Menjawab Pertanyaan di Internet Tanpa Robot dan Kecerdasan Buatan
”Anda harus mempunyai orang-orang ’nyata’ yang membagikan pengetahuan berharga mereka kepada Anda,” kata Adam D’Angelo, pendiri dan CEO Quora, dalam surat elektronik kepada Kompas, Minggu (3/5/2018).
Adam percaya, banyak pertanyaan manusia tidak mudah dapat dijawab oleh robot asisten virtual yang salah satunya digerakkan oleh teknologi kecerdasan buatan atau bahkan mesin pencari, seperti Google. Dia lantas mencontohkan pertanyaan, ”Bagaimana rasanya bisa pergi sekolah di Massachusettes Institute of Technology?” Contoh berikutnya adalah ”Bagaimana cara meningkatkan produktivitas saya sebagai insinyur perangkat lunak?”
Pada 2009, Adam mengembangkan Quora sebagai platform tanya-jawab yang tujuannya mengajak orang-orang saling berbagi pengetahuan serta pengalamannya. Dengan demikian, orang-orang itu akhirnya mampu memahami dunia dengan lebih baik.
Sejak tahun itu sampai sekarang, lebih dari 200 juta pengunjung unik per bulan di Quora. Selain bahasa Inggris, Quora hadir dalam bahasa Spanyol, Perancis, Jerman, Italia, Jepang, dan Indonesia.
Adam mengatakan, Quora bekerja dengan menggunakan kombinasi orang dan teknologi kecerdasan buatan untuk memberikan konten dan pengalaman berkualitas tertinggi. Pengguna Quora, terutama pemberi jawaban, harus kredibel. Ini bisa ditunjukkan dari latar belakang institusi dia bekerja, pendidikan tinggi, dan pengalaman berkarya. Semua pengguna harus patuh pada kebijakan ”Bersikaplah Sopan, Bersikaplah Penuh Hormat”.
Teknologi kecerdasan buatan yang dimiliki Quora memungkinkan terjadi personalisasi. Artinya, Quora akan menyalurkan konten secara otomatis sesuai dengan minat pengguna.
Salah satu alasan utama Quora diciptakan adalah menggunakan teknologi untuk mendapatkan pengetahuan berharga yang berada di kepala orang-orang nyata lalu didistribusikan melalui internet
Konten tidak akan lekang oleh waktu sehingga dipastikan selalu bermanfaat. Teknologi Quora bakal selalu menampilkan jawaban dari pertanyaan serupa yang sudah pernah dilontarkan oleh pengguna lain. Pengguna baru dapat menyempurnakan jawaban yang telah ada itu dengan pengetahuan terbaru mereka.
”Sebenarnya, salah satu alasan utama Quora diciptakan adalah menggunakan teknologi untuk mendapatkan pengetahuan berharga yang berada di kepala orang-orang nyata lalu didistribusikan melalui internet,” katanya.
Hadir dalam tujuh bahasa membuat Adam semakin memahami keunikan budaya tanya-jawab setiap negara. Untuk Indonesia, misalnya, dia menceritakan topik populer menyangkut pendidikan, psikologi, dan saran hidup.
”Indonesia Mengajar atau Tenaga Kerja Indonesia adalah topik sangat akrab bagi masyarakat Indonesia. Dengan demikian, pengguna Indonesia bisa berkontribusi lebih besar terhadap pengetahuan,” ujar Adam menjelaskan alasan Quora hadir versi beta berbahasa Indonesia akhir Mei 2018.
Komunitas
Engineering Manager Quora, Veni Johanna, yang ditemui terpisah, Rabu (30/5/2018), di Jakarta, mengemukakan, jauh sebelum versi bahasa Indonesia dirilis, warga Indonesia telah banyak menggunakan Quora. Hanya saja, sebagian besar berperan sebagai pembaca.
Untuk mengajak orang Indonesia berani berpartisipasi aktif, Quora bakal mendekati komunitas. Tentunya, pertama-tama adalah memperkenalkan Quora versi bahasa Indonesia dan cara kerjanya.
Hal yang menjadi sorotan Quora, yaitu ujaran kebencian dengan tema suku, agama, ras, dan antargolongan. Veni menjelaskan, komunitas yang didekati Quora akan berfungsi menyarankan konten-konten mana saja yang mengandung ujaran kebencian. Pada saat bersamaan, teknologi mesin pembelajaran Quora melakukan moderasi, mendeteksi, dan mampu menurunkan konten.
