ini ke dalam kerja sama antara Indonesia dan China. Kedua belah pihak menandatangani kerja sama proyek ini dalam forum Prakarsa Sabuk dan Jalan (Belt and Road Initiative Summit 2018) di Beijing pada 6 Juni.
”Proyek-proyek ini dimasukkan ke dalam Sino-German Economic and Technical Cooperation Forum yang dijadwalkan digelar pada Juli 2018,” kata Duan Qiurong.
Didirikan pada 29 September 2011, China Energy Engineering Group Co Ltd (Energy China Group), perusahaan raksasa milik negara China yang memiliki modal 26 miliar yuan ini, sudah berpengalaman membangun berbagai proyek energi di China dan melakukan ekspansi ke lebih dari 80 negara dan kawasan di dunia.
Sejumlah proyek energi yang dibangun Energy China di antaranya proyek hydropower. Perusahaan ini menguasai pasar domestik dengan mendesain dan membangun lebih dari 1.000 proyek hydropower berbagai tipe. Di antaranya membangun pembangkit tenaga air di Sungai Yangtze, Yalong, Jinsha, Qingjiang, Hongshui, dan sungai lainnya di China. Di mancanegara, Energy China membangun proyek hydropower di Etiopia, Myanmar, dan Pakistan.
Lima prinsip utama
Asisten Deputi Infrastruktur, Pertambangan, dan Energi Kementerian Koordinator Kemaritiman Yudi Prabangkara dalam kesempatan terpisah sebelumnya membenarkan adanya kerja sama proyek ini. Proyek-proyek tersebut rencananya akan dibangun di Kalimantan Utara.
”(Proyek) Ini sudah memasuki tahap agreement. Ada tujuh agreement yang pada April lalu sudah ditandatangani. Kami akan memantau realisasinya dan kami tak mau berhenti pada lembaran kertas,” kata Yudi.
Menurut Yudi, di Kalimantan Utara terdapat potensi PLTA yang belum dikembangkan. Di wilayah itu akan kawasan industri berbasis mineral dan pelabuhan internasional yang dikombinasikan dengan keberadaan PLTA, pembangkit yang andal, tahan lama, dan biaya operasinya murah.
Yudi menyampaikan lima prinsip yang harus dipenuhi investor asing yang akan berinvestasi di Indonesia. Pertama, mengutamakan kepentingan nasional Indonesia. Kedua, teknologi yang digunakan harus efisien dan ramah lingkungan.
”Prinsip ketiga, proyek investasi itu harus memberikan nilai tambah maksimal bagi rakyat Indonesia. Keempat, harus terjadi transfer teknologi sehingga rakyat Indonesia tidak hanya menjadi ’penonton’. Kelima, proyek itu harus mengutamakan konten lokal, bukan hanya barang dan jasa, melainkan juga sumber daya manusianya,” kata Yudi.
Kunjungan jurnalis ke Energy China
Duan Qiurong menambahkan, dalam proyek-proyek kerja sama dengan Siemens sebelumnya, Energy China membangun infrastruktur dalam bidang energi listrik di China dan berbagai belahan dunia, di antaranya Chengdu Hi-tech West District, Philippines Mesames, dan proyek serupa di Jordania.
Sejumlah wartawan yang meliput acara Prakarsa Sabuk dan Jalan 2018 (Belt and Road Initiative Summit) diajak oleh Siemens China berkunjung ke gedung Energy China. Kepada jurnalis, pihak Energy China menjelaskan berbagai proyek raksasa yang telah, sedang, dan akan dibangun perusahaan yang memiliki 140.000 karyawan tersebut.
Bisnis Energy China terbagi dalam beberapa segmen, yaitu survei, desain, dan konsultasi; konstruksi; manufaktur peralatan; produksi semen dan bahan peledak; serta investasi dan bisnis lainnya.
Dalam bidang investasi, Energy China memiliki pabrik semen CGGC Yicheng yang memiliki kapasitas produksi lebih dari 25 juta ton. Perusahaan ini juga membangun kereta supercepat Shanghai-Wuhan-Chengdu sepanjang 2.078 kilometer.
Energy China juga ”pemain” utama dalam bisnis properti, yang membangun perumahan dan proyek komersial di sejumlah kota di China, termasuk Beijing, Shanghai, Chongqing, Nanjing, Wuhan, Sanya dan Urumqi, dengan luas total 3,89 juta meter persegi.