JAKARTA, KOMPAS - Tim nasional sepak bola Indonesia U-23 belum dapat menyelesaikan masalah tumpulnya lini depan. Kelemahan itu kembali terulang pada laga persahabatan saat Indonesia ditekuk Thailand dengan skor 1-2, Kamis (31/5/2018) di Stadion PTIK, Jakarta Selatan.
Dimainkannya Alberto Goncalves dan Lerby Eliandry sebagai penyerang senior tambahan belum dapat mengangkat produktivitas gol Indonesia. Kondisi itu sangat mengkhawatirkan karena timnas U-23 akan mewakili Indonesia dalam cabang sepak bola pada Asian Games 2018, dua setengah bulan lagi.
Indonesia dapat mengakhiri paceklik gol pada tiga laga sebelumnya, melalui tendangan Septian David Maulana pada menit ke-48. Namun, banyak peluang matang yang hilang karena tumpulnya lini depan sehingga Indonesia gagal mengalahkan Thailand.
Pada babak pertama, Indonesia memiliki tujuh peluang yang dapat diubah menjadi gol. Gelandang sayap kiri Febri Haryadi memiliki empat peluang yang cukup bagus, tetapi tendangannya selalu melebar ke samping atau ke atas gawang.
Pada menit ke-19, Febri sudah berhadapan dengan kiper Thailand, Kwanchai Suklom, tetapi bola yang ditendangnya masih gagal menemui sasaran. Akurasi yang buruk, ketidaktenangan, dan pemilihan momen serangan yang kurang tepat masih menjadi masalah bagi Febri.
Gelandang sayap kanan Osvaldo Haay juga memiliki dua peluang, tetapi akurasi tendangannya masih sama buruknya dengan Febri. Osvaldo cukup bagus dalam membangun serangan, tetapi lemah dalam penyelesaian akhir.
Sebagan besar peluang Indonesia dibuat dari skema serangan balik dan umpan silang dari kedua sayap.
Sementara itu, Goncalves yang diharapkan menjadi mesin gol justru sering kehilangan momen sebagai ujung tombak karena terlalu sering turun ke tengah untuk ikut mencari bola. Banyak serangan yang tersia-siakan karena Goncalves yang seharusnya menjadi target umpan justru terlambat hadir di depan gawang.
Sebagan besar peluang Indonesia dibuat dari skema serangan balik dan umpan silang dari kedua sayap. Indonesia juga mengandalkan umpan-umpan panjang dari belakang ke depan.
Tim "Garuda Muda" belum dapat membangun tusukan dari tengah menggunakan umpan-umpan terobosan ke kotak penalti. Serangan dari tengah terlalu monoton dan mudah dibaca lawan. Di sisi lain, ketiadaan pemain yang menjadi target umpan terobosan juga menjadi kendala utama.
Angin segar sempat didapatkan Indonesia pada babak kedua. Umpan silang Goncalves disambut tendangan Septian David di depan gawang dan menjadi gol.
“Kami gembira Septian dapat mencetak gol pada laga ini, tetapi lini depan tetap memerlukan perbaikan. Saya menghargai perjuangan dan kerja keras para pemain. Kami akan menggunakan tiga hari ini untuk kembali berlatih dan meningkatkan performa tim,” kata Milla.
Dimainkannya Lerby dan Riko Simanjuntak setelah menit ke-70 tidak dapat mendongkrak permainan Indonesia. Riko dan Lerby sempat membuat kerja sama umpan pendek di kotak penalti, tetapi tendangan Lerby masih di atas mistar gawang.
Pertahanan buruk
Selain lini depan yang tumpul, Indonesia memiliki tambahan masalah pada lini pertahanan. Dimainkannya Victor Igbonefo sebagai bek tengah justru menjadi masalah baru.
Selain belum terbiasa bekerja sama dengan para pemain belakang dan tengah lainnya, Igbonefo juga sering kalah dalam adu lari melawan para pemain muda Thailand. Beberapa kali tim "Gajah Perang" mendapat peluang saat Igbonefo kalah dalam sprint.
Para bek dan gelandang Indonesia juga tidak memainkan tekanan yang ketat bagi pemain Thailand di kotak penalti. Dampaknya, Thailand dapat membahayakan pertahanan Indonesia hanya dengan tiga pemain saja.
Gol pertama Thailand terjadi pada menit ke-53. Kegagalan Igbonefo menghalau bola di kotak penalti memudahkan Sansern Limwatthana melepas tendangan ke gawang. Bola membentur badan Igbonefo dan meluncur ke dalam gawang.
Gol kedua Thailand terjadi melalui serangan balik, saat para pemain Indonesia terlena karena maju membantu serangan. Pemain pengganti Tanasith Siripala menusuk dari sayap kanan dan dengan leluasa menaklukkan kiper Awan Setho karena bek kiri Ricky Fajrin terlambat mundur ke pertahanan.
“Indonesia adalah tim yang kuat. Namun, para pemain kami bekerja keras dan tidak mau menyerah saat tertinggal,” kata Worrawoot Srimaka, pelatih Thailand.
Indonesia akan kembali menghadapi Thailand di Stadion Pakansari, Bogor, pada Minggu (3/6). Laga itu menjadi kesempatan bagi Milla untuk menguki taktik baru dan para pemain lainnya.