Pengadilan HAM Eropa: Romania dan Lituania Terlibat Penahanan Rahasia CIA
Oleh
Retno Bintarti
·3 menit baca
VILNIUS, KAMIS — Pengadilan Hak Asasi Manusia Eropa (ECHR) menyatakan, Lituania dan Romania terlibat dalam program penahanan rahasia oleh CIA. Kedua negara tersebut dinyatakan melakukan pelanggaran konvensi yang melarang penyiksaan tahanan dan penahanan ilegal.
Putusan yang dibacakan pada Kamis (31/5/2018) tersebut menghukum masing-masing pemerintah sebesar 100.000 euro atau Rp 1,6 miliar. Atas putusan tersebut, Presiden Lituania Dalia Grybauskaite mengatakan akan mematuhinya.
”Kami mematuhi Konvensi HAM Eropa. Karena itu, kami harus memenuhi putusan pengadilan,” kata Grybauskaite yang juga menyatakan negaranya ”sudah ternoda” dengan kasus ini.
Namun, Perdana Menteri Saulius Skvernelis mengatakan kepada wartawan bahwa pemerintahnya sedang mempertimbangkan apakah akan banding atau tidak.
Adapun pejabat Romania di Bucharest belum berkomentar tentang putusan ini. Namun, Ioan Talpes, mantan penasihat presiden era Presiden Ion Iliescu (1989-1996, 2000-2004), membenarkan bahwa pemerintah saat itu memberi tempat kepada CIA.
”Apa yang terjadi kemudian dan saya terlibat, lokasi itu ditawarkan kepada CIA untuk operasi khusus serta rahasia,” ujar Talpes. Namun, dia mengaku tidak mengetahui apa yang kemudian terjadi.
Gugatan yang disidangkan di Pengadilan HAM Eropa merupakan kasus lama terkait dengan peristiwa penyerangan 11 September 2001 di New York, AS. Dua tahanan yang menjadi subyek kasus ini adalah Zayn al-Abidin Muhammad Husayn, pria asal Palestina tanpa kewarganegaraan (stateless), dan Abd al-Rahim Husseyn Muhammad al-Nashiri, pria Arab Saudi. Muhammad Husayn ditahan di penjara CIA di Lituania pada Februari 2005-Maret 2006, sedangkan Muhammad al-Nashiri ditahan di Romania pada September 2003-November 2005.
”Lituania juga mengizinkan dia (Muhammad Husayn) dipindahkan ke tahanan CIA lain di Afghanistan, menjadikannya mendapat perlakuan lebih buruk,” demikian menurut majelis dalam putusannya.
Hal serupa dilakukan Romania. Menurut pengadilan, Pemerintah Romania mengetahui bahwa terdakwa Nashiri akan menanggung risiko penyiksaan dan hukuman mati dengan mengizinkan CIA menahannya di fasilitas rahasia di negara itu. Nashiri dituduh mendalangi serangan teror laut, termasuk pengeboman kapal AS, Cole, di Yaman tahun 2000 yang mengakibatkan 17 orang tewas.
Program ”penitipan” tahanan yang dilakukan CIA berlangsung secara diam-diam, dilakukan selama sekitar satu dekade.
Kembali disorot
Masalah penyiksaan tahanan para tersangka penyerangan 11 September 2001 kembali mencuat bulan lalu saat Gina Haspel didengar keterangannya di depan parlemen saat akan menjadi direktur CIA. Haspel yang diusulkan Presiden Donald Trump harus menghadapi pertanyaan seputar penjara Guantanamo, yang dikenal sebagai tempat penahanan terdakwa penyerangan 11 September.
Presiden Barack Obama sebelum masa jabatannya selesai menyatakan secara bertahap akan menutup penjara ini. Belakangan, Presiden Donald Trump menyatakan tetap akan mempertahankannya. Guantanamo yang terletak di Kuba dikenal sebagai penjara yang kejam memperlakukan tahanannya.
Tahanan sengaja dibuat kurang tidur, dikurung dalam kotak sebesar peti mati, sampai menyemprot dubur dengan air agar mereka mau memberikan keterangan.
Haspel berjanji tidak akan melakukan program interogasi yang kejam, bahkan jika dia diperintahkan untuk itu oleh presiden. Dia menyatakan penyesalannya atas peran yang pernah dilakukannya dalam hal penyiksaan tahanan, termasuk dalam penjara rahasia CIA tahun 2002 atau beberapa bulan setelah serangan 11 September.
Sebagaimana diberitakan, selain mengirim tersangka tahanan Al Qaeda, CIA juga memperlakukan para tahanan dengan sangat keras. Tahanan sengaja dibuat kurang tidur, dikurung dalam kotak sebesar peti mati, sampai menyemprot dubur dengan air agar mereka mau memberikan keterangan.
Saat ini, Muhammad Husayn dan Nashiri, yang diyakini terkait jaringan Al Qaeda, masih ditahan di penjara Guantanamo. Gugatan atas nama kedua orang ini disampaikan oleh pengacara mereka.
Majelis hakim sampai saat memutuskan gugatan tersebut tidak mendapat akses untuk berbicara dengan keduanya. Majelis menyatakan, temuan yang mereka dapatkan dalam memeriksa perkara ini sebagian besar berasal dari laporan-laporan di AS.
Parlemen Lituania dalam penyelidikan tahun 2010 menyatakan, agen keamanan membantu CIA mendirikan fasilitas penahanan. Kendati demikian, tidak ada bukti bahwa fasilitas tersebut digunakan untuk menahan narapidana. Jaksa penuntut membuka kembali penyelidikan tersebut pada 2015 dan menjadikannya sebagai dakwaan. (AFP/REUTERS)