Bank Commowealth Australia Setuju Bayar Denda Rp 7,3 Triliun
Oleh
Koresponden Kompas, Harry Bhaskara
·3 menit baca
BRISBANE, KOMPAS - Bank Commowealth Australia (CBA) sepakat membayar denda sebesar 700 juta dollar Australia (Rp 7,3 triliun) karena telah melanggar undang-undang anti-pencucian uang dan anti-terorisme. Kesepakatan untuk membayar denda terbesar dalam sejarah korporasi Australia ini dicapai setelah CBA mengakui terlambat melaporkan lebih dari 50.000 transaksi, masing-masing sebesar 10 ribu dollar atau lebih, lewat mesin deposit IDM (Intelligent Deposit Machine).
Setiap bank diwajibkan melaporkan pengiriman uang dalam jumlah besar seperti ini paling lambat 10 hari sesudahnya agar lembaga intelijen keuangan, AUSTRAC, bisa memonitornya. Dengan cara ini, diharapkan uang tidak jatuh pada geng kriminal atau jaringan teroris. AUSTRAC melemparkan tuduhan pelanggaran ini sejak tahun lalu.
Setiap bank wajib melaporkan pengiriman uang dalam jumlah besar paling lambat 10 hari sesudahnya agar lembaga intelijen keuangan AUSTRAC bisa memonitornya.
CBA juga mengaku gagal melakukan pengecekan apakah transaksi yang dilakukan 800 ribu akun dalam tiga tahun terakhir melanggar undang-undang pencucian uang. Sebanyak 149 transaksi yang mencurigakan juga terlambat dilaporkan atau tidak dilaporkan sama sekali.
Walau memecahkan rekor denda terbesar, menurut ABC TV, jumlah denda ini tidak sampai 10 persen profit tahunan yang diraup CBA.
“Pencucian uang melalui akun-akun CBA meliputi pembayaran obat terlarang, impor senjata, dan sindikat-sindikat terutama yang memperdagangkan methamphetamine (sabu-sabu),” demikian pernyataan dalam kesepakatan yang dicapai CBA dan AUSTRAC.
Kesepakatan ini masih harus disetujui oleh pengadilan pemerintah Federal.
“Sejak saya menjadi pemimpin AUSTRAC (November 2017) hubungan saya dengan pimpinan CBA bersifat profesional dan transparan dan karena itu kami bisa mencapai kesepakatan ini,” tutur Nicole Rose, Kepala AUSTRAC, Senin (4/6/2018).
Dalam pernyataannya, pemimpin CBA, Matt Comyn, mengakui, tingkat pelanggaran yang dilakukan tergolong serius. Sebanyak 400 juta dollar Australia sudah digelontorkan untuk perbaikan sistem yang menyangkut manusia dan teknologi.
Denda terbesar sebelumnya sebesar 45 juta dollar Asutralia dibayar oleh perusahaan untuk taruhan (betting) Tabcorp karena gagal melaporkan 84 transaksi yang mencurigakan.
Pemimpin Bank Commonwealth Australia Matt Comyn mengakui tingkat pelanggaran yang dilakukan tergolong serius.
Secara hukum, denda tertinggi bagi perusahaan seperti Tabcorp dan CBA sebenarnya bisa mencapai 18 juta dollar Asutralia untuk setiap pelanggaran. Maka, denda bagi CBA dapat mencapai 1 triliun dollar Australia. “Namun jarang ada pengadilan yang memutuskan untuk membayar denda tertinggi,” tutur ahli hukum korporasi Ian Ramsay dari Melbourne University.
Keputusan pengadilan, tambahnya, umumnya tidak mengubah jumlah denda yang sudah disepakati para pihak setelah memeriksa bukti-bukti secara teliti.
CBA memperkenalkan mesin deposit IDM pada 2012. Mesin ini disukai para kriminal karena selain tak harus berhubungan dengan orang, juga tak ada pembatasan jumlah uang yang bisa didepositokan. Pembatasan sebesar 20 ribu dollar Australia sehari baru diterapkan pada 2015.
Menurut Financial Review, jumlah uang yang didepositokan melalui IDM melonjak dari sekitar 800 ribu dollar Australia sebulan pada 2012 menjadi 1,7 miliar dollar Australia pada 2017 ketika sebanyak 800 IDM sudah terpasang.