Fotografi Perjalanan Tak Sekadar Memotret Keindahan Alam
Oleh
DEONISIA ARLINTA
·3 menit baca
JAKARTA, KOMPAS — Fotografi perjalanan perlu dimaknai lebih dari sekadar menangkap gambar keindahan alam. Melalui pemahaman teknik yang baik, realitas sosial yang ditemukan di tengah perjalanan justru bisa menjadi lebih menarik untuk mewakili keindahan momen yang sedang terjadi.
“Traveling photography itu tidak hanya senang-senang ataupun memotret keindahan alam saja. Kita bisa memperkaya nilai dari sebuah foto dengan merekam suatu realitas yang sebenarnya lebih bermakna,” ujar Arbain Rambey, pewarta foto Kompas, saat mengisi kelas Traveling Photography yang diselenggarakan oleh Kompas Intitute di Jakarta, Sabtu (2/6/2018).
Kompas Intitute merupakan sebuah inovasi harian Kompas dalam rangka membagikan pengetahuan kepada masyarakat luas. Selain kelas fotografi, kelas lain yang juga digagas adalah kelas menulis, kelas survei dan penelitian, kelas periklanan dan kehumasan, serta kelas isu spesifik.
Pemimpin Redaksi Kompas Budiman Tanuredjo menyampaikan, kehadiran Kompas Institute diharapkan bisa menjadi wadah bagi Kompas untuk turut mencerdaskan masyarakat. ”Selama ini kerja sama sudah dilakukan dengan lembaga pendidikan, korporasi, dan berbagai organisasi. Melihat permintaan pelatihan semakin tinggi, akhirnya Kompas mewadahi permintaan itu dalam bentuk Kompas Institute,” katanya.
Dalam kelas fotografi kali ini, ada 63 peserta yang mendapatkan pelatihan. Selama sekitar delapan jam, peserta mendapatkan pelatihan, baik secara teori maupun praktik, terkait kaidah dalam fotografi perjalanan. Di sesi akhir, peserta juga diberikan kesempatan menampilkan hasil foto yang dipraktikkan untuk mendapatkan saran dan komentar dari pelatih.
Arbain menyampaikan, setidaknya ada empat hal yang penting dalam seni fotografi, yaitu teknis, momen, komposisi, dan sudut pandang (angle). Dari keempat hal itu, aspek teknis sebaiknya tidak terlalu dipikirkan oleh fotografer karena bisa memanfaatkan mode auto pada kamera, sedangkan tiga aspek lain yang perlu lebih dipahami untuk menghasilkan hasil foto perjalanan yang baik.
Natasya Putri (19), salah satu peserta pelatihan, berpendapat, melalui pelatihan ini ia bisa mendapatkan banyak pelajaran baru terkait fotografi perjalanan. Teori yang bisa langsung dipraktikkan menjadi nilai tambah yang ia dapatkan kali ini. ”Biasanya saya ikut pelatihan hanya dapat teori. Kali ini lebih menyenangkan karena ada praktiknya langsung,” ujarnya.
Selain Natasya, Yos Sudarso juga menyatakan hal serupa. ”Penyampaian materinya tidak membosankan. Banyak pengalaman Mas Arbain yang dibagikan kepada peserta. Harapannya akan ada pelatihan lagi yang serupa, misalnya pelatihan mengambil foto dengan drone,” kata Yos.
Manajer Kompas Institute Agnes Aristiarini menuturkan, setelah kelas fotografi perjalanan ini, dalam waktu dekat akan diselenggarakan kelas penulisan cerpen. Kelas ini diadakan selama dua hari, yaitu pada 27-28 Juni 2018. Adapun pengajar yang akan melatih, yaitu Agus Noor, Dewi Ria Utari, Putu Fajar Arcana, Linda Christiany, Frans Sartono, dan Martin Alieda. ”Pada hari terakhir, peserta akan sekaligus diajak dalam acara puncak Penghargaan Cerpen Pilihan Kompas 2018,” ujarnya.