”Sangat sedikit pertanyaan dijawab oleh tim editorial kami,” ujarnya.
Mencetak penulis
Ivan Lanin, pengguna aktif Quora, adalah salah satu pecinta bahasa Indonesia. Kecintaannya ini dimulai sejak tahun 2006. Dia belajar seluk-beluk kaidah berbahasa Indonesia yang benar sampai akhirnya pada 2012, dia memutuskan mengelola laman pribadi.
Akun Twitter-nya bernama Tanja Bahasa juga laris dikunjungi oleh orang yang ingin mendalami bahasa Indonesia. Tak berhenti di situ, Ivan juga adalah pengguna aktif Wikipedia. Banyak orang menyebutnya sebagai wikipediawan karena dia rajin berkontribusi tulisan.
Menurut Ivan, dia baru bergabung sebagai pengguna Quora pada 2014. Saat itu, Quora belum hadir dalam versi bahasa Indonesia. Jadi, dia aktif sebagai pihak penjawab pertanyaan berbahasa Inggris. Topik berkaitan dengan bidang yang Ivan tekuni, yakni kaidah berbahasa Indonesia yang baik dan benar.
”Manusia sekarang suka bertanya kepada mesin pencari Google. Ini tak bisa dimungkiri. Namun, belakangan saya mencoba iseng mengetikkan pertanyaan tertentu, Google segera mengarahkan jawaban utama yang saya inginkan ke laman Quora,” ungkap Ivan.
Belajar dari pengalamannya sendiri, dia menganggap Quora sebagai ruang belajar menjadi penulis pertanyaan yang ulung dan efektif. Pada saat bersamaan, si penulis pemberi jawaban pun dilatih memberikan jawaban efektif nan kaya pengetahuan.
Praktisi teknologi informasi Budi Rahardjo juga tercatat sebagai pengguna aktif Quora. Dia menilai, keunggulan Quora terletak pada kebijakan kredibilitas pengguna.
”Siapa pun bisa menjadi penanya dan pemberi jawaban di Quora. Asal dia sudah berusia 13 tahun ke atas. Di Quora, pengguna dapat bertanya serius, intelek, sekaligus santai, seperti pertanyaan bagaimana rasanya tinggal di daerah paling dingin di dunia,” cerita Budi.
Secara global, Veni mengklaim sudah banyak petinggi institusi dan perusahaan multinasional bergabung sebagai pengguna Quora. Misalnya, Chief Operation Officer Facebook Sheryl Sandberg, Barack Obama, dan Hillary Clinton. Di Indonesia, selain Ivan dan Budi, Chief Operation Officer PT Djarum Victor Rachmat Hartono pun ikut menulis.
”Fungsi kredibilitas penulis adalah membantu menaikkan atau menurunkan traffic kunjungan ke akun Anda. Ini sebenarnya efek nilai jangka panjang. Jadi, tetaplah konsisten menulis dan ciptakan tulisan pertanyaan atau jawaban yang menarik,” tutur Veni.
Posisi
Sebelum robot teknologi kecerdasan buatan dan mesin pembelajaran berkembang pesat sekarang, lebih dari satu dekade lalu, manusia menggunakan Wikipedia, Yahoo Answer, dan aneka forum tanya-jawab di media sosial. Ketiganya jadi rujukan mencari sumber jawaban secara lebih cepat, dibanding cara konvensional, seperti membaca buku dan komunikasi tatap muka sesama manusia.
Bagaimana dengan Quora?
Ivan memandang, Wikipedia sejak semula didesain sebagai ’ensiklopedia’ dan beraliran sosialis. Artinya, semua kelas orang dapat berkontribusi terhadap artikel pengetahuan. Semua kelas pula bisa menggunakannya sebagai sumber jawaban. Tidak mengherankan apabila Wikipedia pernah terkena kasus pelanggaran hak kekayaan intelektual.
Budi beranggapan serupa. Ada kesan kaku ketika dia memakai Wikipedia. Kondisi sebaliknya terjadi di Yahoo Answer ataupun forum tanya-jawab di media sosial dan aplikasi pesan.
”Orang sekarang bertanya dan membutuhkan jawaban dari sumber yang tepercaya,” katanya.
Adapun Veni menegaskan bahwa pihaknya akan konsisten mengembangkan Quora melalui cara mengombinasikan orang dan teknologi. Ini sudah menjadi visi.